L6BT Merajalela, Haruskah Kita Diam Saja?
L6BT Merajalela, Haruskah Kita Diam Saja?
Oleh: Triwidya Ningsih, M. Pd
LenSaMediaNews.com – Saat ini, kegiatan kaum L6BT makin marak. Mereka secara terang-terangan menunjukkan diri, bahkan membuat pertemuan komunitas L6BT se-ASEAN. Hal ini terbukti dari unggahan Instagram @aseanseogicaucus, “Apakah kalian queer yang berbasis di Malaysia, Thailand, Laos, Singapura dan negara lain di Asia Tenggara? Mari bergabung bersama kami dalam ASEAN Queer Advocacy Week (AAW) Juli ini”. (news.republika.co.id Jakarta 10/07/2023)
Pertemuan bertajuk ASEAN Queer Advocacy Week (AAW) merupakan tempat berkumpulnya para aktivis L6BT Asia Tenggara untuk saling terhubung serta memperkuat advokasi satu sama lain. Panitia acara ini tidak menyebutkan lokasi tepatnya di mana. Namun mereka telah memberikan informasi apa saja kegiatan yang dilakukan selama lima hari di sana. Hal tersebut mendapat berbagai kecaman dari umat muslim tentunya, terutama di Indonesia. Masyarakat Indonesia menolak dengan tegas adanya ‘kaum pelangi’ atau L6BT.
Kita sebagai umat muslim, tentu saat prihatin dengan keadaan ini. Komunitas L6BT ini memiliki 2,3 Juta pengikut di Instagram, tidak hanya di Instagram saja, di Facebook, TikTok, Twitter dan media sosial lainnya. Penyimpangan ini menjadi bukti nyata bahwa keadaan bangsa sedang tidak baik-baik saja. Oleh karena itu kita sebagai pendidik baik orang tua, guru memiliki peran sangat penting terhadap perkembangan anak-anak kita.
Dalam Al-qur’an sudah jelas bahwa L6GT adalah penyimpangan. Sebagaimana Firman Allah dalam surat Al-Ankabut 28 yang artinya, “Dan (ingatlah) ketika Luth berkata kepada kaumnya, “Kamu benar-benar melakukan perbuatan yang sangat keji (homoseksual) yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun dari umat-umat sebelum kamu”.
Ditambah lagi dengan adanya temuan Grup L6BT anak SD di Pekan Baru. Di sisi lain meski pemerintah menganggap masalah ini hal yang sangat serius. Oleh karena L6BT meresahkan keluarga, masyarakat, dan negara. Sayangnya, rasa khawatir ini berbanding terbalik dengan kenyataan bahwa jumlah ‘kaum sod0m’ ini semakin tinggi setiap tahun. Ini membuktikan bahwa ‘kaum sod0m’ masih diberi tempat oleh sistem demokrasi sekuler.
Kita sebagai umat muslim memiliki tugas penting yakni berdakwah. inilah salah satu cara kita dalam menghentikan kaum L6BT ini yang semakin merajalela. Suarakan pendapat melalui podcast atau tulisan di media sosial. Jangan biarkan mereka merasa berjaya dan percaya diri dengan perilaku menyimpangnya.
Sepertinya, kita hanya bisa selamat jika kembali kepada hukum Allah. Hukum Islam bisa memberi solusi secara tepat untuk membasmi L6BT. Oleh karena dalam tolok ukur perbuatan setiap muslim adalah halal dan haram, yakni perintah dan larangan-Nya. Tidak perlu banyak teori dan tawar menawar dengan hukum Allah. Cukup kisah Nabi Luth yang Allah abadikan dalam Al-Qur’an sebagai patokan bagi kaum muslimin untuk menolak secara tegas L6BT ini.
Wallahu’alam bishowwab.