Hipnotis Berulang, Tingkatkan Keamanan Kota Kembang
Oleh: Siska Juliana
LenSaMediaNews__Viral di media sosial video yang menayangkan kisah dugaan penipuan dengan metode hipnotis. Aksi hipnotis ini terjadi di sebuah mall di Kota Bandung.
Dalam unggahan tersebut, dijelaskan bahwa dugaan kejadian hipnotis terjadi pada Senin, 13 November 2023 sekitar pukul 18.00 di Yogya Kepatihan, Kota Bandung. Korban dan temannya didatangi oleh pelaku untuk bertanya tentang lokasi. Tanpa disadari, percakapan terus berlanjut. Kemudian mereka diminta untuk meletakkan perhiasan di dalam tisu, lalu menyimpannya kembali dalam tas mereka. Ketika sadar, mereka kehilangan 3 cincin, 1 kalung dan 2 kartu ATM BCA. Kerugian mencapai Rp13.400.000. (Bandung Raya, 17-11-2023)
Seperti inilah bila kita hidup dalam sistem kapitalisme sekuler. Sekularisme yang menafikan peran Allah SWT dalam kehidupan sehari-hari, sehingga manusia yang membuat aturan bagi dirinya sendiri. Alhasil, masyarakat terjebak dalam paham kebebasan. Saat menjalankan aktivitas, tidak peduli pada halal dan haram. Bahkan dalam memenuhi kebutuhan, yang dilakukan adalah dengan cara menipu.
Ini jelas berbeda dengan Islam. Islam memandang bahwa untuk mencapai kebangkitan, maka setiap individu harus terikat oleh akidah. Dengan begitu, manusia memiliki kesadaran hubungannya kepada Allah SWT membuat seluruh aktivitasnya dijalankan sesuai dengan hukum syara.
Setiap individu akan menyandarkan perbuatannya pada halal dan haram, sehingga hanya keridaan Allah yang akan dituju. Dengan penerapan Islam secara kaffah, maka suasana keimanan akan terwujud. Kehidupan masyarakat dipenuhi dengan amar makruf nahi mungkar.
Di sisi lain, negara memberikan edukasi yang berlandaskan akidah Islam, serta mengontrol media agar tidak menampilkan konten-konten negatif yang dapat merusak pemikiran. Negara pun akan menutup setiap celah yang akan mengakibatkan pelanggaran terhadap hukum Allah SWT.
Adapun sanksi dalam Islam bersifat jawabir (penebus) dan zawajir (pencegah). Alhasil, berbagai kasus kejahatan akan diselesaikan secara adil dan mencegah kasus serupa terjadi di kemudian hari.
Allah SWT berfirman,
”Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil alamin).” (QS Al-Anbiya: 107).
Islam menjadi rahmat bagi semesta alam, membuat setiap individu, masyarakat dan negara hidup selaras dan mampu mewujudkan keamanan.
Wallahu’alam bishshawab.