Menyelamatkan Anak Palestina Butuh Junnah
Oleh : Nurjannah Sitanggang
LenSa Media News.com, Hingga saat ini kondisi anak-anak di wilayah konflik sangat memprihatikan. Banyak anak yang tidak mendapatkan makanan, pelayanan pendidikan dan bahkan tempat tinggal. Lebih parahnya banyak anak yang tewas sebagai korban perang. Keadaan ini terjadi di beberapa wilayah konflik seperti Gaza, Libanon, Myanmar, dan lain-lain.
Menurut Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Selasa, 12 Desember 2024, setiap jam, satu anak tewas di Jalur Gaza akibat serangan brutal Israel. Setidaknya 14.500 anak Palestina telah meninggal dunia dalam serangan Israel yang terus berlanjut di Jalur Gaza sejak 2023. Bahkan Anak-anak Palestina di Gaza terpaksa mengais-ngais puing-puing bangunan (Berita Satu, 25-12-2024).
Persentase anak-anak yang tinggal di daerah konflik telah berlipat ganda, dari sekitar 10 persen pada tahun 1990-an menjadi hampir 19 persen saat ini, kata UNICEF.
Menurut laporan tersebut, 47,2 juta anak mengungsi karena konflik dan kekerasan pada akhir tahun 2023. Tren untuk tahun 2024 menunjukkan peningkatan lebih lanjut dalam pengungsian karena berbagai konflik telah meningkat, termasuk di Haiti, Lebanon, Myanmar, wilayah Palestina, dan Sudan.
Khusus untuk Palestina, Komisaris Jenderal Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menyampaikan bahwa anak-anak di Gaza menghadapi risiko kematian akibat cuaca dingin karena tidak adanya tempat tinggal yang layak. Sebab kiriman perlengkapan musim dingin seperti selimut dan kasur tertahan selama berbulan-bulan, menunggu persetujuan Israel untuk memasuki Gaza.
Gaza telah diblokade secara tidak manusiawi oleh Israel. Israel telah melancarkan perang genosida sejak pekan pertama Oktober 2023 hingga hari ini, sudah lebih setahun penduduk Gaza hidup dalam bahaya dan perang yang tidak ada ujungnya.
Israel melarang masuknya bantuan kemanusiaan seperti makanan, obat-obatan, dan bahan bakar ke wilayah Gaza. Bencana kelaparan dan kematian tidak bisa dihindarkan. Kejahatan Israel ini telah menewaskan lebih dari 45.400 warga Palestina dalam satu tahun.
Bantuan dari berbagai belahan dunia untuk Palestina nyatanya tidaklah sampai kepada rakyat Palestina. Puluhan truk kontainer pengantar bantuan pun akhirnya tertahan di perbatasan berbulan-bulan menunggu ijin masuk ke wilayah Palestina. Nyawa penduduk Palestina pun tidak bisa diselamatkan lewat bantuan kemanusiaan tersebut. Sebab apa gunanya bantuan yang terkumpul jika tidak sampai ke tangan rakyat Palestina.
Sungguh ini menunjukkan bahwa Palestina tidak hanya butuh bantuan makanan dan obat-obatan. Sebab apalah artinya bantuan ini jika ternyata untuk sampai ke tangan rakyat Palestina butuh ijin dari Israel. Sesungguhnya Palestina butuh negara yang menjadi perisai dan menyelamatkan nyawa mereka dari ancaman Israel. Palestina butuh dukungan negara dan militer yang kuat. Sebab sejak awal pendudukan Palestina hingga saat ini nyaris nasib Palestina mengenaskan.
Berharap pada dunia untuk menyelamatkan Palestina telah terbukti hanya sia-sia belaka. Sebab dunia terutama Amerika Serikat nyata-nyata mendukung keberadaan Israel dan penjajahannya. Bahkan AS juga telah terbukti gagal sekedar untuk mengijinkan bantuan kemanusiaan untuk memasuki Palestina.
Umat Islam harus menyadari bahwa yang dibutuhkan dalam menyelamatkan anak-anak Palestina adalah junnah atau perisai. Perisai ini adalah imam atau Khalifah. Negara yang menerapkan syariat islam yaitu Khalifah, itulah yang menjadi perisai untuk umat islam termasuk rakyat Palestina.
Rasulullah Saw bersabda: ”Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu perisai yang (orang-orang) akan berperang mendukungnya dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)-nya.” (HR Muttafaqun ’Alayh ).
Perisai ini yang telah hilang dari tengah-tengah umat sejak 3 maret 1924 saat antek Inggris Mustafa Kemal mengumumkan penghapusan Khilafah Islam yang terakhir yaitu Turki Utsmani. Tanpa imam dan tanpa Khalifah umat Islam tidak memiliki pelindung.
Padahal Rasulullah Saw dalam hadits riwayat Muslim telah menyampaikan bahwa perumpamaan kaum muslimin dalam hal kasih sayang adalah bagaikan satu tubuh. Jika satu anggota tubuh sakit maka seluruh tubuh juga sakit. Ini tidak bisa terwujud tanpa adanya imam atau Khalifah. Sebab tanpa Khalifah umat islam akhirnya tercerai berai dan tidak mampu membantu saudaranya.
Mewujudkan junnah menjadi hal urgen bagi umat Islam. Ini tentu membutuhkan dakwah dan penyadaran pada umat. Dakwah umat Islam tidak boleh mencukupkan diri hanya pada ibadah ritual saja atau berfokus pada aklak. Dakwah itu seharusnya mencakup semua urusan kehidupan termasuk mewujudkan junnah yang akan menerapkan syariat islam secara menyeluruh. Sebab hanya dengan itu kehormatan islam dan kaum muslimin bisa terjaga.Wallahua’lam. [ LM/ry].