Mirisnya Kondisi Pemuda Zaman Ini

Mirisnya Kondisi Pemuda Zaman Ini

Dewi Sekarsari
(Mahasiswi)

LenSaMediaNews.com-Bukan hal asing lagi kabar kekerasan, penganiayaan, pembunuhan, pembunuhan dan sederet kejahatan lainnya memenuhi beranda media sosial kita. Lebih sedihnya lagi, kita disuguhkan fakta bahwa yang melakukan semua tindakan kekerasan yang marak akhir-akhir ini adalah anak-anak muda di negeri kita. Bahkan sekarang pelaku tindakan kekerasan tidak lagi mengenal usia, usia muda bukan lagi menjadi jaminan bahwa mereka bersih dari informasi-informasi buruk dan tindakan-tindakan asusila.
Salah satu dari beberapa kasus yang terjadi di Indonesia, seperti yang dilansir dari laman (jurnalpolri.com, 22/2/2023) yang terjadi di Purwakarta, sebanyak lima pemuda dengan usia rata-rata 18 tahun berani melakukan percobaan pencurian dengan kekerasan dan atau penganiayaan . Dengan fakta bahwa mereka masih berusia 18 tahun berarti mereka masih berstatus pelajar Sekolah Menengah Kejuruan.

Belum lagi kasus terbaru yang viral di jagat sosial media kita, sebagaimana dikutip dari laman (tempo.co, 24/2/2023) yakni mengenai kasus Mario Dandy yang melakukan penganiayaan brutal terhadap anak berusia 17 tahun bernama David, yang mengakibatkan David mengalami luka berat sampai dengan koma. Belakangan diketahui bahwa Dandy merupakan anak dari seorang pejabat Direktorat Jenderal Pajak, Kementerian Keuangan, Rafael Alun Trisambodo. Mirisnya lagi, tidak bermutunya alasan dibalik ia berani melakukan hal tersebut yakni hanyalah karena kekasihnya.

Dengan disuguhkannya kita berbagai fakta kondisi karakter dan akhlak anak-anak muda generasi sekarang tentu ikut menyayat hati. Sedih, marah, khawatir, kecewa melihat fakta kelakuan generasi-generasi sekarang. Ini baru beberapa kasus yang ter-upload oleh media, belum lagi dengan kasus-kasus yang tidak sampai di media, penyelesaian ini fakta yang sangat menyedihkan.

Jika kita berkaca pada zaman keemasan Islam, justru yang banyak berhutang khazanah keilmuwan dan kebangkitan Islam adalah untuk generasi mudanya. Bagaimana kita lupa dengan kisah Muhammad Al-Fatih, pemuda berusia 21 tahun yang mampu menaklukkam konstantinopel, jika bukan karena kondisi lingkungan yang mengukuhkan aqidah dan akhlaknya tidak akan lahir pemuda seperti beliau. Islam begitu lengkap menawarkan sistem kehidupan yang sempurna. Menjadikan sistem pendidikan benar-benar menjadi institusi untuk membentuk peserta didik yang beriman, bertaqwa kepada Rabbnya. Menjadikan akidah Islam sebagai sistem sosial dalam bermasyarakat, sehingga seluruh aspek kehidupan berlandaskan pada nilai baik buruk yang berdasarkan syariat Allah, sehingga menyadari bahwa dunia adalah ladang menanam kebaikan untuk memanen pahala kelak diakhirat.

Please follow and like us:

Tentang Penulis