Dipertanyakan, Pelajar Tidak Memiliki Kemampuan Dasar?

Lensamedianews, Surat Pembaca- Bank Dunia melaporkan bahwa anak-anak di beberapa negara Asia Pasifik dan Asia Timur yang menempuh sekolah dasar, tidak memiliki kemampuan dasar. Dalam laporan tersebut, tingkat ketidakmampuan anak usia 10 tahun untuk membaca dan memahami bahan bacaan berada di atas angka 50%. Hal itu dialami 14 dari 22 negara, termasuk Indonesia, Myanmar, Kamboja, Filipina dan Republik Demokratik Rakyat Laos. (News Republika, 24-09-2023). Adapun di negeri sendiri, ditemukan juga fakta senada. Berdasarkan hasil assesment kognitif di bulan Juni 2023, ditemukan sebanyak 21 peserta didik baru di SMPN 11 Kupang tidak bisa membaca, menulis dan membedakan abjad. (Tribun Flores, 10-08-2023).

Kondisi ini sungguh menyesakkan. Betapa tidak, berhasil lulus sekolah dasar namun tidak memiliki kemampuan dasar. Hal ini menunjukkan bahwa ada yang salah dalam kurikulum pendidikan saat ini. Ya, karena kurikulum pendidikan hari ini bercorak kapitalistik sekuler. Sistem kehidupan kapitalisme sekuler yang menjauhkan agama dari kehidupan, menjadikan materi sebagai tujuan hidup. Dan asas manfaat menjadi tolak ukur dari segala perbuatan termasuk dalam membuat kebijakan. Alhasil tujuan pendidikan saat ini bukan untuk melahirkan generasi berilmu melainkan menyiapkan generasi untuk kepentingan korporasi. Terbukti dari capaian belajar yang diraih hanyalah pencapaian hasil materi berupa nilai, keterampilan dan sejenisnya.

Padahal, semestinya pendidikan ditujukan untuk melahirkan generasi yang berkualitas dan berilmu. Dimana ilmu yang diperoleh agar bisa digunakan untuk menyelesaikan segala persoalan kehidupan. Hal ini sebagaimana pendidikan dalam sistem kehidupan Islam. Islam mengatur bahwa tujuan pendidikan adalah, pertama untuk mencetak generasi yang bersyakhsiyah Islamiyah (berkepribadian Islam). Kurikulum dalam sistem Islam berbasis akidah Islam. Semua jenjang pendidikan harus mengacu pada kurikulum tersebut. Kedua, mencetak ilmuwan, ulama dan pakar untuk memenuhi kebutuhan umat dan negara sehingga bisa menjadikan negara adidaya yang menyebarkan rahmat Islam ke seluruh dunia. Dengan demikian, output sistem pendidikan Islam akan menghasilkan generasi yang bertakwa dan mampu berkontribusi dalam penyelesaian masalah umat dan negara. Wallahu a’lamu bishshowwab.

Deny Setyoko Wati, SH

[LM, Hw]

Please follow and like us:

Tentang Penulis