Khilafah Ancaman yang Perlu Diwaspadai, Benarkah?
Khilafah Ancaman yang Perlu Diwaspadai, Benarkah?
Oleh: Restu Febriani
LenSaMediaNews.com – Isu Khilafah kian hari kian membara. Opininya kian melejit, apalagi menjelang 100 tahun runtuhnya kekhilafahan Utsmaniyah. Telah banyak umat yang membicarakan tentangnya bahkan dengan penuh keyakinan bersedia menjadi pejuangnya agar tegak di muka bumi.
Sayangnya, penentangan terhadap ide Khilafah juga kian menguat, massif, dan terang-terangan. Salah satunya disampaikan oleh Mohammad Iqbal Ahnaf, Akademisi dari Center for Religious and Cross-Cultural Studies (CRCS) Universitas Gadjah Mada, mengingatkan pemerintah dan masyarakat agar tetap mewaspadai narasi-narasi kebangkitan Khilafah. Menurutnya, narasi-narasi tersebut berpotensi untuk mendapatkan momentum pada 2024, yang bertepatan dengan 100 tahun runtuhnya Kekhalifahan Utsmaniyah. “Potensi ancaman dari ideologi transnasional itu akan selalu ada. Gagasan Khilafah yang ditawarkan menjadi semacam panacea atau obat segala penyakit dan mampu menyembuhkan kekecewaan, ketidakadilan, dan emosi negatif lainnya, jelas (itu) menggiurkan bagi beberapa masyarakat,” kata Iqbal Ahnaf, Kamis (11/1/2024). (Beritasatu.com, 12/01/2024)
Tuduhan keji bahwa syariah dan Khilafah adalah ancaman merupakan bagian dari penyesatan politik dan upaya memalingkan umat dari ancaman yang sesungguhnya. Narasi tersebut merupakan pemikiran sesat yang terus di-aruskan oleh musuh-musuh Islam ke tengah umat untuk mencegah kebangkitan Islam. Seiring dengan usaha mereka melakukan penguburan dan pengaburan sejarah.
Khilafah Bukan Ancaman
Khilafah bukanlah ancaman, karena hari ini justru nampak kerusakan nyata di berbagai bidang dengan penerapan kapitalisme sekularisme. Kapitalisme dan sekularisme lah yang benar-benar telah menjerumuskan kehidupan umat ke lubang kerusakan yang dalam. Sehingga umat tidak mampu lagi mengindera kerusakan karena gelapnya pemikiran.
Sedangkan Khilafah adalah ajaran Islam, yang hadir sebagai jalan kehidupan. Sejarah panjang Khilafah Islam telah terbukti 13 abad lamanya berjaya menguasai hampir dunia pertiga dunia penuh dengan kesejahteraan dan keadilan bagi umat manusia. Maka wajar, momentum 100 tahun runtuhnya kekhilafahan Utsmaniyah menjadi perbincangan hangat di tengah-tengah umat. Oleh sebab runtuhnya Khilafah berdampak luas terhadap nasib umat di penjuru dunia. Kerusakan demi kerusakan meliputi setiap lini kehidupan. Penderitaan yang terus berkepanjangan dirasakan oleh umat Islam.
100 tahun sudah umat tanpa Khilafah. Keadaan umat menjadi lemah tiada junnah yang melindunginya. Terbukti di berbagai wilayah umat Islam dibantai dengan keji. Seperti di Palestina, Suriah, Afganistan, Yaman, Myanmar, China, dan masih banyak lagi. Kehormatan umat dengan mudah dikoyak, harta kekayaan umat dirampas, syariat Islam dilecehkan, tiada lagi marwah yang dimiliki umat Islam. Bahkan di negeri ini yang mana umat Islam menjadi mayoritas, justru dituduh dengan berbagai tuduhan keji seperti teroris, radikal, mengancam NKRI, intoleransi, dan lain sebagainya.
Wajibnya Khilafah
Maka saat ini menegakkan khilafah menjadi mahkota kewajiban (taajul furuudh) bagi kaum muslimin, yang dengan itu setiap kewajiban yang dibebankan kepada umat hanya mampu sempurna terlaksana dalam institusi khilafah. Mulai dari konsep ibadah, muamalah, pemerintahan, aqidah, fikih dan bidang lainnya. Khilafah-lah satu-satunya wadah yang mampu menjamin diterapkannya sistem Islam secara kaffah.
Berbagai kitab membahas tentang keutamaan khilafah dan pahala luar biasa bagi para pengembannya. Dengan memperjuangkan khilafah, berarti memperjuangkan diterapkannya syariat Islam secara kaffah.
Kewajiban mendirikan Khilafah di muka bumi ini sangat rinci dalil-dalilnya secara syar’i dalam Al-Quran dan hadis. Sedangkan sistemnya sangat jelas, sebagaimana yang direalisasikan oleh Rasulullah Saw dan Khulafaur Rasyidin serta para khilafah setelahnya.
Rasulullah Saw bersabda : “Siapa saja yang mati, sedangkan dilehernya tidak ada baiat (kepada imam/ khilafah) maka ia mati jahiliah”. (HR.Muslim)
Dalam sejarah panjang Khilafah Islam penuh dengan kesejahteraan dan keadilan bagi umat.
Khilafah (pemimpin) sadar akan perannya sebagai ra’in (pengurus) dan junnah (perisai) bagi rakyatnya.
Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya al-imam (khilafah) itu (laksana) perisai , dimana (orang-orang) akan berperang dibelakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) Dangan (kekuasaan) nya”. (HR. Al-Bukhari, Muslim, An-Nasa’i, Abu Dawud, dan Ahmad).
Jelaslah, Khilafah bukanlah suatu ancaman. Melainkan institusi solusi seluruh masalah umat dunia. Tidak ada pilihan lain. Diperjuangkan atau tidak, khilafah akan tetap tegak di muka bumi. Inilah janji Allah SWT yang pasti diwujudkan. Oleh karena itu, hendaklah kita istikamah membulatkan niat dan tekad untuk mewujudkan tujuan mulia ini.
Wallahu’alam bishowwab.