Manusia Laut yang Terombang Ambing

Lensa Media News–Orang-orang Rohingya dari Myanmar menghadapi gelombang permusuhan dan penolakan di Indonesia. Di mana komunitas-komunitas regionalnya mengatakan mereka sudah jenuh dengan lonjakan jumlah kapal yang membawa etnis minoritas yang teraniaya itu ke pantai mereka.

 

Lebih dari 1.200 orang Rohingya telah mendarat di Indonesia sejak bulan November. Menurut data dari Badan Urusan Pengungsi PBB (UNHCR), dan setidaknya 300 orang lagi tiba pada akhir pekan lalu.

 

Narasi kebencian dan hoax di medsos memengaruhi penolakan pengungsi Rohingya yang terus terjadi. Ini merupakan buah pahit dari sistem kapitalis. Rasa Nasionalisme yang begitu kental telah menghalalkan sifat kecintaan pada bangsa sendiri dan sulit berbagi dan menerima perbedaan dari bangsa lain.

 

Hal ini tentu menjadi bumerang bagi bangsa ini. Jika kita menilik dari kehidupan Islam, begitu menjunjung tinggi persaudaraan sesama muslim. Sebab Rasulullah mengatakan dalam sebuah hadis, “ Orang-Orang mukmin dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuhnya ikut merasakan tidak bisa tidur dan panas (turut merasakan sakitnya) ” (Shahih Muslim 4685).

 

Dari hadis di atas maka kita sebagai seorang muslim tidak boleh mendengki, saling menipu, saling memarahi dan saling membenci. Muslim yang satu adalah bersaudara dengan muslim yang lain.

 

Sistem Islam mengajarkan kasih sayang di antara sesama muslim. Sebagaimana yang pernah dicontohkan oleh Rasulullah pada saat mempersaudarakan kaum Muhajirin dengan kaum Anshar. Sekalipun tidak kenal satu sama lain, bahkan tanah airnya pun berbeda, mereka gembira dipersaudarakan atas dasar keimanan demi menggapai rida Allah Swt. Wallahualam bissawab. Putri Rahmi DE, SST. [LM/IF/ry]

Please follow and like us:

Tentang Penulis