Belum Jengah, KKB Terus Berulah, Negara Berat Sebelah? 

Oleh: Anita Ummu Taqillah

(Pegiat Literasi Islam)

 

Lensa Media News – KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata) di Papua belum jua jengah berbuat ulah di bumi Papua. Aksi mereka sangat membuat resah, karena tidak segan melakukan penembakan dan melukai warga sipil maupun aparat keamanan. Bahkan, mereka juga melakukan penembakan di area bandara.

Dikutip dari kompas.com (12/3/2023), Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua Komisaris Besar Ignatius Benny Ady Prabowo mengatakan, penembakan itu terjadi pada pesawat dengan nomor penerbangan PK-YSC jenis Trigana Air Boeing 737-500. Sebelumnya, pesawat yang sama juga ditembaki oleh KKB di Deikai, Kabupaten Yakuhimo, Papua Pegunungan.

Aksi KKB tersebut tentu mencuri perhatian publik. Pasalnya, tidak hanya sekali dua kali, tetapi terjadi berulang kali. Anggota Komisi I DPR RI Bobby Adhityo Rizaldi meminta pengamanan bandara dievaluasi. Sebab menurut beliau kejadian ini sudah berulang, mulai dari kasus Susi Air, SAM Air, pesawat kargo Smart Air di tahun 2022. Sedangkan sebelumnya, Trigana Air juga ditembaki di bandara Oksibil pada Januari 2023. Tentu ini memerlukan evaluasi pengamanan bandara baik oleh polisi maupun militer (detiknews, 13/3/2023).

Belum jengahnya KKB yang terus berulah, membuktikan jika tindakan tegas belum sepenuhnya dilakukan oleh negara. Kungkungan sistem kapitalisme pada negeri khatulistiwa saat ini, seolah menjadikan negara berat sebelah menindak aksi KKB. Jika aksi kriminal (misalnya bom atau penembakan) adalah muslim, maka akan segera diturunkan pasukan densus 88 untuk menangkap pelakunya, bahkan hingga berhari-hari pun disiarkan di media sosial dan televisi. Namun, kenapa untuk aksi KKB seolah lambat dan tidak ada aksi tanggap dari bidang keamanan? Apakah karena KKB dalam sokongan Barat yang menakutkan?

Jika benar demikian, maka wajar mereka masih terus beraksi tanpa takut pada aparat negara, yang tidak menampakkan kekuatan sesungguhnya. Padahal sejatinya, negeri ini mempunyai pasukan-pasukan terbaik, dengan persenjataan yang memadai untuk membasmi KKB dan sejenisnya. Tetapi lambatnya reaksi negara menimbulkan banyak tanya.

Cengkeraman kapitalisme sejatinya telah membatasi gerak penguasa negeri ini. Keterikatan dengan organisasi dunia yang diampu Barat, yaitu Amerika, membuat negara seolah tidak mampu bergerak sendiri menentukan kebijakan. Namun terkesan disetir oleh Barat.

Maka, solusi untuk memberantas KKB adalah melepaskan diri dari cengkeraman kapitalisme dan mencari alternatif sistem yang berasal dari Sang Pencipta Allah SWT, yaitu sistem Islam. Sebab, sejatinya Islam tidak agama ritual semata tetapi melingkupi seluruh aspek kehidupan. Allah SWT menciptakan Islam sebagai aturan dan pedoman hidup untuk manusia hingga akhir kehidupan kelak. Salah satunya solusi dalam memberantas individu maupun kelompok-kelompok kriminal.

Jika aksi kelompok kriminal juga termasuk pada bughot (pemberontak) maka sanksi yang berlaku adalah hudud yang merupakan hak prerogatif Allah SWT. Sebab dalilnya sudah jelas. Sebagaimana dalam sebuah hadis sahih, Rasulullah SAW bersabda; “Barang siapa yang datang kepadamu, dan persoalanmu berada di tangan seorang yang menghendaki ingkar kepadamu atau memisahkan dari jama’ah, maka bunuhlah dia.” (HR. Muslim).

Tentara kaum muslim bisa dikerahkan langsung untuk memerangi mereka. Sedangkan jika hanya mengganggu keamanan masyarakat maka termasuk dalam ta’zir yang mana hukuman akan ditentukan oleh kepala negara. Bisa berupa hukuman penjara, pengasingan, maupun denda yang stimpal dengan perbuatannya. Dari sistem sanksi Islam diatas, jika diterapkan dengan tegas maka aksi-aksi seperti KKB tidak akan berulang.

Wallahu ‘alam bishowab.

Please follow and like us:

Tentang Penulis