Memupuk Rasa Sabar dalam Kehidupan

 


Oleh: Eliya Nuryani, S.Sos

 

LensaMediaNews__Akhir-akhir ini kita sering mendengar berita pembunuhan, penyiksaan yang sangat kejam dan sadis baik itu di koran medsos dan media-media lainnya. Seorang suami bernama nando (25 Tahun) tega membunuh istrinya Mega Suryani Dewi (24) di rumah kontrakannya di kampung Cikedokan Desa Sukadanau Kecamatan Cikarang Barat Kabupaten Bekasi Jawa Barat. Kapolsek Cikarang Barat AKP Rusna Wati mengatakan nando membunuh istrinya karena kesal ketika ditanya uang belanja. Sebelum melakukan pembunuhan, pelaku dan korban sempat cekcok masalah ekonomi,” Kata Rusna di Mapolsek Cikarang Barat, (13-9-023) .

 

Berdasarkan pengakuan pelaku, selain membentak Nando juga menampar istrinya di bagian pipinya. Tamparan Nando membuat Mega terjatuh ke lantai dan tak berdaya. “Pelaku secara spontan menampar dengan menggunakan tangan kanan ke arah pipi korban hingga korban tersungkur,” katanya. Melihat istrinya yang terjatuh berusaha bangkit, Nando bukannya iba, justru semakin kalap. Pelaku pun berusaha membunuh istrinya dengan cara menggorok leher korban menggunakan pisau dapur. Sebelum melakukan aksi sadis tersebut, pelaku menyeret istri ke dapur dekat kamar mandi. “Diseret ke dapur lalu menyayat leher korban dengan menggunakan pisau dapur hingga meninggal,” kata Rusna. Yang membuatnya miris, pelaku melakukan pertengkaran bersama istrinya hingga berujung hilangnya nyawa Mega ketika anaknya masih balita dalam keadaan terbangun.

 

Hal di atas merupakan salah satu fakta kehidupan sekuler kapitalistik. Rusaknya tatanan kehidupan menyebabkan berbagai problema kehidupan baik dari segi ekonomi, sosial maupun politik. Problema tersebut menyebabkan iman dan daya nalar melemah dalan menghadapi beratnya kehidupan. Sehingga banyak individu melakukan kekerasan, penyiksaan bahkan sampai pada tindakan pembunuhan dikarenakan hal sepele. Kehidupan sekuler kapitalistik yang menjauhkan manusia dari agama dan keimanan menyebabkan individu mudah tersulut emosi dan melakukan hal-hal yang sangat sadis. Keimanannya harusnya menjadi perisai untuk sabar dan tetap berpegang teguh dengan aturan Allah ketika bertemu masalah sehingga tidak berbuat maksiat.

 

Memupuk Rasa Sabar dalam Kehidupan
Manusia seringkali dihadapkan dengan kondisi atau benturan-benturan yang membuat stress, kecewa, dan berbagai masalah sosial lainnya. Kebutuhan akan sikap sabar pada hakekatnya berlaku umum dalam segala hal, karena segala peristiwa yang ditemui dalam hidup ini adalah cara Allah untuk menguji keimanan. Kaya-miskin, susah-mudah, semuanya mampu menjadi ladang pahala jika dipupuk oleh rasa sabar dan syukur kepada Allah. Sebab, keduanya membawa kepada kebaikan dan kebahagiaan. Sabar artinya menahan diri dari sesuatu yang tidak berkenan di hati. Ia juga berarti ketabahan. Selain itu, ia menjelaskan bahwa kesabaran secara umum dibagi menjadi dua.

Pertama: sabar jasmani yaitu kesabaran dalam menerima dan menjalankan perintah agama yang melibatkan seluruh anggota tubuh seperti kesabaran dalam melaksanakan ibadah haji yang menyebabkan kelelahan. Selain itu, sabar dalam menerima cobaan seperti penyakit, penganiayaan dan lain sebagainya. Kedua, Sabar rohani yaitu kesabaran rohani atau spiritual yang menyangkut kemampuan menahan hawa nafsu yang dapat membawa kepada kejahatan seperti sabar dalam menahan amarah ataupun sabar menahan hasrat seksual yang bukan pada tempatnya.

Secara sederhana bentuk sabar dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Sabar menghadapi ujian, sehingga jiwa manusia siap menghadapinya, karena masalah menimpa kita dan terjadi secara tiba-tiba itu akan terasa agak berat. Sikap sabar yang disini adalah sikap yang diawali dengan ikhtiar atau usaha lalu diakhiri dengan sikap rida dan ikhlas menerima cobaan ketika seseorang dilanda suatu cobaan dari Allah Swt.
(2). Sabar terhadap keinginan hawa nafsu yaitu menahan emosi dalam menghadapi lawan. Dimensi ini, jika tidak dapat dikendalikan akan mengantarkan manusia bergaya hidup bebas dan materialistic dan lain-lain.
(3) Sabar dalam ketaataan menerima perintah Allah Swt, karena jalan menuju ketaatan kepada Allah penuh dengan rintangan dan tantangan baik dari dalam maupun dari luar jiwa/diri seseorang.
Sikap sabar inilah yang sungguh-sungguh diharapkan, yaitu ketika mereka mengerjakan hal-hal diperintahkan, mereka bersabar atas perintah itu dan bersabar untuk mengerjakannya dengan cara yang paling sempurna.. Keimanannya menjadi perisai untuk sabar dan tetap dalam kewarasan ketika bertemu masalah sehingga tidak berbuat maksiat. Negara membantu rakyatnya agar hidup tenang aman dan damai dalam suasana keimanan, dengan memenuhi kebutuhan manusia dan menyejahterakannya melalui penerapan Islam kafah

 

Please follow and like us:

Tentang Penulis