Konflik Palestina Selesai dengan Hadirnya Perisai

Oleh: Ummu Zhafran, pegiat literasi

 

LensaMediaNews__Palestina kembali membara. Tapi kali ini ada yang berbeda. Jika setiap tahunnya jatuh korban mayoritas di pihak penduduk sipil Gaza, tahun ini sebaliknya. Blokade yang selama ini dipasang penjajah Israel diterjang mujahidin Palestina. Serangan pun diluncurkan dari darat, laut dan udara. Siapa pun yang menyaksikan tayangan penyerbuan tersebut dari udara niscaya tergetar dan terkesima. Ribuan paralayang yang ditumpangi tentara pembebasan HAMAS melayang-layang di langit seraya melancarkan serangan yang membuat tak sedikit warga Israel terluka bahkan hingga kehilangan nyawa.

 

 

Dahsyat. Banyak media baik lokal maupun asing yang menyebut peristiwa Sabtu lalu sebagai yang terbesar dalam kurun waktu terakhir. Melansir dari Al Jazeera, jubir Hamas mengatakan operasi militer yang mereka namakan Badai Al Aqsha dilakukan sebagai respons atas kekejaman yang telah dialami Palestina selama berpuluh-puluh tahun. Apalagi dengan kebiasaan Israel yang kerap menyerang secara brutal warga sipil Palestina, terutama perempuan dan anak-anak. Saatnya Israel menghentikan kekejamannya, menanggung akibat dari perbuatannya dan segera angkat kaki dari bumi Palestina.

 

 

Sudah tentu sebagai bangsa yang sejak lama mendeklarasikan penentangan terhadap segala bentuk penjajahan, mendukung perjuangan Hamas seharusnya harga mati. Terlebih di atas semua deklarasi hasil olah pikir manusia , ada ketentuan syariat yang datang dari Allah azza wa jalla. Bahwa semua mukmin itu bersaudara. Ibarat satu tubuh, jika satu bagian merasakan sakit maka yang lain ikut rasakan hal yang sama. Wajar bila bentuk dukungan mengalir dari berbagai negeri-negeri muslim. Baik berupa bantuan kemanusiaan maupun doa bersama.

 

 

Tetapi masih mengundang tanya, dapatkah konflik Palestina dan Israel berakhir dengan bantuan materiil maupun doa yang terus mengalir? Kenyataannya hampir satu abad, pendudukan Israel atas Palestina belum kunjung selesai. Mari sekilas menengok ke belakang, derita warga Palestina dimulai sejak Deklarasi Balfour, 2 November 1917. Saat itu Inggris menyatakan sejengkal tanah Palestina adalah milik bangsa Israel disusul runtuhnya institusi kekhalifahan Islam, Khilafah Utsmaniyah di Turki tahun 1924.

 

 

Selanjutnya, 29 November 1947, PBB mengumumkan persetujuan berdirinya negara Israel yang direstui oleh oleh AS, dengan wilayah Israel meliputi 55% tanah Palestina. Selanjutnya Perdana Menteri pertama Israel David Ben-Gurion kemudian mulai melakukan pengusiran dan pembunuhan. Hingga kini mereka sudah menduduki lebih dari 90% wilayah, hanya menyisakan Gaza dan sebagian Tepi Barat.

 

 

Lebih dari itu, menyimak kronologi di atas tampak persoalan Palestina tidak berdiri sendiri. Melainkan tidak lepas dari konspirasi dan standar ganda dunia Barat. Lihat betapa negara-negara Barat satu suara mengutuk serangan militer yang dilakukan Hamas. Namun sebaliknya mereka bungkam ketika Israel memborbardir Gaza selama puluhan tahun, mengakibatkan jutaan korban jiwa yang terdiri atas anak-anak dan Muslimah.

 

 

Maka sudah sewajarnya bila untuk mengakhiri penjajahan ini butuh solusi di level negara dengan kekuatan yang seimbang pula. Tanpa mengecilkan berbagai bantuan kemanusiaan dan operasi Badai Al-Aqsha yang berlangsung, tetapi hanya negara dengan kekuatan yang sepadanlah yang dapat menuntaskan penjajahan tersebut. Hal yang diisyaratkan Rasulullah saw. dalam salah satu sabdanya,
Sesungguhnya Al-Imam (khalifah) itu (laksana) perisai, dimana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)nya…” (HR Al-Bukhari, Muslim, An-Nasa’i dan Ahmad)

 

 

Kelak pemimpin negara dalam hal ini Khalifah, yang akan bertindak sebagai perisai yang melindungi umat. Seperti yang dilakukan Khalifah Sultan Abdul Hamid II yang tercatat dalam sejarah pernah menolak mentah-mentah permintaan zionis Yahudi yang datang mengemis tanah Palestina.

 

 

Khalifah nantinya yang akan memimpin kurang lebih 1,5 milyar umat Muslim di seluruh dunia untuk berjihad. Karena, hanya dua kata yang tersisa untuk penjajah seperti Israel selain terwujudnya perisai, yaitu jihad fisabilillah alias berperang di jalan Allah SWT. Inilah satu-satunya petunjuk Allah SWT yang diwahyukan kepada Baginda Rasulullah saw. untuk diikuti hingga akhir zaman.

Simak sabda Nabi saw. berikut,
Belum akan tiba kiamat sehingga kaum Muslim memerangi kaum Yahudi. Kemudian mereka akan diperangi oleh kaum Muslim sehingga batu dan pohon sampai berkata:Hai kaum Muslim, wahai hamba Allah, inilah seorang Yahudi tersembunyi di belakangku, datangilah dan bunuhlah.” (Seluruh alam akan berkata begitu), kecuali pohon Al Gharghad. Sebab, sesungguhnya ia (pohon itu) tergolong pohon (simpatisan) kaum Yahudi.” (HR Bukhari & Muslim) Wallaahua’lam.

Please follow and like us:

Tentang Penulis