Standar Good Looking Hidup Kapitalis Sekuler

Oleh : Zhiya Kelana, S.Kom

(Aktivis Muslimah Aceh)

 

Lensa Media News – Dunia skincare sedang tidak baik-baik saja. Baru-baru ini Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Makassar menguak modus skincare bermerkuri bisa diedarkan luas ke publik. Hal tersebut dikuak Kepala BPOM Makassar, Hariani melansir dari Tribuntimur, Minggu (10/11/2024). Hariani mengatakan produk kosmetik diuji oleh laboratorium BPOM tersebut merupakan skincare yang diamankan oleh Ditreskrimsus Polda Sulsel. (Tribunnews.com, 11-11-2024)

Siapa yang tidak kenal dengan skincare, yang saat ini menjadi sesuatu yang harus dimiliki oleh setiap wanita bahkan sudah merambah kepada para pria. Untuk bisa mengubah dirinya menjadi good looking istilahnya mereka. Skincare ini berawal dari drakor yang para aktor dan aktrisnya bening dengan rutin menggunakan skincare, dan hal ini merambah ke negara lainnya thailand, china, jepang dll bahkan Indonesia.

Masalahnya adalah dunia skincare ini sama tidak amannya dengan produk lain dari kapitalis. Yang dimana lebih banyak mengambil manfaatnya dengan merugikan orang banyak. Berharap keuntungan yang banyak dengan modal yang sedikit, bahkan tega untuk memasukan sesuatu yang berbahaya. Memang tidak perlu kita herankan lagi dunia kapitalis selalu berusaha mendapatkan cuan, dengan memakai banyak trik kotor dalam menarik konsumen.

Ada apa dengan manusia saat ini, tak hanya mengubah wajah dengan kosmetik, tapi juga berani untuk melakukan oplas (operasi plastik) mengikuti perkembangan dan pengaruh dari budaya Korea Selatan. Yang awalnya operasi ini dilakukan oleh mereka yang menjadi korban perang, namun seiring berjalannya waktu hal ini menjadi bergeser bahkan trend yang harus diikuti oleh kebanyakan orang yang tidak percaya diri dengan wajahnya seperti para artis Korea hingga merambah ke seluruh dunia.

Begitulah kapitalis melegalkan segala cara untuk mengambil banyak keuntungan dengan kepuasan konsumen yang hanya bersifat sementara. Dan jika ada efek samping maka itu adalah sebuah resiko yang harus dijalani manusianya karena sudah menandatangani sebuah kontrak.

Belum lagi sosial media juga berperan aktif membuat filter yang bisa membuat orang cantik. Dan para influecer yang juga mengumpulkan para wanita dan laki-laki yang sudah glow up memakai skincare dan make up. Tak kalah pujian dan siulan mereka berdecak kagum melihat perubahan, yang semakin menunjukkan betapa rendahnya wanita saat ini. Meski tetap ada yang menutup aurat, namun lebih bisa dikatakan membungkus karena menonjolkan keseksiannya dan foto yang mengundang gairah lelaki.

Sungguh hal ini sangat jauh dari Islam, yang mengangkat wanita menjadi paling mulia setelah Islam datang. Dimana Allah telah menciptakan manusia dengan sebaik-baik penciptaanya. Karena itu segala penciptaan dari Allah tidak boleh manusia mengubahkan kecuali memang hal itu dibutuhkan karena kecelakaan seperti disiram air keras, maka dibutuhkan operasi.

“… janganlah berhias (dan bertingkah laku) seperti orang-orang jahiliah dahulu” (Al-Ahzab : 33)

janganlah menampakkan perhiasannya (bagian tubuhnya), kecuali yang (biasa) terlihat.” (An-Nur : 31)

Islam tidak melarang wanita untuk cantik, namun Islam melarang wanita untuk mempercantik diri untuk yang bukan suaminya. Karena itu bagian dari penjagaan untuk wanita agar dia tidak dinodai dan dilecehkan. Dan bukan berarti wanita juga tidak boleh keluar rumah, asal dia bisa memenuhi syarat untuk menutup auratnya secara sempurna. Jika kemudian di cantik untuk dipuji oleh orang lain, itu adalah penghinaan. Wallahu’alam

 

[LM/nr]

Please follow and like us:

Tentang Penulis