Badai Pornografi Menghantam Generasi
Oleh: Amri
Mahasiswi & Aktivis Remaja
LenSa Media News–Generasi muda kita sedang menghadapi badai sempurna. Di balik layar ponsel yang selalu menyala, tersembunyi masalah yang jauh lebih dalam dari sekadar kecanduan gadget. Pornografi, yang dulu dianggap tabu, kini menjadi konsumsi sehari-hari bagi banyak anak muda. Lebih parahnya lagi, tindakan kriminal yang dulu dianggap tabu, kini justru dipamerkan bak prestasi.
Generasi Muda Diambang Kritis
Dilansir dari cnnindonesia.com, 5 September 2024, remaja di Sukarami, Palembang, Sumatera Selatan, memperkosa dan membunuh seorang siswi SMP berinisial AA (13). Kapolrestabes Palembang Kombes Haryo Sugihhartono menyebut jasad korban ditinggalkan keempat pelaku di sebuah kuburan Cina, pada Minggu (1/9) sekitar pukul 13.00 WIB.
Berdasarkan pemeriksaan, keempat remaja itu mengaku melakukan pemerkosaan untuk menyalurkan hasrat usai menonton video porno. Untuk menyamarkan perbuatannya pelaku datang ke TKP dan berbaur dengan warga sekitar, bahkan pelaku utama mengikuti pengajian tahlilan di rumah korban.
Moral generasi emas kita sedang terkikis. Layaknya bunga yang layu sebelum waktunya, generasi muda kini terjerat dalam pusaran pornografi dan tindakan kriminal. Penelitian telah membuktikan, kecanduan pornografi bisa memicu depresi, kecemasan, bahkan mendorong seseorang untuk melakukan tindakan kriminal.
Pornografi bukanlah sekadar gambar atau video. Ini adalah racun yang perlahan-lahan merusak jiwa. Ia menghancurkan hubungan, mencabik-cabik kepercayaan, dan menjauhkan kita dari nilai-nilai kemanusiaan. Saatnya kita sadar, bahwa pornografi adalah ancaman nyata bagi masa depan bangsa.
Masa kecil yang seharusnya menjadi taman bermain, kini berubah menjadi medan perang. Anak-anak kita menjadi korban dari perang informasi yang tak berujung. Mereka dibombardir dengan konten-konten negatif yang merusak moral dan merusak masa depan mereka.
Data menunjukkan bahwa konsumsi pornografi di kalangan remaja semakin meningkat drastis. Fenomena ini bukan lagi sekadar isu marginal, melainkan sudah menjadi masalah sosial yang serius. Dampaknya tidak hanya pada individu, tetapi juga pada keluarga, masyarakat, dan bangsa.
Liberalisasi Bencana Bagi Generasi
Liberalisasi media yang tak terkendali telah melahirkan ekosistem digital yang toxic. Ketiadaan regulasi yang tegas dan efektif telah menciptakan ruang hampa yang dengan cepat diisi oleh konten-konten negatif. Pornografi, sebagai salah satu bentuk kejahatan digital yang paling mengkhawatirkan, semakin merajalela.
Sistem pendidikan kita, alih-alih menjadi benteng pertahanan, justru bagai benteng pasir yang mudah runtuh. Pendidikan karakter yang hampa membuat generasi muda tumbuh tanpa kompas, mudah tersesat dalam labirin godaan dunia maya. Gagalnya pendidikan sekuler telah melahirkan generasi yang tak mengenal rasa takut akan Tuhan, bebas berenang di lautan dosa.
Keluarga, sebagai benteng pertama, kini retak dan rapuh. Kesibukan orang tua telah menciptakan jurang pemisah yang dalam antara orang tua dan anak. Anak-anak, merasa kesepian dan terabaikan, mencari pelarian dalam dunia maya yang gelap, tempat mereka dengan mudah terjerumus dalam pusaran pengaruh buruk.
Islam Melindungi Generasi
Islam, sebagai agama yang sempurna, telah memberikan panduan yang jelas bagi umat manusia, termasuk dalam hal penyelenggaraan negara. Salah satu kewajiban negara dalam Islam adalah menjaga generasi mudanya dari kerusakan.
Untuk mencapai tujuan mulia ini, Islam mewajibkan penerapan secara kaffah dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari pendidikan hingga sistem. Pendidikan Islam, yang berbasis akidah, menjadi fondasi utama dalam membentuk karakter generasi yang beriman dan bertakwa.
Negara memiliki peran yang sangat strategis dalam mewujudkan masyarakat yang Islami. Sebagai pemimpin dan pelayan umat, negara berkewajiban menciptakan lingkungan yang kondusif. Sistem sanksi yang tegas dan adil juga harus diterapkan untuk memberikan efek jera bagi mereka yang melanggar hukum Allah.
Dengan demikian, negara tidak hanya menjadi pelindung bagi rakyatnya, tetapi juga menjadi contoh dan teladan dalam menjalankan ajaran Islam. Dalam konteks ini, negara sesungguhnya menjalankan amanah Allah SWT untuk menegakkan keadilan dan melindungi seluruh ciptaan-Nya.Wallahua’lam bissawab. [LM/ry].