Angka Childfree Makin Tinggi, Solusinya Islam
Oleh: Perwita Lesmana
LenSaMediaNews.com__Fenomena childfree atau pilihan untuk tidak memiliki anak makin diminati oleh perempuan Indonesia. Hal ini terlihat dari hasil survey BPS yang meyatakan 71.000 perempuan berusia 14-54 tahun memilih untuk tidak punya anak (Tribunnews.com, 15-11-2024). BPS mencatatat fenomena ini disebabkan karena perempuan memilih fokus pada karier atau pendidikan, tingginya biaya hidup dan ketidakpastian masa depan.
Selain itu Tim PKM Universitas Brawijaya dalam hasil penelitiannya juga mengungkapkan perempuan mendominasi sebagai pemilih childfree dengan persentase yang cukup signifikan (62,5%). Alasan paling umum yang diungkapkan responden adalah beban tanggung jawab yang besar, masalah ekonomi, dan masalah keluarga (Muslimahnews.net, 5-11-2023).
Anggota Komisi IX DPR RI, Kurniasih Mufidayati menyampaikan bahwa Indonesia harus belajar dari negara Jepang dan Korsel yang mengalami dampak childfree karena Indonesia membutuhkan generasi penerus yang kuat dan berkualitas.
Penyebab
Tidak bisa dipungkiri banyak perempuan yang terjangkiti paham feminis yang menekankan kebebasan individu. Sehingga, ia merasa berhak memilih untuk memiliki anak atau tidak. Dalam pandangan mereka ketika harus menjadi seorang ibu tentu akan menghambat kariernya.
Belum lagi banyak hal yang harus dikorbankan selama membesarkan anak. Cara pandang mereka terhadap peran ibu sudah bergeser, bukan lagi peran yang mulia. Namun, ditimbang dari sisi untung rugi semata.
Ketakutan akan masa depan juga menjadi faktor penyebab. Banyak perempuan berpikir berulang kali untuk memiliki anak karena efek sulitnya mencari pekerjaan, beban hidup tinggi, pajak mencekik, biaya sekolah dan kesehatan tinggi serta banyak hal lainnya. Apalagi melihat kondisi lingkungan yang semakin buruk, krisis iklim, kekeringan, bencana alam, kualitas udara yang buruk juga menambah ketakutan.
Solusi Islam
Fenomena childfree ini bertentangan dengan Islam. Islam sangat memotivasi umatnya untuk memiliki anak. Setiap anak manusia sudah membawa jatah rezekinya masing-masing. Bahkan Rasulullah membanggakan banyaknya jumlah umat Islam. Memiliki anak merupakan amanah dan anugerah, justru menjadi ladang pahala bagi orang tua.
Islam memberi penjagaan mulai tingkat individu dengan memberikan pendidikan yang berlandaskan akidah. Bukan paham sekuler kapitalis dengan segala turunannya, termasuk feminisme. Tidak ada kekhawatiran terhadap masa depan karena mereka yakin bahwa semua dalam penjaminan Allah.
Tidak akan pula berpikir bahwa sebagai perempuan berhak melakukaan apapun sesuai kemauan, tanpa pertimbangan syariat. Karena Al-Qur’an dan hadis sudah memiliki aturan lengkap untuk berpikir, bersikap, dan mengambil tindakan.
Islam pun sangat memuliakan peran ibu. Nampak dengan hadis keutamaan ibu tiga kali dibanding ayah. Bagaimana Al-Qur’an menggambarkan keutamaan ibu saat mengandung, melahirkan dan menyusui.
Belum lagi pahala jariyah yang menanti ketika sang anak menjadi saleh. Segala lelah, materi, waktu yang dikeluarkan untuk membesarkan anak akan mejadi catatan diisi Allah. Tidak ada yang luput apalagi sia-sia. Tentu hal ini tidak akan dipahami bagi mereka yang hanya menjadikan dunia sebagai tolak ukur kebahagiaan.
Khatimah
Islam juga memberi jaminan dengan ketersediaan pekerjaan yang layak, akses kesehatan dan pendidikan gratis serta penunjang lainnya. Sehingga kekhawatiran di aspek ekonomi teratasi. Akhirnya, seorang ibu akan lebih mudah menjalankan perannya.
Selain itu, pihak ayah juga dimotivasi untuk mengoptimalkan kewajibannya sebagai qowwam. Seorang ayah dengan senang hati ikut andil membesarkan anak. Keindahan syariat Islam ini hanya dapat dirasakan ketika negara mau mengambil Islam sebagai aturan kehidupan. Sehingga fenomena childfree yang meresahkan ini, bisa dihindari dan lahir generasi untuk melanjutkan peradaban. [LM/Ss]