Demonstrasi Mahasiswa Dunia Bela Palestina

Oleh : Irma Sari Rahayu, S.Pi

 

Lensa Media News –Stop Genocide in Gaza”. Sebuah spanduk besar terbentang di kampus Universitas George Washington, Washington DC, Amerika Serikat. Spanduk ini mewakili protes keras mahasiswa Amerika atas genosida yang dilakukan Israel terhadap Palestina yang terus terjadi dan sudah di luar ambang kemanusiaan.

Unjuk rasa mahasiswa menyuarakan dukungan terhadap Palestina dengan cepat menyebar. Gerakan yang diawali di Universitas Columbia, New York, kini diikuti oleh berbagai kampus elite di AS. Salah satunya adalah Universitas Southern California. Tak hanya itu, Yale, MIT, UC Barkeley, Universitas Michigan, California State Polytechnic University, Brown bahkan Universitas Harvard pun menyuarakan kemerdekaan untuk Palestina (tempo.co, 26/4/2024).

 

Demonstrasi Mahasiswa AS sebagai Bentuk Protes

Aksi solidaritas dan dukungan terhadap kemerdekaan Palestina dilakukan para mahasiswa dengan mendirikan tenda-tenda di area kampus. Tuntutan yang disuarakan oleh mahasiswa adalah divestasi dari perusahaan yang terlibat dalam pembuatan senjata dan apartheid Israel, menghentikan dana abadi dari perusahaan yang mendukung atau mendapat keuntungan dari perang Israel, serta memutuskan hubungan dengan universitas Israel karena mereka telah terlibat dalam genosida di Palestina. Aksi inipun sebagai bentuk kekecewaan terhadap Ptesiden AS Joe Biden yang menyetujui bantuan kepada Israel senilai 26 miliar dolar (bacakoran.co, 27/4/2024).

Aksi mahasiswa AS pada awalnya berjalan damai. Mahasiswa Universitas Colombia mendirikan tenda-tenda di kampus mereka. Namun, pihak universitas bereaksi keras dan memerintahkan agar mahasiswa membongkar tenda-tenda mereka. Karena tak diindahkan, akhirnya pihak universitas meminta bantuan polisi. Ratusan mahasiswa ditangkap dan diancam sanksi skors dari universitas.

 

Demonstrasi Mahasiswa Mendunia

Gelombang aksi mahasiswa mendukung Palestina ternyata terjadi juga di Eropa dan Australia. Seakan tak mau kalah dengan AS, mahasiswa dari berbagai universitas dari Berlin, Prancis, Swedia, dan Inggris berkumpul dan berbaris di jalan meneriakkan kebebasan Palestina dan memboikot Israel.

Ben Jamal, direktur Kampanye Solidaritas Palestina di Inggris memperkirakan aksi solidaritas Palestina akan dihadiri oleh ratusan ribu orang dari seluruh Inggris. Ia menyampaikan pesan kepada rakyat Palestina, “kami melihat Anda, kami mendengar Anda, kami mendukung Anda”.

Aksi mahasiswa di seluruh dunia ini seakan mencoba membuka mata dunia yang selama ini bungkam terhadap kekejian Israel kepada rakyat Palestina. Sejak bulan Oktober 2023, serangan Israel ke Gaza telah menewaskan sekitar 30 ribu penduduk Palestina. Mayoritas adalah anak-anak dan perempuan.

 

Murni Solidaritas atau Ada Muatan Politik?

Menarik memang untuk mengikuti aksi solidaritas mahasiswa di AS. Apa yang menyebabkan gerakan ini begitu berpengaruh dan cepat diikuti oleh universitas lain bahkan di luar AS? Gelombang protes ini bak tsunami yang bergerak cepat menyapu semua elemen mahasiswa untuk bersuara.

Profesor ilmu politik di Universitas California, Omar Wasow, mengatakan gelombang protes mahasiswa AS ibarat “model tepuk tangan”. Pada pertunjukan teater, jika penonton di baris depan berdiri dan bertepuk tangan (standing aplause) maka penonton lainnya akan mengikuti. Mahasiswa Universitas Colombia ibarat penonton pertama yang melakukan tepuk tangan. Protes pro Palestina apalagi ada kejadian kekerasan di sana, menarik perhatian pihak lain kemudian mengikuti.

Namun, aksi ini juga diduga ada unsur politik untuk menjatuhkan pihak lawan. Seperti yang dikatakan oleh Profesor ilmu politik yang mempelajari gerakan sosial dan politik partai AS di Universitas Johns Hopkins, Daniel Schlozman, menduga tren ini menjalar karena konteks politik partisan di AS alih-alih peristiwa di Gaza.

 

Palestina adalah Kita

Apapun alasan yang dikemukakan, seyogianya kita tetap menyambut positif gekombang protes mahasiswa yang membela Palestina. Di saat pemimpin negeri-negeri muslim seakan tak bernyali untuk membela Palestina, masih ada yang berempati pada penderitaan penduduk Gaza.

Bagi umat non muslim, persoalan.Gaza adalah kemanusiaan yang terenggut. Namun bagi umat Islam persoalan Gaza adalah karena hilangnya junnah atau perisai. Ketika khilafah runtuh dan ketiadaan khalifah sebagai pelindung umat, maka Palestina akan selalu terjajah.

Palestina adalah tanah kharajiah milik kaum muslim hingga akhir zaman. Itulah sebabnya Sultan Mahmud II tidak mau menyerahkan Palestina kepada Theodore Hertzl untuk me dirikan negara zionis. Maka sudah sepatutnya umat Islam bersatu untuk kembali merebutnya di bawah naungan panji dan bendera Islam.

Kemenangan umat Islam adalah pasti, karena ia adalah janji Allah. Dan janji Allah pun pasti seperti firman-Nya dalam surah Ar- Rum ayat 60: “Maka bersabarlah engkau (Muhammad), sungguh, janji Allah itu benar dan sekali-kali jangan sampai orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan engkau.”

 

[LM/nr]

Please follow and like us:

Tentang Penulis