Ambisi Jahat Trump, Gaza Memanggil Kaum Muslim

20250321_165559

Oleh : Anis Nuraini

 

LenSaMediaNews.Com, Opini–Washington tetap menolak, tentang rencana proposal Presiden AS Donald Trump untuk rekonstruksi Gaza pasca perang,  termasuk usulan Mesir  yang diajukan dalam pertemuan puncak di Kairo baru-baru ini dengan anggaran ambisius senilai $53 miliar untuk membangun kembali Gaza, dan mengambil alih Jalur Gaza, wilayah Palestina yang luluh lantak akibat agresi militer Israel sejak Oktober 2023 (Theguardian.com 06 -03-2025).

 

Bahkan pemerintah Indonesia sendiri melalui Kementerian Luar Negeri RI, dengan tegas menolak rencana tersebut dan menyerukan kepada komunitas internasional agar memastikan penghormatan terhadap hukum internasional voaindonesia.com,8-2-2025).

 

Fakta itu menunjukkan Palestina ini masih dalam penjajahan Zionis. Nampak jelas, pengkhianatan Zionis, yaitu masih menyerang Gaza, di tengah gencatan senjata, dan mengontrol kaum muslim Palestina, baik di tepi Barat maupun Gaza semuanya, karena Zionis menghalangi masuknya bantuan dalam berbagai bentuk.

 

Zionis paham untuk menguasai Palestina tidak dengan cara menyerang Gaza di tengah gencatan senjata, karena Hamas masih menyimpan potensi perlawanan sehingga merasa harus menggunakan cara politik dan militer untuk melakukan penekanan, agar Hamas dan penduduknya segera meninggalkan Gaza.

 

Maka presiden Trump dan Zionis berencana untuk merelokasi warga Gaza ke sejumlah negara tetangganya. Rencana tersebut bahkan membuat Hamas harus menyerahkan pemerintahannya, dengan sukarela kepada penjajah. Yang berarti menyetujui tanah Palestina di serahkan kepada zionis.

 

Seperti menurut Steve Witkoff, utusan khusus Trump untuk Timur Tengah, menegaskan bahwa Hamas harus meninggalkan Gaza agar perjanjian gencatan senjata efektif.

 

Di samping itu,  pengkhianatan pemimpin negara muslim terdekat makin nyata dan telah terbuka. Karenanya mereka sudah sangat percaya dengan tiap yang diucapkan  presiden AS ini.

 

Bahkan dalam tweetnya, ancaman terhadap Palestina dengan mengancam para mujahidin atau pejuang dengan kedudukannya sebagai presiden AS, agar entitas Yahudi  membatalkan gencatan senjata dengan Hamas dan akan membuat gaza seperti berada hidup didalam neraka, “Neraka” akan pecah di Palestina, kalau Hamas tidak segera membebaskan seluruh tawanan entitas Yahudi yang ditawannya, sebelum hari sabtu, 15 Februari 2025.

 

Maka untuk menyelesaikan permasalahan Palestina dibutuhkannya sebuah Daulah Islam, sebagai junnah atau perisai yang dapat melindungi darah dan harta mereka. Kaum muslim berada di sekililingnya, wajib membantu saudaranya untuk mengusir Zionis, dengan membantu para pejuang yang ada di sana dengan jihad fisabililah, untuk mengusir entitas Yahudi hingga tuntas. Allah SWT berfirman yang artinya,”Jika mereka meminta pertolongan kepada kalian dalam urusan agama ini maka kalian wajib menolong mereka.” (TQS al-Anfal (8) :72).

 

Untuk mewujudkan Daulah Islam butuh adanya partai politik Islam ideologis dengan landasan akidah yang akan memberi kesadaran politik serta  menyatukan pemikiran dan perasaan kaum muslim, seperti dicontohkan Rasulullah SAW, dengan ukhuwah Islamiyyah.

 

Partai ideologi Islam juga akan memahamkan umat dengan Islam kafah dengan mewujudkan solusi tuntas, yaitu dengan jihad dan tegaknya Khilafah mampu menyelesaikan penjajahan atas Palestina.

 

Partai ini akan mencerdaskan umat agar memiliki kacamata ideologis dalam melihat problem Palestina dan tidak mudah tertipu dengan narasi yang diciptakan Barat dan para anteknya yang menginginkan krisis Palestina dikembalikan pada PBB.

 

Solusi Palestina bukan dengan, gencatan senjata, relokasi warganya ataupun solusi dua negara, namun sudah harus  mengusir Yahudi dari tanah Gaza. Kalau kita menyerahkan solusi persoalan Palestina kepada Barat. Palestina tidak akan pernah merdeka sepenuhnya. Wallahualam bissawab. [LM/ry].

Please follow and like us:

Tentang Penulis