Perselingkuhan Berujung Maut, Rusaknya Sistem Ketahanan Keluarga di Bawah Kapitalisme

Oleh: Anastasia S.Pd.

 

Lensamedianews.com– Indonesia menjadi negara dengan tingkat perselingkuhan kedua tertinggi di Asia setelah Thailand. Peringkat ini berdasarkan hasil survei aplikasi Just Dating. Sebanyak 40% responden di Indonesia mengaku pernah berselingkuh, sedangkan responden Thailand sebesar 50%. Pada aplikasi tersebut pun ditemukan bahwa perempuan di Indonesia lebih banyak mengaku pernah berselingkuh ketimbang laki-laki. (Tribun News, 18-2-2023). Di sisi lain menurut data yang telah dipublikasikan oleh World Population Review, mewartakan bahwa, Indonesia adalah negara negara keempat dunia dengan kasus perselingkuhan terbanyak, setelah India, Cina, dan Amerika.

Faktor-faktor yang muncul dari kasus perselingkuhan pun beragam, yaitu karena ketidakmampuan dalam membangun relasi suami istri yang harmonis, atau hanya sekedar nafsu sesaat alias mencari kenikmatan sesaat. Dengan begitu wajar kalau di beberapa kasus pernikahan yang pasangannya selingkuh, apabila terasa rasa bosan dengan pasangannya maka dia dengan mudah mencari kesenangan di luar relasi pernikahannya. Tak sedikit kasus perselingkuhan berujung maut. Seperti pada kasus pembunuhan ibu muda di Sampang, Siti Maimuna (29) ternyata dilatarbelakangi masalah asmara. Pelaku yang bernama Fitria (23) merupakan selingkuhan suami korban, Pusini (33). Perselingkuhan itu telah terjadi selama 2 tahun.

“Hubungan cinta pelaku dengan suami korban berjalan kurang lebih 2 tahun,” ujar Kasat Reskrim Polres Sampang AKP Sigit Nursiyo Dwiyogo kepada wartawan di Mapolres Sampang, yang diwartakan oleh, detikjatim pada Selasa (16/1/2024). “Motif pembunuhan di Sampang ini dipicu soal asmara, tersangka cemburu dan sakit hati ingin menguasai cintanya,” kata Sigit.

 

Rusaknya Sistem Sosial Kapitalisme

Tidak dapat dimungkiri banyak kasus perselingkuhan, karena rusak sistem sosial yang dibangun oleh kapitalisme. Kebasan dalam pandangan sistem ini keniscayaan. Adanya pergaulan tanpa memberikan batasan yang jelas. Apalagi dalam sistem ini mereka membebaskan pergaulan antara laki-laki dan perempuan, hal tersebut adalah pemicu besar, masuknya celah-celah perselingkuhan.

Karakter dari sistem kapitalisme adalah memisahkan manusia dari aturan Tuhannya. Sistem ini secara otomatis menjadikan masyarakat bodoh dengan aturan agamanya. Sehingga pemahaman agamanya menjadi dangkal. Akibatnya mereka tidak mengenal haram dan halal. Sehingga, muncullah interaksi perempuan dan laki-laki yang tidak mempunyai patokannya jelas.

Hal yang sangat biasa dijumpai, seperti di dunia pekerjaan, mereka terbiasa melakukan ikhtilat/bercampur, kaum perempuan berdandan berlebihan, serta berpakaian tidak menutup aurat, tentu hal ini kian merangsang aspek seksualitas lelaki. Hal tersebut diperparah dengan, interaksi lawan jenis yang intens, sehingga membangun kedekatan secara emosional, saling mengumbar curhat, dan perhatian. Maraknya konten porno yang menyerang masyarakat, menjadi indikasi negara abai melindungi rakyatnya dari pornografi.

Era digital saat ini, di mana kapitalisme tengah bercokol, kemudahan informasi tersebut tidak memberikan pengaruh positif, justru menambah sistem sosial yang semakin rusak.

 

Pernikahan Menurut Islam

Islam memandang bahwa pernikahan itu adalah investasi pahala. Sehingga mendorong pasangan untuk berlomba-lomba mendapatkan pahala di sisi-Nya. Islam mewajibkan setiap umatnya untuk memahami syariat Islam, sebagai pondasi mereka melakukan aktivitas. Termasuk masalah pernikahan, dalam pernikahan ada syariatnya yang harus dijalani oleh keduanya, yaitu ada hak dan kewajiban yang harus dijalani oleh pasangannya. Seorang laki-laki maka ia mempunyai tugas menjadi seorang imam, mencari nafkah, menjadi ayah, serta memberikan kepemimpinannya untuk memelihara rumah tangga. Seorang perempuan, fitrahnya menjadi seorang ibu, yang melahirkan keturunan, mengasuh, serta mendidik anak-anaknya. Seorang perempuan pun bertugas mengelola rumah tangga. Baik ayah dan ibu keduanya wajib menjaga interaksi ketika keluar rumah.

Begitu pun seorang perempuan ketika keluar rumah ada banyak hal yang harus dijaga, pandangan, pakaian dan penampilan. Apabila syariat Islam dijalani, tentu keduanya mampu menciptakan relasi yang harmonis. Karena Allah telah menciptakan manusia dan aturannya sesuai dengan fitrahnya masing-masing. Tujuan menikah adalah melestarikan keturunan, diharapkan seorang ibu dan ayah mampu mencetak generasi hebat, sebagai estafet untuk melanjutkan kehidupan Islam supaya tetap terpelihara di tengah-tengah masyarakat dan dunia.

 

Islam Mencegah Perselingkuhan

Sudah jelas bahwa sistem pernikahan Islam mampu mengokohkan ikatan antara ayah, ibu dan anak. Karena Islam telah memberikan hak dan kewajiban yang jelas bagi ketiganya. Sehingga setiap individu akan terdorong melakukan aktivitas amal ma’ruf di tengah-tengah masyarakat. Sehingga apa pun bentuk kemaksiatan, termasuk di dalamnya perselingkuhan akan dapat dihindari. Wallahu’ Alam. [LM/UD]

Please follow and like us:

Tentang Penulis