Gandeng Influencer: Tebar Pesona IKN, Lupakan Derita Rakyat

Oleh: Ariani kusumaningrum

 

LenSaMediaNews.com__Posisi utang pemerintah kembali meningkat pada awal tahun ini. Tercatat nilai utang pemerintah telah menembus level Rp8.300 triliun. Nilai utang yang terus bertambah itu kerap menjadi sorotan berbagai pihak. Dengan utang yang kian ‘membengkak’, sejumlah pihak khawatir, pemerintah tidak dapat membayarnya dan akan mengganggu keuangan negara (money.kompas.com, 05-12-2003).

 

Dengan beban utang tersebut hingga kini, pembangunan infrastruktur di Ibu Kota Nusantara (IKN) terus berjalan secara progresif dan akseleratif. Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Juri Ardiantoro dalam laman ikn.go.id, mengatakan bahwa proyek pembangunan ibu kota negara (IKN) di Kalimantan Timur (Kaltim) membutuhkan anggaran Rp466 triliun.

 

Direktur IDEAS, Yusuf Wibisono dalam laman bbc.com, mengatakan biaya pembangunan IKN Rp466 triliun masih berpotensi mengalami pembengkakan anggaran seiring waktu pengerjaan yang membutuhkan waktu panjang, diperkirakan hingga puluhan tahun.

 

Beliau memperkirakan, dalam skenario terburuk di mana IKN sepenuhnya bergantung kepada APBN, maka dibutuhkan dukungan APBN di kisaran Rp50 triliun per tahun hingga 15 tahun ke depan. Kebutuhan anggaran IKN ini sangat besar. Dan berisiko tinggi ketika pendanaan bergantung ke APBN yang telah digelayuti timbunan beban utang yang sangat besar.

 

Di tengah ketidakpastian anggaran kelanjutan Pembangunan IKN, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak sejumlah influencer ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur. Daftar influencer terdiri dari pasangan Raffi Ahmad-Nagita Slavina serta Atta Halilintar-Aurel Hermansyah. Kemudian Irwansyah-Zaskia Sungkar, Ananda Omesh-Dian Ayu Lestari, Ferry Maryadi, Gading Marten, dan Poppy Sovia. Di sana mereka ikut mendampingi Presiden RI dalam peresmian Jembatan Pulau Balang di Kabupaten Penajam Paser Utara (nasional.kompas.com, 28-07-2024).

 

Dikutip dalam nasional.kompas.com, Staf Khusus Presiden Grace Natalie menyatakan, Presiden Joko Widodo mengajak sejumlah influencer ke Ibu Kota Nusantara (IKN) merupakan bentuk transparansi kepada publik. Banyak masyarakat yang ingin mengetahui perkembangan pembangunan IKN. Namun, belum dapat mengunjungi proyek ibu kota baru karena pemerintah masih mengebut pembangunannya. Para influencer diharapkan memberi testimoni pembangunan IKN kepada masyarakat karena pemerintah khawatir masyarakat mudah terkecoh dengan opini yang menyebut pembangunan IKN sembarangan dan tergesa-gesa.

 

Ironis sekali upaya memoles kepercayaan rakyat pada pembangunan IKN, dilakukan dengan mengajak para influencer yang pasti tidak gratis. Upaya ini juga diharapkan menarik investor. Karena skema pembiayaan IKN ini pada awalnya adalah mengggunakan investasi swasta, baik investasi langsung maupun melalui kemitraan dengan pemerintah.

 

Pihak swasta direncanakan menyumbang 80% pendanaan proyek bernilai sekitar Rp372 triliun. Sisanya dibiayai oleh APBN. Hal ini akan membuka lebar pintu bagi para pemilik modal menguasai dan mengeksplotasi sumber daya alam di Kalimantan Timur, di balik UU Nomor 3 tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara (IKN). Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia dalam laman bbc.com, mengatakan bahwa setelah Upacara Kemerdekaan pada 17 Agustus 2024 di IKN, akan dibuka kuota untuk investor asing.

 

Dalam pandangan kapitalis, kekayaan alam harus dikelola oleh individu atau perusahaan swasta. Karena ini merupakan ciri utama sistem ekonomi kapitalis. Di mana, kepemilikan privat (individu) atas alat-alat produksi dan distribusi, dalam rangka mencapai keuntungan yang besar. Sehingga perusahaan milik swasta merupakan elemen paling pokok dari kapitalis.

 

Sedangkan menurut aturan Islam, kekayaan alam adalah bagian dari kepemilikan umum. Kepemilikan umum ini wajib dikelola oleh negara. Hasilnya diserahkan untuk kesejahteraan rakyat secara umum.

 

Sebaliknya, haram hukumnya menyerahkan pengelolaan kepemilikan umum kepada individu, swasta, apalagi asing. Di antara pedoman dalam pengelolaan kepemilikan umum antara lain merujuk pada sabda Rasulullah saw.: “Kaum Muslim berserikat (memiliki hak yang sama) dalam tiga hal: air, rumput, dan api.” (HR Ibnu Majah)

 

Kemudian, Rasul saw juga bersabda: “Tiga hal yang tak boleh dimonopoli: air, rumput dan api.” (HR Ibnu Majah)

 

Jika ingin keluar dari jebakan kapitalis, maka tidak ada jalan lain kecuali harus diakhiri dengan menyudahi penerapan sistem kapitalisme. Lalu, diganti dengan penerapan sistem dan syariah Islam secara total, serta menyeluruh dalam sistem Khilafah Islamiyah.

 

Selama pengelolaan sumberdaya alam didasarkan pada aturan-aturan sekular kapitalis, dan tidak diatur dengan syariah Islam, niscaya terlilit kesulitan dan jauh dari keberkahan. Tercatat Indonesia sendiri mendapat rapor merah, dengan kenaikan garis kemiskinan sebesar 2,94 persen untuk kelompok berpenghasilan di bawah 1,90 dolar AS per hari. Rakyat Indonesia bagai tikus mati di lumbung padi, sungguh Ironis. [LM/Ss] 

Please follow and like us:

Tentang Penulis