Be Smart Parents di Era GenZ  

Oleh: Netty al Kayyisa

 

Lensa Media News–Hari ini kita hidup di era gen Z yang memegang sosial media. Ke depan merekalah yang akan menjadi penguasa jagad raya dan penggenggam peradaban. Bagaimanakah peradaban yang akan terbentuk di tangan mereka? Maka ini tugas orang tua untuk mengarahkannya.

 

Di era ini kemudahan informasi dan komunikasi benar-benar terjadi. Anak-anak di dorong untuk kreatif dan inovatif. Peluang usaha terbuka lebar baik yang berhubungan dengan dunia digital, sosial media, teknologi dan informasi. Sayangnya berbagai kemudahan ini juga diiringi dengan tantangan yang tidak kecil.

 

Tayangan yang tidak mendidik dapat diakses dengan mudah. Pornografi, kekerasan dan paham-paham yang menyimpang seperti sekulerisme, permisive, hedonisme, pluralisme, liberalisme, LGBT, dan yang lainnya semakin gencar menyerang. Dibutuhkan sosok orang tua yang mampu mengimbangi perkembangan dunia digital anak-anak dan melakukan pola pengasuhan dengan tepat.

 

Setidaknya ada lima hal yang bisa kita bangun dalam pola pengasuhan anak, diantaranya ;

 

Pertama, seimbang. Adanya sinergi dan keseimbangan antara peran pengasuhan ibu dan ayah. Pastikan ayah dan ibu berperan sesuai dengan porsinya. Tidak ada yang timpang dan saling berseberangan. Penyamaan visi misi orang tua akan membentuk anak menjadi seperti apa yang dikehendaki orang tuanya.

 

Orang tua juga harus mampu menjadi role model yang seimbang dalam hal pekerjaan, keluarga, penggunaan teknologi, non teknologi, dan lain sebagainya. Orang tua harus bisa membagi waktu dan kosentrasinya untuk keluarga, pekerjaan dan hobinya. Lakukan kegiatan bersama keluarga untuk hal-hal yang berhubungan dengan hobi. Diskusikan dengan hangat apa saja yang di temui di dunia maya sehingga mereka memiliki pemahaman yang benar dan mampu memilih dan memilah tontonan yang seharusnya mereka akses.

 

Kedua, hangat. Bangun pola hubungan orang tua dan anak selayaknya teman. Pastikan anak-anak merasa aman berada di tengah keluarga tanpa kekerasan, baik kekerasan fisik, emosional, verbal, seksual, dan pengabaian. Orang tua bisa mengungkapkan kasih sayang secara nyata melalui belaian, peluk, cium, tepukan ringan pada punggung, elusan di kepala dan lain-lainnya. Bangun komunikasi positif agar anak merasa dihargai, dipahami, dan diperlakukan secara adil, sehingga terbentuklah pribadi yang positif.

 

Ketiga, komunikatif. Penting bagi orang tua membangun komunikasi dengan anak-anak agar mengetahui apa yang terjadi, apa yang di rasa dan apa yang mereka pikirkan. Bangun kejujuran dalam komunikasi. Perhatikan pula volume, intonasi, dan ekspresi wajah juga bahasa tubuhnya ketika berbicara. Kenalkan anak-anak sejak dini tentang frekuensi suara, sehingga mereka bisa menggunakannya dalam situasi yang tepat.

 

Ketika berkomuniaksi dengan anak, hindari penilaian atau menyudutkan. Menggantinya dengan observasi perilaku. Jika terjadi hal yang demikian bagaimana respon mereka, orang tua perlu detil memperhatikan. Jangan pernah membandingkan anak dengan anak yang lain atau bahkan anak orang lain. Perlakukan mereka dengan unik sesuai dengan perkembanagan usia, karakter dan perkembangan emosinya. Hindari perintah dan menggantinya dengan alasan atas suatu aturan dan pilihan.

 

Orang tua juga bisa mengganti nasihat dengan refleksi pengalaman orang tua sendiri. Dan jika anak-anak berbuat salah, tak harus marah-marah, tak harus mengadili, tetapi yang lebih penting adalah pembelajaran dan solusi apa yang kita berikan kepada mereka. Biarkan mereka memikirkan kesalahannya dan mendapatkan kesadaran dari kesalahan yang sudah diperbuat.

 

Keempat, ahli. Orang tua harus menjadi ahli parenting. Ahli tentang anak-anaknya, memahami tumbuh kembangnya, cara mengasuhnya, kebiasaan, sifat dan kemampuannya. Orang tua juga harus menjadi ahli agama. Sehingga bisa memahami ajaran agama, mengajarkan, dan menerapkan dalam kehidupan diri dan keluarganya. Orang tua juga harus ahli teknologi terutama tentang teknologi yang biasa digunakan oleh gen Z hari ini. Juga media sosial yang biasa mereka akses seperti TikTok, Instagram, Threads, Facebook, dan sebagainya.

 

Kelima, palyful. Orang tua yang palyful adalah yang mengetahui hobi, minat, topik, atau aktifitas kesukaan anak. Orang tua harus aktif browsing mengenai aktifitas terkait. Kemudian melakukan aktivitas tersebut bersama anak. Menjadi teman yang asyik dan saling menghargai.

 

Dengan kelima hal ini semoga bisa mendampingi perkembangan anak dengan baik di era yang sedang tak baik-baik saja. Dan mampu membentuk generasi tangguh pengisi peradaban Islam yang mulia. Wallahualam bissawab. [LM/ry].

Please follow and like us:

Tentang Penulis