Kriminalitas Semakin Beringas

Oleh : Siti Aminah
LenSa MediaNews.Com, Opini–Miris rasanya ketika melihat berita kriminalitas semakin beringas. Bukan hanya tentang judol, miras, kenakalan remaja sudah diluar batas hingga bayi yang tak berdosa pun dibuang tanpa belas kasihan. Disaat banyak keluarga yang merindukan memiliki anak.
Viral mayat bayi berjenis kelamin laki-laki ditemukan di dalam parit (anak sungai) di Kecamatan Tangaran, Kabupaten Sambas, pada Jumat, 7 Februari 2025. Polisi berhasil mengungkap kasus tersebut dan mengamankan ibu bayi yang diketahui merupakan anak di bawah umur (Kumparan news.com, 9-2-2025).
Sementara itu juga ditemukan jasad bayi perempuan yang baru saja dilahirkan di aliran kali Caringin ( Beritasatu.com, 9-2-2025). Dan lagi ditemukan jasad bayi laki-laki yang mengapung di sungai Jagir, Surabaya ( Beritasatu.com 8-1-2025).
Kriminalitas yang marak bukan hanya dilakukan oleh temannya atau pun orang lain. Bukan hanya dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya, tetapi juga banyak dilakukan oleh anak terhadap orang tuanya. Marah kalah main judi, seorang pria tega cekik dan aniaya ibunya (Urban.com 9-2-2025).
Baik yang tua, muda, dan balita bahkan bayi dan janin yang belum berdosa saja sudah tidak ada lagi rasa aman. Keluarga terdekat yang seharusnya melindungi dan menjaga justru merusaknya. Dan parahnya hal tersebut semakin marak dan beringas dengan kadar kekerasan yang mengerikan, ditambah pelakunya dengan usia semakin muda. Astaghfirullah.
Mengapa banyak orang yang seperti kehilangan naluri kemanusiaannya? Mengapa banyak orang tua yang seperti kehilangan naluri keibuannya? Mengapa banyak anak yang tega menganiaya bahkan membunuh orang tuanya yang telah merawatnya dengan penuh kasih sayang?. Mengapa rasa belas kasihan kepada orang lain bahkan keluarganya seolah hilang?
Binatang yang tidak memiliki akal saja selalu siaga merawat dan melindungi anaknya dari predator. Mengapa manusia yang diberikan akal oleh Allah justru menjadi berbuat lebih kejam dari hewan?. Bukankah manusia ditinggikan derajatnya daripada binatang karena manusia berakal? Tapi kemana akal sehat itu?. Apakah sistem sekuler kapitalisme ini biang keroknya?
Tindak kriminalitas semakin beringas ini hingga menimbulkan berbagai masalah yang beruntun merupakan buah dari Sistem Sekular Kapitalisme yang diadopsi negeri ini. Sistem Sekular Kapitalisme telah nyata gagal dalam menjamin keamanan dan keselamatan bagi masyarakat. Sekaligus sistem hari ini rusak dan merusak, telah merusak akal sehat manusia, fitrah manusia, budaya masyarakat yang dulunya beradab pun juga jadi sasarannya.
Dampak penerapan dari Sistem Sekular yang rusak ini tampak pada seluruh aspek kehidupan masyarakat, seperti pendidikan, sosial pergaulan, ekonomi, media dan lain-lain Pendidikan ala sekuler hanya berfokus pada pencapaian intelektual tapi nir adab.
Pergaulan laki-laki dan perempuan bahkan sesama jenis juga kebablasan, tak dihiraukan justru diberi ruang dan fasilitas. Dalam bidang ekonomi pun masyarakat ibarat sudah jatuh tertimpa tangga pula, kehidupannya sudah susah ditambah lagi kesusahannya. Keluarga juga akhirnya yang jadi korban cekcok masalah ekonomi.
Selain itu media sosial dengan konten – konten yg tidak mendidik bahkan pornografi sangat marak dan kurang ditindak tegas. Lemahnya sistem sanksi yang tidak menjerakan membuat kriminalitas dan kejahatan menjadi-jadi. Bagaimana bisa jera jika hamil diluar nikah justru banyak dirayakan dengan resepsi mewah?
Sistem sekuler ini juga menjadikan manusia tidak memanusiakan manusia, sehingga merasa ringan ketika sudah melukai/pun membunuh orang lain. Inilah hasil didikan ala Sistem Kapitalisme.
Bagaimana dengan Islam?
Hal tersebut tentu berbeda dengan Sistem Islam yang pernah terbukti selama 13 abad berkuasa. Islam menutup pintu kriminalitas dengan menjamin keamanan rakyat dan dengan penerapan sistem sanksi yang diterapkan dengan adil serta bersifat jawabir (penebus dosa)dan jawazir ( pencegah).
Pendidikan Islam melalui negara akan melahirkan generasi yang memahami hakikat pencipta serta memiliki kepribadian Islam. Terbentuk ketakwaan individu, sehingga akan menjaga dirinya dari perbuatan kriminal dan kejahatan.
Selain itu dengan Sistem Islam juga akan muncul kontrol masyarakat berupa perilaku amar makruf nahi mungkar. Adanya kepedulian dan saling menasehati. Yang dinasehati tidak merasa direndahkan justru ia merasa senang karena ada yang peduli dengannya, dan yang menasehati juga tidak merasa sombong. Perilaku seperti itu hanya akan tumbuh subur didalam sistem Islam. Dengan demikian maka kriminalitas dan kejahatan akan tercegah dan berkurang.
Inilah Islam, akan menjadikan penguasa sebuah negara sebagai ra’in, yang akan hadir dan memberikan perhatiannya kepada rakyatnya. Tidakkah kita merindukan nya? Wallahua’lam bishshawab. [LM/ry].