20250104_082732

Oleh: Irna Sari Dewi

 

LenSa Media News.com, Anak adalah anugerah, amanah, sekaligus investasi bagi orang tua. Ibarat emas, jika manusia hendak memilikinya ia harus berusaha. Mengumpulkan uang sedikit demi sedikit, dengan harapan mendapatkan emas terbaik. Tidak cukup sampai di sana, setelah diperoleh ia juga harus dijaga dari copet atau kehilangan.

 

Sewaktu-waktu emas ini bisa dijual jika dibutuhkan. Bedanya, anak keturunan tidak dijual untuk mendapatkan rupiah, namun dijaga, dididik hingga menjadi amal dari dunia hingga akhir hayat. Dan kelak menjadi investasi amal bagi siapa pun insan yang mampu mendidik generasi ini menjadi manusia Rabbaniyah. Yakni beriman dan bertakwa kepada Allah azza wajalla. 

 

Sungguh beruntungnya, mereka yang mampu mencetak generasi ini. Ups, jangan bersedih ya, untuk kita yang tidak atau bahkan belum dikaruniakan keturunan. Sebab, siapa pun kita selalu memiliki potensi mendidik. Mau anak kandung atau anak siapapun bisa dididik.

 

Sebab, mendidik tidak hanya fokus kepada anak yang lahir dari rahim sendiri, bisa jadi anak tetangga, ponakan, anak didik di sekolah, TPA dan lain-lain. Dan perbuatan mendidik yang tidak hanya fokus kepada anak sendiri ini pun telah dicontohkan oleh para pendahulu kita.

 

Misalnya, Ibunda Maryam di bawah pengasuhan Pamannya Zakaria, juga Rasulullah teladan kita di bawah penjagaan pamannya Abu Thalib, serta kakeknya Abdul Muthalib. Masya Allah. Mereka mampu menjadi manusia teladan bagi umat.

 

Bagaimana pula dengan diri kita saat ini? Apakah kita sudah menjadikan generasi di bawah pengasuhan kita, untuk menjadi generasi unggul? Maka yang harus dilakukan oleh kita adalah menjadi teladan yang baik untuk generasi kita.

 

Jika kita berada dilingkungan pendidikan, maka kita berusaha menjadi pribadi yang tidak hanya fokus pada kecerdasan intelektual anak. Kita pun memiliki tugas untuk mendidik generasi dengan tsaqofah Islam. Kenapa demikian? Karena kita dengan latar belakang Islam, maka mendidik mereka dengan Islam.

 

Selain itu, pendidikan dengan tsaqofah Islam tidak hanya menjadikan generasi mengejar dunia, tetapi mereka didorong untuk memahami konsep hidup sebagaimana tuntunan Islam. Yakni tegak dan berdiri diatas petunjuk Islam. Memahami bahwa manusia tidak hanya hidup untuk kesenangan dunia, namun lebih kepada menyeimbangkan antara dunia dan akhirat.

 

Dari sinilah terbentuk individu yang berakhlak juga berakidah Islam. Selain itu, insan yang terdidik juga tidak menjadikan dunia sebagai prioritas utama dengan asas kebebasan. Atau bahasa keren saat ini sekularisme juga individualis.

 

Dengan demikian, maka kita sebagai insan yang bertugas untuk saling mengingatkan dalam jalan kebaikan sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya, “kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran.“(TQS. Al-‘Asr 103:3).

 

Memiliki tugas tidak hanya fokus pada orang terdekat dalam hal menyampaikan kebaikan. Namun secara umum, mendorong dan menjadi suatu kewajiban untuk beramar ma’ruf nahi mungkar kepada semua orang.

 

Maka tugas kita selanjutnya, ialah terus berbuat baik, belajar dan menyampaikan kebaikan kepada siapapun. Terlebih kepada generasi kita. Karena mereka adalah investasi yang kelak bermanfaat untuk kita di dunia dan juga akhirat. Wallahualam bissawab. [ LM/ry].

Please follow and like us:

Tentang Penulis