Menolak Kebijakan? Bangun Kesadaran Politik Dahulu

20241224_222023

Oleh: Rut Sri Wahyuningsih

Institut Literasi dan Peradaban

 

LenSa Media News.com, Sungguh butuh diapresiasi, masalah kenaikan PPN dari 11 persen menjadi 12 persen ditolak oleh banyak pihak, termasuk mahasiswa. Manifestasi generasi intelektual yang siap membela rakyat dengan keilmuan dan potensi lainnya.

 

Mahasiswa harus peka dengan penderitaan rakyat, kelak merekalah yang membangun rakyat dan negara. Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Airlangga atau BEM Unair , melalui Presiden BEMnya, Aulia Thaariq Akbar menolak wacana kenaikan PPN dengan alasan setelah melakukan kajian komprehensif dan mendalam mengenai dampak kenaikan PPN terhadap masyarakat (beritajatim.com, 21-12-2024).

 

Menurut Aulia, kenaikan PPN ini dirumuskan tanpa melibatkan partisipasi masyarakat secara aktif. Terlebih masyarakat belum berada dalam kondisi ekonomi yang baik, bahkan banyak masyarakat yang turun kelas dari semula kelas menengah menjadi kelas bawah.

 

Aulia juga mengkritisi cara penyampaian pemerintah dalam mensosialisasikan kenaikan PPN 12% cenderung penuh kebohongan, karena pada awalnya pemerintah menyampaikan  kenaikan PPN hanya berdampak pada barang mewah saja. Namun demikian, setelah keluar daftar resmi barang yang terkena dampak kenaikan PPN, kebutuhan pokok juga akan terdampak.

 

Tak hanya mahasiswa yang turun ke jalan menyuarakan penolakan , K-popers pun ada . Namun masih ada yang kurang, sebab persoalan tak berhenti hanya jika turun ke jalan (metropolitan.kompas.com, 19-12-2024).

 

Tak Cukup Menolak Tapi Butuh Kesadaran Politik Islam

 

Kepedulian Gen Z terhadap kebijakan yang menyengsarakan rakyat sudah seharusnya ada, dan ini patut diapresiasi. Karena Gen Z adalah salah satu kekuatan umat dalam mewujudkan perubahan. Potensi luarbiasa ini kerap kali dimutasi, dikerdilkan bahkan dibelokkan ke arah yang semakin membuat jauh dari umat oleh pemerintah sendiri.

 

Semisal disibukkan dengan program moderasi beragama, perubahan iklim, dan berbagai duta yang samasekali tak ada korelasinya dengan potensinya sebagai Agen of change. Namun sayangnya, semakin ke sini, kepekaan gen Z terhadap politik yang sahih semakin jauh. Mereka menolak kebijakan hanya sekadar menolak, euforia semata tanpa dibangun dengan kesadaran berpolitik yang baku, yaitu Islam.

 

Padahal, dengan sebelumnya membangun kesadaran yang sahih ini akan terbuka dan paham atas akar kerusakan hari ini, yaitu sistem yang diterapkan. Bukan hanya pungutan pajak saja yang harus ditolak, namun juga sistem kehidupan yang menjadi asas lahirnya kebijakan pajak atas rakyat yaitu sistem kapitalisme inilah yang wajib diganti.

 

Sebab dalam sistem kapitalisme mustahil negara tidak memungut pajak. Peran swasta sangat dominan dengan alasan menumbuhkan kemandirian rakyat dan negara. Ekonomi pun bisa ditata lebih profesional jika pihak luar yang mengelola, jelas ini pemikiran sesat. Kita telah sukses masuk dalam jebakan kapitalisme seolah kafir unggul sementara Islam tumpul.

 

Oleh karena itu pendidikan politik pada Gen Z tidak boleh diabaikan,juga tidak boleh hanya dibatasi di bilik pencoblosan saat pemilu. Karena makna politik dalam Islam sangatlah berbanding terbalik dengan sistem kapitalisme. Islam melihat potensi Gen Z sebagai agen perubahan hakiki sangat besar.

 

Pemuda Berjaya Hanya dengan Islam

 

Mungkin dunia sudah mengenal Usamah bin Zaid yang menjadi panglima perang di usia 18 tahun, Al Fatih, penakluk Konstantinopel di usia 21 tahun, Thariq bin Ziyad penakluk Andalusia dan masih banyak lagi deretan pemuda muslim yang begitu menggentarkan musuh, usia muda mereka menjadi modal utama membela Islam dan meninggikan kalimat Allah. Semua karena Islam memiliki sistem pendidikan yang mumpuni, berbasis akidah Islam untuk membekali Gen Z dengan berbagai ilmu agar produktif dan menghasilkan karya untuk umat.

 

Islam juga akan memberikan pendidikan politik Islam sebagai bekal Gen Z dalam memberikan kontribusi pada perubahan hakiki untuk penerapan Islam kafah dan tegaknya Khilafah. Institusi kepemimpinan umum bagi kaum muslim dalam menerapkan syariat.

 

Untuk itu, Gen Z harus bergabung pada partai politik islam ideologis untuk mendapatkan Pendidikan politik Islam agar gerak perjuangannya terarah dan berada pada jalan yang menghantarkan pada perubahan yang hakiki yaitu kehidupan yang diatur dengan Islam kafah. Wallahualam bissawab. [ LM/ry].

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Please follow and like us:

Tentang Penulis