Jaga Alam untuk Kehidupan, Jangan Diabaikan
Lensa Media News—Dataran tinggi identik dengan hutan dimana tumbuh beragam tumbuhan sebagai penghasil dan penyaring udara bagi manusia. Sudah sejak lama Bandung dikenal karena suhunya yang rendah, membuat siapa saja yang tinggal pasti merasa kedinginan namun tetap sejuk.
Belakangan menurut Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jawa Barat, meminta kepada pemerintah daerah untuk memperketat izin alih fungsi lahan pertanian yang terjadi di kawasan pertanian Cimenyan, Kabupaten Bandung (M.Bisnis.com, 29/1/2024).
Diketahui di Kawasan Bandung Utara (KBU), pihak HKTI merasa riskan dengan masifnya pembangunan perumahan di wilayah tersebut karna lahan tersebut cukup aktif dalam penanaman bibit-bibit tani yang bisa memenuhi kebutuhan masyarakat juga.
Namun, begitulah fakta berbicara. Faktanya Pemerintah Daerah (Pemda) lebih mementingkan urusan yang bisa memberikan kas lebih dibandingkan kesejahteraan masyarakat. Maka, masyarakat yang terasa gerak-geriknya saja diabaikan, lalu alam yang tidak pernah secara langsung bisa berinteraksi hanya akan membalas kepada generasi selanjutnya.
Sebenarnya tugas manusia adalah sebagai pengurus alam itu sendiri. Hanya saja memang bila tetap dengan sistem kapitalistik seperti saat ini, alam hanya akan terabaikan dan hanya mendapat sedikit perhatian. Itupun hanya dari sebuah kelompok organisasi masyarakat, bukan selevel negara. Jika pun negara ikut andil, akan selalu berusaha agar alam bisa dinilaikan dengan mata uang.
Maka kembalilah kepada peraturan yang berasal dari yang Maha Pengatur. Segala aturan rumusan Allah swt. telah diatur mengikuti cara hidup manusia itu sendiri termasuk pengaturan alamiah untuk flora bahkan fauna.
Dengan penerapan Islam secara kafah , tidak salah bila bukan hanya manusia itu sendiri, tapi tumbuhan juga hewan pun ikut merasakan ketentraman dan kesejahteraan dalam kehidupannya masing-masing. Wallahu’alam. Danis, Bojongsoang.[LM/IF/ry]