Bullying, Kisah Klasik yang Terus Mengusik
Oleh: Dwi Lis (Komunitas Setajam Pena)
Lensa Media News, OPINI- Fenomena bullying masih menjadi masalah yang krusial di negeri ini. Mayoritas pelaku bullying adalah kalangan remaja bahkan anak-anak di bawah umur. Praktik bullying itu sendiri tidak hanya sekadar mengolok-olok, namun sudah sampai main fisik. Tidak jarang, bullying menyebabkan cacat fisik bahkan nyawa taruhannya.
Seperti kasus video bullying yang viral terjadi di Mekar Wangi, Kota Bandung, Jawa Barat. Aksi ini dilakukan secara live lewat akun media sosial Tik Tok. Dalam video tersebut, tanpa rasa malu si pelaku memukul korban hingga menjerit kesakitan. Tak hanya itu pelaku juga melontarkan kalimat tidak seronok dengan menggunakan bahasa Sunda. Hal ini menunjukkan bahwa melakukan tindak kejahatan tidak lagi dianggap sesuatu yang buruk bahkan hal itu menjadi wajar dan keren. (Idntimes, 27-4-2024)
Miris, pemerintah melakukan berbagai edukasi terkait praktik bullying. Namun, hasilnya jauh dari panggang api. Kian hari kasus bullying makin marak dan mengusik kehidupan masyarakat.
//Tersebab Merajalela//
Sejatinya maraknya bullying adalah imbas diterapkannya sistem kapitalisme sekuler. Sistem yang memisahkan agama dari kehidupan sehingga berdampak buruk bagi manusia itu sendiri. Ditambah dengan hidup yang liberal yakni serba bebas sehingga membuat manusia berperilaku sesuka hatinya tanpa lagi memperhatikan norma-norma kehidupan. Manusia tidak memahami tujuan akan penciptaan dirinya dan kian asing akan ajaran agamanya.
Hal ini juga didukung dengan sistem pendidikan yang carut marut. Sistem yang hanya berorientasi pada pencapaian nilai akademik dan eksistensi semata. Serta media yang bebas mempertontonkan tayangan kekerasan, sehingga dijadikan tuntunan generasi hari ini. Negara dalam sistem kapitalisme juga abai akan keselamatan rakyatnya. Apalagi tidak ada sanksi yang tegas bagi pelaku bullying.
Jika menilik sejarah, kasus bullying ternyata tidak hanya terjadi saat ini saja, akan tetapi sudah ada sejak zaman Rasullulah Saw.. Bahkan, Beliau Saw. menjadi korban bullying oleh orang-orang Quraisy ketika mendakwahkan Islam di Mekah. Beliau Saw. pernah dituduh tukang sihir, orang gila hingga pernah dilempari kotoran unta dan batu hingga pelipisnya berdarah serta giginya sampai patah. Rasul juga pernah diancam akan dibunuh jika masih berdakwah.
//Pandangan Islam//
Semua ini sangat kontradiktif dalam sistem Islam. Islam memandang bullying adalah tindakan yang dilarang oleh Allah Swt. Sebab dari bullying bisa menyebabkan beban psikologis seseorang, menurunkan percaya diri bahkan sampai bisa membuat depresi.
Oleh karena itu, jangankan melakukan praktik bullying berpikir untuk merendahkan orang lain pun tidak akan terlintas dalam benak mereka. Sebagaimana dengan firman Allah QS. Al-Hujurat: 11,
“Wahai orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Janganlah kamu saling mencela antara satu dengan yang lain dan janganlah memanggil dengan gelar-gelar yang buruk.“
Berikut beberapa mekanisme Khilafah untuk penanganan dan pencegahan kasus bullying hingga tuntas di antaranya,
Pertama, negara akan memberikan kurikulum pendidikan berasaskan akidah Islam. Sehingga mampu mencetak generasi yang ber-syaksiyah Islam yakni mempunyai pola pikir dan pola sikap yang Islami. Kedua, adanya kontrol masyarakat serta sekolah untuk selalu amar makruf nahi munkar.
Ketiga, menjadikan keluarga sebagai sekolah pertama dalam mendidik anak-anak untuk menanamkan akidah Islam sejak dini. Agar terbentuk keimanan dan ketaatan kepada Allah Swt. Keempat, negara akan memberikan sanksi tegas bagi pelaku bullying sehingga mampu memberikan efek jera dan mencegah yang lain untuk melakukan hal yang sama.
Kondisi ini akan terwujud jika negara menerapkan sistem syariat Islam secara kafah dalam naungan Khilafah Islamiyah. Oleh karna itu saatnya umat sadar dan mau kembali pada aturan Allah Swt. Mari kita beralih dari sistem kufur kapitalisme menuju sistem sahih yakni Islam dalam bingkai Khilafah ala minhajin nubuwah. Wallahu alam Bishowab.
[LM, Hw]