Kampung Moderasi Kian Memecah Belah Umat Islam
Oleh: Muflihatul Chusnia
Lensa Media News-Pada bulan juli lalu Kementrian agama membuat program seribu kampung moderasi beragama, yang akan disebarkan diseluruh wilayah Indonesia. “Pembentukan Kampung Moderasi Beragama merupakan langkah positif untuk mempromosikan perdamaian, toleransi serta menjaga kerukunan dan keberagaman di masyarakat kita,” ujar Wakil Menteri Agama (Wamenag) Saiful Rahmat Dasuki saat peluncuran Kampung Moderasi Beragama di Jakarta, Rabu (26/7/2023). Wamenag berharap, program KMB dapat menginspirasi seluruh masyarakat Indonesia untuk terus membangun kehidupan yang harmonis dan toleran di tengah kemajemukan (Kemenag.go.id, 26/7/2023).
Kemudian di Kediri Jawa Timur seorang kepala pusat penerangan TNI Laksda Julius Widjono membangun pesantren semua agama. “Peserta didiknya tidak hanya untuk pemuda pemudi yang beragama Islam, namun juga dari berbagai agama seperti Kristen, Budha, Hindu, dan lain-lain,” (CNNIndonesia.com,8/7/2023).
Pemerintah bekerja keras dalam mengembangkan moderasi beragama (Islam moderat). Segala cara dilakukan pemerintah untuk mempropagandakan moderasi beragama dan masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Mulai dari doa lintas agama, salam semua agama dan lain lain.
Tujuannya adalah demi perdamaian, toleransi dan untuk kerukunan antar umat beragama. Jika dilihat tujuan dari pada moderasi beragama tentu kita sangat sepakat, malah harus dijaga dan dirawat. Namun bukan berarti mencampur adukkan Islam dengan agama lain. Yang akhirnya mengkerdilkan ajaran Islam, mendegradasi akidah umat Islam.
Sejatinya moderasi Islam adalah upaya untuk menjadikan Islam pertengahan, Islam cinta damai, Islam yang tidak kaku. Dan Islam moderat biasanya disandingkan dengan Islam radikal, Islam ekstremisme. Maka dari itu pemetakan moderat atau moderasi adalah jika seseorang bersikap openmind, bisa mengkompromikan islam dengan barat itu disebut moderat. contoh, tidak wajib menutup aurat yang penting hatinya dulu ditutupi. Sebaliknya dikatakan radikal, jika seseorang itu sangat taat, keukeuh dengan keislamannya, tidak mau mengambil ide selain Islam. Seperti orang yang tidak mau mengucapkan selamat Natal.
Jadi narasi moderasi beragama dan Islam radikal merupakan rekayasa barat untuk memecah belah umat Islam, menghalangi kebangkitan Islam. Akibatnya umat Islam fobia terhadap agamanya sendiri, dan menuduh umat Islam lainnya dengan dalih toleransi dan kerukunan. Akhirnya hilang rasa ukhuwah dan umat Islam saling membenci, saling menuduh. Jadi sudah sangat jelas dampak dari moderasi beragama, yaitu mengaburkan akidah Islam, melucuti ajaran Islam. Sampai mau disetir barat, sampai umat islam berkiblat pada tsaqofah barat.
Islam adalah agama yang sempurna, dan tidak memerlukan intervensi dari selain Islam. Ketika diterapkan secara total, keseluruhan. Islam mampu mewujudkan toleransi dan kerukunan yang sangat tinggi, mampu mewujudkan peradaban mulia.
Sebagaimana telah terjadi pada jaman keemasan di masa Rasulullah saw. Karena syariah Islam merupakan standarisasi perbuatan seorang muslim, bukan toleransi atau moderasi. Sehingga keimanan diwujudkan dalam bentuk taat, patuh dan tunduk hanya pada aturan Allah SWT. Sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Imran :19, yang artinya: “Sesungguhnya agama yang diridhoi Allah hanyalah islam”
Sudah waktunya umat sadar, bahwa moderasi beragama sangat berbahaya. Berusaha menjauhi sesuatu yang menjurus ke sana. Dengan cara mempertahankan keimanan dan ketaatan secara sempurna. Melaksanakan syariat Islam secara kaffah. Sebagai bukti kecintaan dan ketaqwaan kita kepada Allah swt. semata. Dan yakin bahwa Islam adalah rahmat bagi seluruh alam.
Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Anbiya:107 yang artinya: “Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia”. (TQS. Al Anbiya: 107). Wallahu’alam bishowab. [LM/ry].