Ramadan di Gaza, Bantuan Diblokir, ke Masjid Dihalangi


Oleh. Yana Sofia
Pemerhati Publik

 

 

Lensamedianews.com__ Siapa yang tidak rindu datangnya Bulan Ramadan? Yups, semua pasti rindu. Ramadan adalah bulan penuh berkah, pahala berlipat-lipat, maghfirah Allah mengalir bagi pribadi-pribadi yang tobat. Malangnya, tak demikian yang dirasakan penduduk Gaza. Mereka melewati Ramadan masih dalam keadaan sangat memprihatikan, kekurangan makanan, dan pakaian di musim dingin. Tak hanya itu, bantuan yang tadinya dikirim melewati Tepi Barat pun dihalangi masuk, dan rakyat yang beribadah di Al-Quds dibatasi.

 

Pelarangan memasuki Al-Quds disebut-sebut merupakan tindakan Israel yang katanya sedang melakukan karantina wilayah. Tentunya dengan alasan demi menjaga keamanan Al-Quds. Hal ini disampaikan langsung oleh khatib Masjid Al-Aqsa, Syeik Ekrima Sabri pada Jumat 28-2-2025.

 

Ya, begitulah cerita klasik yang saban tahun terjadi. Setiap Ramadan, Zionis selalu menciptakan stigma buruk yang dilemparkan kepada umat Islam yang hendak beribadah di dalam masjid. Padahal, dari setiap bentrokan yang terjadi di Bulan Ramadan,  merekalah biang kerok dari setiap kerusuhan. Seperti yang terjadi pada Ramadan tahun lalu, polisi Israel dengan keji memukul warga Palestina yang hendak melakukan salat Tarawih di Al-Aqsa. Kejadian ini didokumentasikan oleh media Anadolu Agency dan The Times of Israel, Selasa (12-3-2024).

 

Tidak cukup dengan melarang warga Gaza memasuki masjid suci, Entitas Yahudi juga secara terang-terangan mengontrol penduduk Gaza dan menghalangi bantuan dalam berbagai bentuk masuk melalui Tepi Barat. Ini jelas merupakan kejahatan kemanusiaan yang tidak bisa didiamkan, Zionis sudah jelas-jelas melanggar kesepakatan gencatan senjata.

 

Sejatinya, setiap gerak-gerik Zionis tentunya tidak lepas dari pantauan dunia dong, ya. Namun, anehnya dunia masih melihat berbagai kekejian Israel seolah bak “anak nakal” dan masih bisa dimaklumi setiap pongahnya. Hal ini karena Israel dilindungi oleh negara adidaya AS. Sehingga setiap langkah yang diambilnya seolah bisa dibenarkan.

 

Umat Islam seharusnya mampu melihat  hubungan mesra Israel dengan tuannya adalah hubungan sesama penjahat. Kemudian, memahami dengan benar bahwa rakyat Gaza pun bisa bangkit jika dunia Islam memberi dukungan secara penuh untuk rakyat Palestina

 

Tentunya, dukungan yang kita bicarakan bukan hanya sekadar bantuan kemanusiaan belaka, namun juga disertai dengan dukungan berupa militer, mengirim tentara dengan persenjataan lengkap untuk mengusir penjajah dari bumi para syuhada.

 

Karena itulah, saat ini kita sangat membutuhkan kehadiran Khilafah Islamiah untuk menyolusi masalah Palestina. Karena dalam Islam, entitas Zionis tergolong muhariban fi’lan yang wajib diperangi dengan mengerahkan segenap kekuatan militer, dan itu wajib dilakukan oleh pemimpin umat Islam yang kita kenal dengan sebutan Khalifah.

 

Memang saat ini umat Islam ada banyak dan ada di mana-mana. Namun kita tercerai berai, dan terpisah oleh paham nasionalisme dan sekat bangsa. Khilafah Islam hadir sebagai pemersatu umat di dunia, karena Khilafah Islam adalah negara satu-satunya yang menjadikan akidah Islam dan ukhuwah islamiah sebagai ikatan dalam bernegara. Dengan adanya ikatan ini, umat akan dipersatuan dalam panji dan militer yang sama, yang dengan panji tersebut aktivitas jihad membebaskan Palestina menjadi niscaya.

 

Imam Bukhari dan Muslim telah meriwayatkan hadis dari jalur Abu Hurairah ra. bahwa Nabi saw. bersabda,

إِنَّمَا الإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ فَإِنْ أَمَرَ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَعَدْلٌ كَانَ لَهُ بِذَلِكَ أَجْرٌ ، وَإِنْ يَأْمُرُ بِغَيْرِهِ كَانَ عَلَيْهِ مِنْهُ [رواه البخاري ومسلم]

Sesungguhnya seorang imam itu (laksana) perisai. Ia akan dijadikan perisai saat orang akan berperang di belakangnya dan digunakan sebagai tameng. Jika ia memerintahkan takwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan adil, maka dengannya, ia akan mendapatkan pahala. Namun, jika ia memerintahkan yang lain, maka ia juga akan mendapatkan dosa/azab karenanya.” (HR Bukhari dan Muslim).
Wallahu alam bishshawab

Please follow and like us:

Tentang Penulis