Generasi Sadis, Butuh Sistem Pendidikan Islam 

20241223_175643

Oleh : Nina Marlina, A.Md

Aktivis Muslimah

 

LenSa Media News.com, Masyarakat dihebohkan dengan seorang anak yang tega menganiaya ayah,  ibu dan neneknya. Ia nekad menusuk ketiga korban. Naasnya sang ayah dan nenek tewas, sementara sang ibu mengalami luka parah. Tentu peristiwa tersebut amat mengejutkan sekaligus menyedihkan.

 

Diketahui pelaku adalah seorang remaja berusia 14 tahun berinisial MAS. Peristiwa tragis ini terjadi di rumah mereka,  tepatnya di Jalan Lebak Bulus I, Cilandak, Jakarta Selatan, pada Sabtu (30-11-2024) dini hari. Pelaku berinisial MAS tersebut langsung diamankan petugas keamanan perumahan saat berusaha melarikan diri, sementara sang ibu yang mengalami luka tusuk dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis (Beritasatu.com, 30-11-2024).

 

Sebagaimana pengakuan pelaku kepada polisi, ia melakukan aksinya karena mendengar bisikan sebelum melakukan aksinya. Ia beralasan merasa gelisah karena orang tuanya terlalu banyak beban. Akan tetapi hingga saat ini, kepolisian masih mendalami motif pelaku dalam melancarkan aksinya tersebut. Selain itu, polisi juga tengah memeriksa AP, ibu dari MAS yang merupakan saksi kunci dalam kasus ini (CNN Indonesia.com, 09-12-2024).

 

Mengapa Bisa Terjadi?

 

Tak habis pikir seorang anak tega berbuat sadis bahkan kepada orang terdekat. Sekarang ini tindak kejahatan tidak lagi pandang usia, pelakunya bisa dari berbagai kalangan, tak terkecuali remaja. Ada yang menganiaya teman, guru hingga membunuh orang tuanya. Fenomena ini merupakan persoalan yang sistemis. Artinya, Indonesia benar-benar menghadapi krisis keamanan jiwa.

 

Ada banyak faktor yang bisa menjadi penyebab. Faktor utamanya adalah sistem kehidupan rusak saat ini yang telah membuat fitrah manusia menjadi rusak pula. Sistem kehidupan yang sekuler dan liberal telah mengubah karakter masyarakat menjadi masyarakat yang terbiasa dengan kekerasan. Pasalnya konten-konten kekerasan bertebaran di media sosial, internet dan game.

 

Kondisi ini makin parah karena negara tidak menjalankan fungsi dan kewajibannya termasuk dalam menyelenggarakan sistem pendidikan yang memiliki visi membina kepribadian dan menjaga kesehatan mental generasi.

 

Pendidikan sekuler telah membentuk kepribadian sekuler yang jauh dari kepribadian Islam. Pemikiran dan perilaku peserta didik banyak yang tidak mencerminkan diri mereka sebagai seorang muslim. Sistem pendidikan sekuler juga telah melahirkan generasi yang berorientasi pada nilai materi semata, hedonis dan individualis.

 

Selain itu, lemahnya pendidikan anak dalam keluarga dan lingkungan masyarakat juga menjadi faktor penyebab lainnya. Banyak para orang tua yang lalai dalam mendidik anak-anaknya dengan benteng keimanan.

 

Kesibukan orang tua dalam bekerja membuat anak tidak terkontrol kebiasaan dan tingkah lakunya. Terlebih lingkungan masyarakat berperan besar dalam mewarnai perilaku mereka. Alhasil banyak perilaku buruk anak-anak dipengaruhi dari lingkungan tempat mereka tinggal.

 

Pendidikan Islam Melahirkan Generasi Cemerlang

 

Islam menjadikan pemimpin sebagai raa’in, yang bertanggung jawab atas rakyatnya termasuk membangun generasi. Kepemimpinan Islam memiliki tanggung jawab untuk melahirkan generasi cemerlang yang berkualitas. Upaya tersebut dilakukan melalui penerapan berbagai sistem kehidupan sesuai dengan Islam. Dengan ini, negara tidak akan abai dalam mewujudkan generasi berkualitas karena merupakan tugas dan kewajibannya.

 

Kepemimpinan Islam mengharuskan negara membangun sistem pendidikan yang berasaskan akidah Islam. Setiap muslim wajib berpegang teguh terhadap aturan Islam termasuk dalam menyusun sistem pendidikan. Akidah menjadi tolok ukur pemikiran dan perbuatan. Adapun tujuan pendidikan Islam adalah menghasilkan generasi yang beriman dan bertakwa, menguasai iptek, berjiwa pemimpin.

 

Sejarah panjang penerapan Islam telah membuktikan lahirnya banyak sosok ilmuwan yang juga menguasai ilmu agama dan optimal berkiprah dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

 

Ada Alkhwarizmi ilmuwan muslim bidang matematika sehingga digelari Bapak Aljabar dan Algoritma. Ada Ibnu Sina ahli kedokeran sehingga karyanya menjadi salah satu teks kedokteran paling berpengaruh di dunia Islam dan Eropa yaitu Canon of Medicine. Mereka adalah contoh dari banyak orang-orang hebat dan salih karena penerapan sistem pendidikan Islam.

 

Maka, pendidikan Islam jelas amat berbeda dengan pendidikan sekuler yang telah melahirkan generasi sakit termasuk sadis. Sebaliknya, pendidikan Islam telah melahirkan generasi berkualitas yang bermanfaat untuk umat dan kemajuan Islam. Saatnya Islam hadir kembali memimpin umat agar tercipta keamanan, ketentraman dan kesejahteraan. Wallahu a’lam bishshawab. [ LM/ry ].

Please follow and like us:

Tentang Penulis