Darurat Pornografi Hancurkan Generasi


Oleh: Najma Nabila, Bogor

 

 

LenSa MediaNews__ Ditemukannya remaja putri berinisial AA (13) di kuburan Cina, Palembang yang merupakan korban rudapaksa dan pembunuhan (1/9) mengungkap fakta generasi masa kini. Kejahatan yang dilakukan oleh IS (16), MZ (13), AS (12), dan NS (12) yang masih berstatus pelajar sekolah menengah benar-benar di luar nalar logika. Polda Sumatera Selatan Kombes Anwar Reksowidjojo menyatakan bahwa keempat bocah tersebut terbukti merencanakan pemerkosaan hingga menyebabkan korban meninggal dunia.

 

Melalui berbagai penyelidikan yang dilakukan, diketahui bahwa para pelaku mengalami kecanduan pornografi. Video-video porno yang ditemukan di ponselnya tentu punya peran turut meningkatkan motif terjadinya kejahatan yang dilakukan. Kejahatan yang justru berakhir pada menghabisi nyawa seseorang.

 

Liberalnya media saat ini sudah mengakibatkan kejahatan yang begitu banyak hingga memakan korban. Tak adanya keseriusan yang benar-benar ditunjukkan oleh negara untuk menutup konten akses pornografi hanya akan memperpanjang usia kejahatan ini terjadi lagi dan lagi. Padahal, nasib anak bangsa adalah potret generasi penerus yang akan memegang kendali negeri ini. Pada akhirnya, justru jadi terlihat bahwa keamanan generasi tak jadi prioritas yang dianggap penting. Padahal dampaknya sudah sangat sering terlihat ke permukaan. Harus berapa banyak lagi korban sampai negara akhirnya sadar bahwa pornografi terus menelan korban?

 

Islam mewajibkan negara mencegah terjadinya kerusakan generasi melalui berbagai aspek kehidupan sesuai aturan Islam. Dari sisi pendidikan, akses media, hingga sanksi yang membuat jera. Partisipasi negara dalam mengurusi akses media masyarakatnya bukanlah bagian dari ikut campur atas urusan pribadi, tetapi lebih pada menjalankan perannya agar seluruh rakyatnya taat pada aturan Allah. Negara punya tanggung jawab untuk menjaga agar syariat senantiasa ditaati dengan sistem yang dibangun, bukan berasas kebebasan yang dikembalikan pada masing-masing individu.

 

Kasus terbunuhnya AA akibat kejahatan yang dilakukan para remaja ini seharusnya menjadi peringatan telak bahwa potret generasi suram masih terjadi hari ini. Anak-anak semestinya bertumbuh dalam kebaikan dan tidak sampai hati menyakiti teman apalagi sampai merenggut kehormatan dan nyawanya. Cukup sudah kasus-kasus menyayat hati ini kembali terjadi dan semestinya umat memahami bahwa hanya Islamlah yang bisa menjamin hak hidup masyarakatnya, terutama anak-anak. Semoga ini kasus terakhir yang terjadi dan membuat umat makin sadar dan menginginkan kembalinya Islam mengatur kehidupan sebagaimana dulu Rasulullah SAW mencontohkan. Aamiin.

 

Please follow and like us:

Tentang Penulis