Tips Bahagia Dunia Akhirat bersama Anggota Keluarga

Oleh: Yuyun Suminah, Am.d*

 

LensaMediaNews__Bahagia impian semua orang, termasuk para muda mudi yang menjalani hidup sebelum menikah atau berkeluarga pasti memimpikan kehidupan yang bahagia, bebas dari masalah dan gangguan apapun. Padahal ketika seseorang memasuki gerbang pernikahan berkeluarga, harus menyadari bahwa hidup tidak akan selamanya mulus lancar seperti jalan Tol. Suatu alamiah dan lumrah dalam berkeluarga akan ada perselisihan diantara suami istri.

 

Karena tidak ada rumah tangga yang bebas dan bersih dari ujian, diriwayatkan oleh Muslim bahkan Rasulullah pun pernah mengalami problem dan marah kepada para istri beliau, memisahkan dari mereka selama satu bulan termasuk diantara mereka ada Aisyah istri yang paling dicintai. Itu membuktikan kehidupan rumah tangga yang dijalani suami istri akan selalu menemui ujian, ibarat sayur tanpa garam, begitu pun rumah tangga jika tidak ada bumbu perselisihan tidak akan ada rasanya, hambar.

 

Kebahagian dan kesedihan sudah sunatullah silih berganti, tinggal bagaimana kita memahami dan menyakini dan mengambil sikap atas ujian tersebut. Ada keluarga yang diuji kelapangan harta namun tidak bisa membawanya kejalan kebaikan bahkan tak sedikit ujian menghampiri dengan hadirnya orang ketiga, perselingkuhan belum lagi ujian dalam hal ekonomi. Tak sedikit ketika kehidupan keluarga yang diuji apapun termasuk ekonomi selalu berujung maut. Miris banyak kasus KDRT dengan berbagai penyebab yang mengakibatkan tindak pembunuhan.

 

Seperti kasus di Cikarang Jawa Barat, seorang suami tega menghabisi nyawa Istrinya setelah cekcok masalah ekonomi, hanya karena sang Istri menanyakan uang belanja. Kasus KDRT (kekerasan dalam rumah tangga) terjadi bukan hanya Suami kepada Istri, seorang ibu kepada anak pun sering terjadi.(Republika.com 12-9-2023)

 

Di Subang terjadi pembunuhan seorang anak 13 tahun oleh ibu kandungnya sendiri. Kasus KDRT dilakukan oleh orang-orang terdekat. Miris! Di luaran sana masih banyak kasus yang tidak terekpos media. Hal ini menunjukkan lemahnya pengelolaan emosi dan daya tahan dalam menghadapi beratnya kehidupan. Ini adalah potret buram kehidupan sekuler kapitalistik yang jauh dari keimanan.

 

 

Memisahkan kehidupan dari peran agama, minimnya ilmu agama sehingga melahirkan manusia-manusia yang tidak takut akan dosa dan balasan dari perbuatannya tersebut. Jika pun harus dihukum di dunia tidak mampu memberikan efek jera bagi pelaku maksiat tersebut. Berbeda dalam sistem Islam Aqidah Islam memberikan kekuatan dan kesabaran seorang hamba dalam menghadapi kesulitan dan beratnya kehidupan. Keimanannya menjadi perisai untuk sabar dan tetap dalam kewarasan ketika bertemu masalah sehingga tidak berbuat maksiat.

 

 

Peran negara punya andil besar dalam membantu rakyatnya agar hidup tenang, aman dan damai dalam suasana keimanan, dengan memenuhi kebutuhan manusia dan menyejahterakannya dengan mencukupi kebutuhan sandang, papan, pangan yang murah dan terjangkau untuk mendapatkannya.

 

 

Karena dalam hal ini negara yaitu pemerintah bertanggungjawab penuh dalam kepengurusan rakyatnya dan akan dimintai pertanggungjawabannya kelak di akhirat. Rasulullah berpesan lewat sabdanya yang artinya “Imam (pemimpin) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya.” (HR Al-Bukhari).

 

 

Lantas apa yang bisa dilakukan agar mendapatkan kebahagiaan di dunia akhirat bersama seluruh anggots keluarga, tips di bawah ini semoga bisa mewujudkannya:

1. Saling membutuhkan dalam kondisi suka dan duka
Kehidupan berkeluarga pasti saling membutuhkan antara suami istri dan anak. Seorang istri membutuhkan peran suami dalam mendidik anaknya, seorang suami membutuhkan istri dalam mengatur harta suami, menjaga kehormatan keluarga dan membesarkan anak-anaknya, begitu pun seorang anak membutuhkan ayah dan ibunya dalam menjalani kehidupannya.
Saling membutuhkan tidak hanya di saat suka saja (bahagia) justru saling membutuhkan ketika di antara anggota keluarga ada yang mengalami duka. Misalnya ketika seorang suami sedang mengalami kesulitan dalam mencari nafkahnya, seorang istri yang mengalami kesulitan dalam mengondisikan anaknya, sehingga tidak bisa menyelesaikan pekerjaan lain di rumah. Hal-hal seperti itulah yang perlu ada sikap saling membutuhkan.

2. Saling membuka komunasi yang sehat
Komunikasi menjadi gerbang awal dalam interaksi manusia diantaranya berkeluarga, karena akan menciptakan suasana yang kondusif, mencegah kesalahpahaman, dan lancarnya kehidupan suami istri.
Menjalin komunikasi yang sehat seperti saling terbuka, berterus terang dengan kondisi masing-masing suami istri dengan adab, dilandasi cinta dan saling menghargai. Sehingga bisa saling menerima dengan setiap kondisi dan berusaha bersama memperbaiki keadaan.

3. Libatkan Dia dalam segala hal
Semua perkara di dunia ini tidak pernah lepas dari kehendak-Nya, dari pengawasannya dan pasti itu yang terbaik bagi setiap manusia. Dalam setiap aktivitas libatkan Allah dalam kehidupan kita.
Baik status kita sebagai seorang istri yang harus menemani, mendidik, mengurus rumah tangga selama 24 jam, suami yang diamanahi tanggungjawab sebagai pencari nafkah dan lainnya. Libatkan Dia dalam setiap do’a dan aktivitas kehidupan kita.
Semoga dengan 3 tips di atas bisa mewujudkan keluarga yang bahagia dunia hingga ke surga bersama seluruh anggota keluarga dengan saling membutuhkan dalam kondisi suka duka, menjalin komuniasi yang sehat dan selalu melibatka Allah dalam setiap aktivitas kita. Wallahu’alam.

 

*(Seorang Guru Diniyah Takmiliyah Awaliyah (DTA) di Karawang)

Please follow and like us:

Tentang Penulis