Formula Perubahan dari 14 Abad Silam

Oleh: Santi Salsabila 

(MIMم_Muslimah Indramayu Menulis) 

 

LenSaMediaNews.com__Rabiulawal datang, umat muslim pun senang. Momen istimewa, sebab di bulan inilah, Rasul akhir zaman lahir ke dunia. Indonesia sebagai negara berpenduduk mayoritas muslim, sudah pasti semarak dalam mengadakan peringatan maulid nabi, tentu dengan berbagai macam versinya.

 

Hampir setiap pelosok daerah mengadakannya. Seperti di Kabupaten Indramayu, tepatnya di daerah Lelea. Maulid nabi, atau lebih populer disebut “muludan” disambut dengan saling berbagi nasi kuning, dengan anggapan hal tersebut akan membawa keberkahan dan menghindari musibah (pikiranrakyat.com, 15-9-2024). Di daerah lainnya, diisi dengan tausiyah, santunan kepada anak yatim, dan bantuan kepada pengurus masjid.

 

Bila diperhatikan, peringatan maulid akhirnya terasa seperti “rutinitas acara tahunan”, sebatas uforia. Seolah perjuangan Rasulullah SAW mendakwahkan Islam selama hidup beliau, hanya kita kenang dalam satu hari. Tidak ada efek jangka panjang, atau pengaruh di hari-hari selanjutnya.

 

Padahal, peringatan maulid nabi selayaknya menjadi momen bagi umat Islam untuk kembali mengintrospeksi diri. Apakah selama ini seluruh kaum muslim bertindak sesuai yang diajarkan Rasulullah SAW ataukah sebaliknya, malah melenceng jauh. Sehingga ke depannya akan ada perubahan ke arah yang lebih baik, selangkah menuju ridanya Allah Ta’ala. 

Mari kita kembali mengingat kesempurnaan Rasulullah SAW sebagai role model bagi seluruh manusia. Teladan untuk menjadi manusia luar biasa di setiap peran. Baik sebagai ayah, suami, sahabat, tetangga, juga pemimpin. Seorang penulis non muslim bernama Michael Hart mengakui keberpengaruhan Rasulullah SAW dan menempatkan di urutan pertama dalam bukunya yang berjudul “The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in History”.

 

Lebih dalam lagi, sejatinya Rasulullah SAW merupakan hadiah terindah yang Allah berikan bagi umat manusia. Karena Rasul telah membawa manusia menuju peradaban yang mulia. Mengeluarkan manusia dari penghambaan kepada makhluk menjadi menghamba kepada Allah SWT.

 

Kesempurnaan akhlak Rasulullah SAW juga  tidak bisa dibantah oleh musuh sekalipun. Musuh mengakui keagungan akhlak Rasulullah SAW. Namun, yang membuat risih kelompok musuh pembenci Rasulullah SAW adalah karena beliau mulai menyeru manusia untuk mengubah kebiasaan bangsa Quraisy, dari kejahiliahan menuju aturan yang Islam tawarkan.

 

Dan inilah yang membuat Rasulullah SAW mendapatkan persekusi dari orang-orang yang berkuasa saat itu, termasuk pamannya, Abu Lahab. Bukan karena adanya kesalahan dari aturan Islam yang Rasul bawa, melainkan karena para pembesar Quraisy takut dan merasa terancam akan lengsernya kekuasaan mereka, jika aturan Islam yang Rasul bawa akan menggantikan kebiasaan-kebiasaan yang mereka buat.

 

Karena itulah, urgensi peringatan maulid ini terletak pada kemampuannya untuk menjadi pengingat bagi kaum muslim, akan pentingnya misi besar Rasulullah, tentang risalah yang dibawanya, berupa aturan sempurna, yang terkandung di dalam Al-Qur’an dan sunnah. Keduanya merupakan formula untuk mengubah manusia jahiliah menjadi manusia yang berperadaban mulia.

 

Biarlah sejarah berbicara. Faktanya yang menjadikan bangsa Arab dan dunia Islam akhirnya memiliki peradaban mulia saat itu, karena Rasulullah bukan hanya menyerukan tentang ibadah-ibadah spiritual saja, tapi juga membidik seluruh tatanan kehidupan bangsa Arab, yang saat itu kental dengan kejahiliahan.

 

Rasul bersikukuh untuk mengubah sistem lama dengan tatanan kehidupan Islam. Sekalipun matahari diletakkan di tangan kanan, dan rembulan di tangan kiri, beliau tetap dan akan terus setia melakukan aktivitas dakwah. Tak ada yang dapat menghentikannya. Dan pada akhirnya, sistem Islam yang diperjuangkan Rasul mati-matian inilah, yang membawa bangsa Arab di bawah kepemimpinan Rasulullah, menjadi bangsa yang besar. Kegemilangannya tersebar ke seluruhan dunia dan menguasai sepertiga dunia dengan naungan sistem Islam.

 

Semangat semacam inilah yang harus ada pada kaum muslim saat ini. Namun bukan sekadar semangat yang mudah padam. Semangat ini dinyalakan oleh mabda Islam, yakni keyakinan di atas keyakinan, landasannya adalah akidah Islam. Sehingga muncul dorongan untuk menyerukan penerapan Islam secara keseluruhan.

 

Walaupun akan secara pasti seruan ini akan mendapat penolakan dari orang-orang yang merasa terancam posisinya. Karena memang sejarah selalu berulang. Tapi kalau Rasulullah yang menjadi teladan kita, maka pantang bagi kita menyerah, hingga kalimat Allah tegak di muka bumi. Karena itulah yang dilakukan Rasulullah.

 

Oleh karenanya peringatan maulid ini, harus menjadi cambukan bagi kita agar mengingat dan mengikuti bagaimana Rasulullah memperjuangkan Islam. Supaya Islam menjadi sebuah sistem yang diemban oleh negara. Peringatan maulid harus menguatkan visi kita dalam menjemput kemenangan Islam. Setia di jalan yang ditapaki oleh Rasul saja. Juga membuat kita semakin yakin bahwa kemenangan Islam telah dekat. Islam bukan butuh negeri kita, tapi kitalah yang butuh Islam untuk negeri kita.

Wallahu a’lam bish-shawwab. [LM/Ss] 

Please follow and like us:

Tentang Penulis