Paradoks Pekerja Migran
Lensa Media News–Temuan Komisioner Komnas Perempuan menunjukkan bahwa berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan pada 2022. Para calon pekerja migran, terutama perempuan, kerap mendapat perlakuan tidak manusiawi dan merendahkan martabat di tempat-tempat penampungan tersebut. Tentu hal ini sangat miris sekali.
Kondisi miris tersebut sangat bertentangan sekali dengan kenyataan peran mereka. Karena bagaimanapun pekerja migran memiliki andil dalam ekonomi di negara ekonomi berkembang. Selain itu juga, pekerja migran berpotensi rendah dari akses perlindungan hukum.
Beberapa penyebab banyak yang memilih menjadi pekerja migran di antaranya adalah terbatasnya akses lapangan pekerjaan. Penyebabnya lainnya, yaitu ekonomi negara melesu sehingga banyak pemutusan hubungan kerja.
Berkembangnya teknologi sehingga berbagai pekerjaan bisa digantikan dengan menggunakan teknologi, bukan lagi tenaga manusia. Berbagai regulasi yang menghambat berkembangnya sektor lapangan pekerjaan juga menjadi penyebab lainnya.
Hal ini sangat bertentangan dengan sistem Islam. Sistem Islam tidak akan menjadikan perempuan sebagai salah satu mesin pemasukan keuangan negara. Sangat berbahaya sekali jika perempuan dijadikan sumber pemasukan sebuah negara.
Islam menjadikan negara sebagai pengurus rakyat, menjamin kesejahteraan melalui berbagai mekanisme, termasuk menyediakan lapangan pekerjaan yang layak untuk para laki-laki sebagai pihak penanggung nafkah. Negara juga sebagai pelindung rakyat, laki-laki maupun perempuan, tidak membawa penderitaan ataupun berlaku zalim. Wallahualam bissawab. Riri Rikeu. [LM/IF/ry]