Impitan Ekonomi, Hilangkan Naluri Keibuan

Oleh : Dinar Rizki Alfianisa

 

LenSa Media News–Seorang ibu rumah tangga berinisial SS (27) diamankan oleh Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Besar Medan pada Selasa (6/8) di Kota Medan, Sumatera Utara karena menjual bayinya sebesar RP 20 juta.

 

Ibu SS ini baru saja melahirkan dan infonya akan melakukan transaksi jual beli bayi tersebut di rumah sakit. Alasan SS tega menjual bayinya adalah karena faktor himpitan ekonomi (kompas.com, 14-08-2024).

 

Kapitalisme Menghilangkan Naluri Keibuan

 

Sungguh miris nasib ibu hari ini, naluri keibuannya hilang karena keadaan yang membentuknya. Iimpitan ekonomi mengakibatkan hilangnya akal sehat manusia dan hilangnya naluri keibuan. Terlebih bila suporting sistem seperti suami dan keluarga dekat tidak berjalan, baik karena sama-sama miskin ataupun individualistis.

 

Dalam sistem kapitalisme hari ini, negara juga tidak mampu menjalankan tanggungjawabnya dengan baik bahkan cenderung abai. Negara gagal dalam mewujudkan kesejahteraan bagi rakyatnya salah satunya dalam penyediaan lapangan kerja bagi para suami.

 

Yang ada sekarang para wanita yang dituntut ikut andil dalam memenuhi nafkah bagi keluarga. Lapangan kerja pun seolah lebih mudah didapatkan bagi para wanita. Hal ini karena para pengusaha berusaha menekan biaya produksi dengan mempekerjakan para wanita yang dinilai lebih penurut, upah murah dan lebih menarik perhatian dalam mendatangkan cuan.

 

Akibatnya, jika peran wanita dan pria sudah bergeser dan bertukar posisi, ibu menjadi ulang punggung, maka naluri keibuan semakin tergerus dan lama-lama hilang.

 

Beban mental perempuan yang dalam keadaan terimpit ekonominya menjadi kian bertambah. Seorang ibu baru melahirkan di dalam fikirannya akan menganggap anak yang lahir adalah menambah beban hidup. Memikirkan biaya hidup, biaya rumah sakit, kesehatan, pendidikan dan lain sebagainya menjadikan hilangnya akal sehat sehingga tega menjual bayi yang baru dilahirkannya sendiri.

 

Kasus seorang ibu yang menjual bayinya karena impitan ekonomi ini bukanlah kasus pertama. Sudah banyak kasus serupa yang terjadi di mana-mana. Hal ini sangat erat dengan sistem ekonomi kapitalisme yang diterapkan di negeri ini yang menjadikan kemiskinan nampak di depan mata.

 

Islam Menjaga Naluri Keibuan

 

Islam menetapkan negara sebagai pengurus dan pelayan umat. Mewujudkan kesejahteraan bagi rakyatnya adalah kewajiban negara. Ketika kesejahteraan itu dirasakan oleh rakyatnya terutama wanita, seorang ibu akan terjaga naluri keibuannya. Fitrah seorang wanita adalah penyayang maka dia akan dengan sepenuh hati dan segenap daya upaya untuk menjaga dan mendidik anak-anaknya.

 

Negara akan menjamin seorang ibu menjalankan perannya sebagai ummun warabbatul bait atau pengurus rumah tangga dan pendidik bagi generasi dengan baik tanpa dibebankan oleh masalah ekonomi.

 

Dengan berbagai mekanismenya sistem ekonomi Islam akan mampu mewujudkan kesejahteraan termasuk menyediakan kemudahan lapangan pekerjaan bagi para suami. Negara memastikan para suami menjalankan perannya sebagai penanggung nafkah keluarganya.

 

Islam menjamin nafkah bagi wanita sejak ia lahir sampai meninggal. Sejak wanita lahir sampai ia menikah maka kewajiban nafkah ada pada walinya, sedangkan setelah iaenikah maka berpindah pada suaminya. Jika dalam kondisi wali atau suaminya tidak ada maka nafkahnya akan menjadi tanggungjawab negara. Dengan penerapan syariat Islam maka fungsi keluarga menjadi optimal sesuai fitrahnya. Wallahualam. [LM/ry].

 

Please follow and like us:

Tentang Penulis