20250328_080854

Oleh: Nur Illah Kiftiah Khaerani (Guru di Bandung)

Lensamedianews.com, Opini — Israel Kembali membatasi ibadah umat Islam di Masjid Al-Aqsa selama Ramadan 2025. Rezim Zionis bahkan sudah menyiapkan personel keamanan untuk menindak tegas para pelanggar. Tahun ini, Ramadan Palestina bertepatan dengan gencatan senjata yang rapuh di Gaza. Pemerintah Israel Kembali membuat aturan tegas soal akses ibadah di Masjidil Aqsa.

Mengutip The New Arab, tahun lalu hal serupa juga terjadi saat perang Gaza berkecamuk. Otoritas Israel memberlakukan pembatasan pada pengunjung yang datang ke Masjid Al-Aqsa, khususnya pada warga Palestina. Pembatasan ini memicu protes dan kecaman dari berbagai kalangan, termasuk dari otoritas Palestina dan organisasi Internasional yang menilai pembatasan tersebut melanggar hak asasi manusia dan kebebasan beribadah umat muslim. (SindoNews, 04-03-2025).

Pembatasan Ibadah di Al-Quds, mengekang Kebebasan Umat Islam

Sungguh sangat menyedihkan, muslim Palestina tidak leluasa beribadah di Masjid Al-Quds tempat Rasulullah saw. mikraj tersebut. Seharusnya seluruh umat Islam bergembira pada saat bulan Ramadan sebagaimana pada masa Rasulullah saw.. Namun hari ini kaum muslim di Palestina tidak bisa leluasa beribadah di Masjid Al-Aqsa karena pembatasan oleh tentara Zionis. Zionis menerapkan pembatasan jemaah salat di kompleks Masjid Al-Aqsa selama Ramadan dengan dalih keamanan. Meski begitu, warga Palestina tetap menunjukkan antusiasme untuk shalat dan ifthar di Al Quds.

Otoritas Israel hanya mengizinkan laki-laki Palestina berusia 55 tahun ke atas, anak-anak berusia 12 tahun ke bawah, dan perempuan berusia 50 tahun ke atas, serta sejumlah kecil Jemaah muslim dari Tepi Barat untuk masuk ke Al-Quds. hal ini merupakan upaya membatasi akses umat Islam ke tempat suci tersebut.

Penjajahan Masih Eksis di Al-Quds

Fakta menunjukkan bahwa umat Islam Palestina tidak bisa leluasa beribadah di Al-Quds, wilayah ini masih dalam penjajahan, karena keamanan kaum muslimin di sana berada di tangan Zionis. Penjajah leluasa menginjakkan sepatu kotornya di kompleks Masjid Al-Aqsa, tetapi umat Islam malah tidak boleh mendekati masjid tersebut. Ini menunjukan bahwa Al-Quds masih terjajah. Kondisi akan tetap seperti itu, selama Zionis Yahudi masih bercokol di Palestina. 

Di sisi lain berbagai resolusi telah dikeluarkan oleh PBB, Organisasi Konferensi Islam (OKI), serta negeri-negeri muslim dunia. Tidak ada satu pun upaya mereka yang serius untuk mengusir penjajah Zionis dari Al-Quds, didukung oleh penguasa negeri-negeri muslim yang terbelenggu oleh nasionalisme. Mereka merasa bahwa masalah Al-Quds bukan masalah umat Islam akan tetapi masalah Palestina sendiri. Yang terjadi adalah pengkhianatan-pengkhianatan penguasa muslim, sebagai contoh pengkhiatan negara-negara Arab yang mengamini skenario Trump untuk merekonstruksi Gaza. Ini sama saja dengan mendukung penjajahan Zionis yang masih tetap eksis.

Umat Islam Bergerak, Melawan Zionis

Umat Islam Palestina tidak boleh gentar menghadapi kejahatan Zionis yang dibekingi AS. Ramadan semestinya digunakan untuk menguatkan azzam dalam perjuangan melenyapkan penjajahan. Umat Islam tidak boleh lagi berharap pada solusi Barat dan narasi-narasi sesat soal perdamaian. Entitas zionis adalah muhariban fi’lan yang wajib dihadapi hanya dengan bahasa perang yang akan efektif dan solutif jika di bawah komando seorang khalifah.

Penegakkan kembali Khilafah adalah qadliyah mashiriyah yang wajib menjadi agenda utama umat Islam. Oleh karena itu butuh ada kesadaran kolektif di tengah umat yang dilakukan dengan dakwah pemikiran . Untuk itu dibutuhkan dakwah yang dipimpin oleh jamaah dakwah ideologis untuk membangun kesadaran umat akan wajibnya menegakkan Khilafah, dan berjuang bersama untuk mewujudkannya dan menyerukan jihad ke Palestina sesuai dengan metode dakwah Rasulullah saw.. Semua itu untuk mengembalikan kehidupan Islam.

Wallahu a’lam bishshawab. [LM/Ah]

 

Please follow and like us:

Tentang Penulis