Simalakama Pariwisata sebagai Tulang Punggung Perekonomian

Oleh: Rut Sri Wahyuningsih
Redaktur Pelaksana Lensa Media News

 

LensaMediaNews__Kantor Imigrasi Ngurah Rai, Bali, mengusir warga negara asing (WNA) asal Inggris yang sebelumnya menampar polisi ketika melanggar lalu lintas. “Berdasarkan surat rekomendasi dari kepolisian, terhadap AAM sudah kami lakukan pendeportasian,” kata Kepala Imigrasi Ngurah Rai Sugito (HarianAcehIndonesia.com, 23-9-2023).

 

WNA asal Inggris bernama Adam Alexander Murray itu ditangkap polisi pada Selasa (19-9-2023) di kawasan wisata Canggu, Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali. Berdasarkan sidang Tindak Pidana Ringan (Tipiring) pada 22 September 2023 di Pengadilan Negeri Denpasar, Adam dijatuhi vonis satu bulan kurungan dengan masa percobaan selama tiga bulan. Dalam persidangan tersebut, Adam dijerat pasal 352 KUHP tentang tindak pidana penganiayaan ringan.

 

 

Simalakama Pariwisata dalam Sistem Kapitalisme

Tak sekali ini kejadian bentrok antara turis mancanegara dengan polisi. Dan Bali adalah salah satu destinasi wisata paling terkenal di dunia. Banyak wisatawan asing yang menjadikan Bali sebagai tujuan utama destinasi wisata mereka. Saking terkenalnya Bali, hingga banyak orang menyangka Bali bukan bagian dari Indonesia.

 

 

Terlebih pasca pandemi Covid-19, sektor pariwisata menjadi primadona usaha menggenjot perekonomian yang sempat mati suri. Segala daya upaya dikerahkan oleh pemerintah agar Indonesia menjadikan destinasi utama pariwisata warga dunia. Sebagaimana dilansir Detik.com, 23 Februari lalu, Asosiasi Travel Agent (Astindo) mengadakan pameran travel fair, Astindo Travel Fair 2023, kepada warga lokal dan asing mereka menawarkan tiket murah untuk mengunjungi destinasi favorit di tahun 2023.

 

 

Ketua Astindo DPD Bali Simon Purwa menyebut kemasan paket tour lebih diminati karena akomodasinya lebih terjangkau. Tak mau ketinggalan Maskapai penerbangan Citilink berkolaborasi dengan Bank bjb berkomitmen untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi, salah satunya dengan memperkuat sektor pariwisata. Dukungan tersebut, dibuktikan dengan dihadirkannya acara pameran perjalanan atau travel fair yang menawarkan beragam promo menarik bagi wisatawan (kumparan.com, 21-9-023).

 

 

Head of Corporate Secretary & CSR Citilink, Haza Ibnu Rasya mengatakan, penawaran terbaik juga bisa didapat para pemegang kartu bank bjb, baik bjb Debit Card, bjb Credit Card, DIGI dan DigiCash bank bjb. Berkolaborasi dengan ASTINDO (Asosisasi Travel Agent Indonesia), pameran ini akan digelar pada 28 September hingga 1 Oktober 2023 mendatang di Atrium Cihampelas Walk, Bandung.

 

Pemerintah sendiri sejak 2022 sudah mencanangkan konsep pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism), diantaranya Imigrasi memberikan Bebas Visa Kunjungan (visa exemption) – Khusus Wisata dan Visa Kunjungan Saat Kedatangan (visa on arrival) – Khusus Wisata bagi Orang Asing dari negara tertentu yang datang melalui Tempat Pemeriksaan Imigrasi tertentu.

 

 

Artinya setiap bagian bergerak memajukan pariwisata, seolah beban perekonomian hanya terletak di punggung pariwisata. Padahal, dampak mengundang wisatawan asing masuk ke negeri dengan penduduk Islam terbesar di dunia ini tak sedikit. Secara adat budaya mereka berbeda dengan adat ketimuran, mereka hanya mengenal kebebasan setiap manusia wajib diunggulkan, sehingga transfer budaya tak terelakkan. Hal itu bisa kita lihat di pergaulan sekitar tempat pariwisata yang bersinggungan dengan wisatawan asing.

 

 

Berbagai pelanggaran terjadi, mulai dari penyalahgunaan izin tinggal, tidak patuh aturan lalu lintas, bertelanjang bulat di tempat-tempat ibadah, bekerja dan mencari nafkah di negeri ini dan lain sebagainya. Seolah negara ini tak punya aturan, mereka main injak saja, mereka tak juga jera, wajar saja, sebab hukum kita bak macam ompong, hanya tajam kepada rakyat sendiri sementara kepada asing begitu loyal.

 

 

Islam Mendudukkan Pariwisata dengan Iman

Islam tak menolak pariwisata, apalagi jika itu merupakan bentukan alam, yang dikaruniakan Allah SWT. Namun hanya sebatas mentadaburi (mempelajari) bukan dikapitalisasi sebagaimana hari ini. Sebab hal yang demikian justru rentan bercampur dengan perilaku yang bertentangan dengan hukum syara, seperti perzinaan, mengumbar aurat, ikhtilat (bercampur baur), tradisi klenik dan lain sebagainya. Lebih jauh malah bisa menyeret pelakunya dalam tindakan syirik.

 

 

Pariwisata dalam pandangan Islam dijadikan sebagai alat untuk dakwah, mengajak kepada muslim agar setelah melihat keindahan alam, atau megahnya bangunan bersejarah yang dibangun masa masa keemasan Islam menjadi lebih kuat keimanannya, sedangkan bagi nonmuslim menjadi bukti cemerlangnya peradaban Islam yang jauh dari kesyirikan.

 

 

Pariwisata sebagai jalan mencapai kesejahteraan juga hanya ditempuh oleh sistem sekuler kapitalistik, yang akhirnya menjadi simalakama, dihentikan negara tak punya pendapatan, dikerjakan seringkali mendatangkan bencana sosial. Maka, dalam pandangan Islam disinilah peran krusial negara, yaitu menjadi periayah atau pengurus urusan rakyat. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw, “Imam (Khalifah) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya.” (HR Al-Bukhari).

 

 

Negara akan mencukupkan kebutuhan rakyat melalui tiga pos yang ada dalam Baitul Mal, yaitu pos kepemilikan negara (fa’i, jizyah, usyur, ghonimah, kharaj dan lainnya), pos kepemilikan umum ( barang tambang, energi dan lainnya) dan pos zakat ( zakat, infak, shadaqah, wakaf dan lainnya). Dengan begitu perekonomian tidak bertumpu pada pariwisata saja. Wallahualam bishshawab.

 

 

Please follow and like us:

Tentang Penulis