Palestina Terus Berduka, Ainal Muslimun

Oleh: Nurjannah Sitanggang
LenSaMediaNews.Com, Opini–Serangan Israel terbaru pada 18 Ramadan telah menewaskan lebih dari 400 orang dalam satu hari. Ini menjadi hari paling berdarah sejak awal perang di Gaza pada 2023. Otoritas kesehatan Palestina melaporkan 404 korban jiwa akibat serangan tersebut. Namun angka yang diperbarui menyatakan korban tewas mencapai 413 orang. Sementara itu, lebih dari 600 orang lainnya mengalami luka-luka (CNBC,19-03-2025).
Penderitaan Tidak Henti
Sejak 7 Oktober 2023 kejahatan Zionis di Palestina tidak pernah berhenti. Beberapa gencatan senjata yang disepakati ternyata tidak memberikan jaminan rasa aman pada rakyat Palestina karena Zionis masih saja melakukan serangan membabi buta.
Berdasarkan data kementerian Kesehatan korban tewas akibat genosida Israel sejak Oktober 2023 menjadi 48.577 orang dan jumlah korban luka menjadi 112.041 orang (Tempo, 17-03-2025). Sungguh rakyat Palestina telah menunjukkan pada dunia kesabaran, ketabahan dan kekuatan iman sebab mereka tetap bertahan meski di tengah gempuran Zionis. Para pemimpin negeri Islam harusnya malu karena keengganan mereka untuk membantu Palestina padahal hakikatnya mereka punya kekuatan untuk menolong Palestina.
Umat Tidak Boleh Lupa
Dunia tidak pernah lupa bahwa penderitaan Palestina saat ini sebenarnya diawali dengan sejarah panjang yang kelam. Palestina terjajah bukan hanya dalam dua tahun ini . Tercatat dalam sejarah pada 2 November 1917, Menteri Luar Negeri Inggris menulis surat untuk Lionel Walter Rothschild yang merupakan tokoh komunitas Yahudi Inggris. Surat ini berisi 67 kata dan menjadi sebab penderitaan Palestina hingga sekarang.
Isi surat tersebut adalah tentang komitmen pemerintah Inggris yang ingin mendirikan sebuah “rumah nasional” bagi para kaum Yahudi yang tinggal di Palestina. Surat itu disebut Deklarasi Balfour.
Pada masa Khilafah Utsmaniyah, Inggris mengambil alih wilayah Palestina. Hal ini diperkuat dengan mandat Liga Bangsa-Bangsa (LBB) sehingga membuat ratusan ribu kaum Yahudi berbondong-bondong datang dari berbagai penjuru dunia dan tinggal di Palestina. Sejak saat itu Zionis menjajah dan tidak berhenti melakukan genosida. Ini menjadi bukti bahwa Zionis ditanam oleh Inggris sebagai negara adi daya saat itu di Palestina dan didukung oleh PBB.
Atas Restu AS
Serangan Ramadan Zionis di Gaza yang menewaskan sedikitnya 413 orang warga Palestina, terjadi atas restu Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Zionis beralasan serangan ini terjadi karena Hamas menolak membebaskan tawanan, sementara Hamas tidak membebaskan tawanan karena menginginkan gencatan senjata permanen. Lagi-lagi Zionis selalu ada alasan untuk membenarkan tindakannya padahal dunia tahu bahwa Zionis adalah penjahat yang sesungguhnya (Tempo,18-03-2025).
Adanya restu AS menunjukkan dunia dan umat Islam yang selama ini berharap pada AS dan PBB untuk menghentikan serangan Zionis adalah kesalahan besar. Harusnya setelah tampaknya fakta ini, dunia sadar bahwa solusi Palestina tidak bisa melaluu PBB. Apalagi baru-baru ini Presiden AS juga telah mengumumkan akan mengambil alih Palestina dan memindahkan rakyat Palestina.
Butuh Solusi Hakiki
Dalam bukunya yang berjudul “Mafahim Siyasi’?” Syeikh Taqiyuddin an-Nabhani menjelaskan bahwa masalah Timur Tengah termasuk masalah terbesar kedua di dunia setelah masalah Eropa. Timur Tengah menjadi persoalan besar dunia karena disana ada Islam, minyak, lokasi yang strategis, dan Institusi Yahudi. Adanya Yahudi di Palestina telah menjadikan adanya ketidakstabilan tidak hanya di Timur Tengah, akan tetapi bahkan mencakup seluruh dunia. Tidak ada satu negara besar yang mampu menyelesaikan masalah Yahudi. Masalah Yahudi hanya akan selesai dengan tegaknya Daulah Islam (Khilafah).
Apa yang kita saksikan hari ini membenarkan pernyataan tersebut sebab Zionis terus melakukan genosida dan dunia hanya mampu membalas dengan kutukan dan kecaman.
Ini menunjukkan bahwa solusi tuntas atas Palestina memang mengharuskan umat Islam bersatu dalam sebuah kepemimpinan Islam. Sebab adanya Khalifah hakikatnya akan menjadi perisai umat yang akan melindungi umat Islam dan setiap wilayahnya.
Dari Abu Hurairah ra. bahwa Nabi Muhammad Saw. bersabda,”Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu perisai yang (orang-orang) akan berperang mendukungnya dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)-nya.” (HR Muttafaqun ’Alayh dan lain-lain)
Hadis ini sebagai salah satu qarînah (indikasi) dalil wajibnya mengangkat khalifah, sekaligus menjelaskan urgensi kedudukan khalifah. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam kitab “Ajhizat Dawlat al-Khilâfah” bahwa di antara kandungan hadis di dalamnya terdapat penyifatan terhadap Khalifah bahwa ia adalah junnah (perisai), yakni wiqâyah (pelindung). Inilah solusi hakiki yang akan menyelesaikan problem Palestina dan menghentikan kejahatan Zionis. Wallahua’lam. [LM/ry].