Kejahatan Makin Merajalela, Sekuler-Kapitalisme Biangnya!
Oleh: Nining Sarimanah
LenSaMediaNews__Pelaku kriminal biasanya, lebih memilih malam hari untuk melancarkan aksi kejahatan agar tindakannya itu berjalan dengan aman. Namun, tidak demikian dengan pelaku jambret di Bojongloa Kidul. Ia berani melakukan aksi penjambretan handphone pada siang hari. Malangnya, salah seorang warga yang melihat itu, langsung berteriak “Awas bangsat (pencuri)”. Pelaku dikepung oleh warga tetapi mereka kesulitan menangkapnya karena pelaku mengancam dengan golok. Ia sempat lari ke wilayah Astanaanyar dan akhirnya ditangkap oleh polisi saat melintas. (Ayobandung.com, 7-11-2023)
Sudah menjadi rahasia umum bahwa aksi kejahatan makin merajalela dan merata di setiap sudut wilayah Indonesia baik di kota maupun desa. Tak dimungkiri, aksi tersebut salah satu akibat dari buruknya ekonomi yang sedang dialami masyarakat. Berbagai kesulitan hidup melingkupi mereka, mulai dari melejitnya harga berbagai kebutuhan pokok, mahalnya biaya pendidikan, hingga sulitnya mengakses lapangan pekerjaan.
Kondisi ini, tidak terlepas dari sistem sekuler- kapitalisme yang diterapkan. Sistem ini sukses menjadikan kehidupan rakyat makin sempit dan sulit, di tengah melimpahnya kekayaan alam Indonesia. Kekayaan yang dimiliki negeri ini, nyatanya hanya dikuasai dan dinikmati oleh segelintir orang melalui kebijakan penguasa yang lebih pro para kapital, misalnya gunung emas di Provinsi Papua telah dikuasai oleh PT Freeport milik perusahaan Amerika Serikat. Wajarlah, kehidupan mayoritas rakyat di Papua sangat mengkhawatirkan dan menyedihkan. Lihatlah, bagaimana gizi buruk telah melanda anak-anak di sana, kesehatan dan pendidikan sulit diakses, serta pakaian (Koteka) yang mereka kenakan jauh dari kata layak.
Selain itu, lemahnya pemahaman agama juga sanksi yang tidak tegas turut menyuburkan aksi kriminal di tengah umat. Karenanya, untuk mengurai dan mengatasi persoalan tersebut dibutuhkan perubahan secara sistemis dari berbagai sisi, baik dari kebijakan politik, ekonomi, sosial, pendidikan, dan sanksi. Perubahan itu hanya bisa terjadi, jika umat memiliki kesadaran umum untuk kembali kepada Islam sebagai pedoman hidup dalam mengatasi berbagai persoalan umat.
Islam sebagai agama juga ideologi yang sempurna telah terbukti mampu menciptakan kehidupan yang aman dan sejahtera. Dalam Islam, negara sebagai pengatur urusan umat berkewajiban memberikan jaminan kebutuhan dasar rakyatnya baik sandang, pangan, papan, maupun pendidikan, kesehatan, dan keamanan. Penjaminan itu melalui penerapan ekonomi Islam dengan mengolah kekayaan milik umat yaitu sumber daya alam dan hasilnya dikembalikan untuk kepentingan rakyat.
Negara menyediakan lapangan pekerjaan agar para lelaki dapat bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Tak hanya itu, negara membangun kesadaran melalui pendidikan Islam sehingga lahir sosok individu yang taat kepada perintah Allah dan menjauhi segala yang dilarang-Nya. Jika terjadi pelanggaran hukum syarak, seperti begal atau jabret maka negara akan menerapkan sanksi yang tegas.
Hal ini, telah disampaikan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an surah Al-Maidah ayat 33,
إِنَّمَا جَزَاءُ الَّذِينَ يُحَارِبُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَسْعَوْنَ فِي الْأَرْضِ فَسَادًا أَنْ يُقَتَّلُوا أَوْ يُصَلَّبُوا أَوْ تُقَطَّعَ أَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُمْ مِنْ خِلَافٍ أَوْ يُنْفَوْا مِنَ الْأَرْضِ ذَلِكَ لَهُمْ خِزْيٌ فِي الدُّنْيَا وَلَهُمْ فِي الْآَخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيم
“Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka secara silang, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka didunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar.”
Dengan penerapan Islam secara kaffah dalam bingkai negara, setiap persoalan manusia mampu diatasi dengan tuntas. Alhasil, kehidupan masyarakat sejahtera, damai, dan aman karena Islam adalah sumber hukum dari Sang Pencipta manusia, Allah Taala. Demikian juga, penguasa akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyat yang dipimpinnya. Karena, penguasa Islam tidak abai dan selalu hadir untuk mengatasi kesulitan rakyatnya dan angka kejahatan mampu ditekan dan diminimalisir.
Wallahu a’alam bishshawab