“Pay Later” Jebakan Untuk Generasi

Oleh: Nurhayati, S.S.T.

 

Lensa Media News-Berkembangnya teknologi menjanjikan kemudahan bagi masyarakat yang terhubung ke internet. Selain kemudahan, teknologi juga memiliki resiko manakala kita tidak menggunakannya dengan bijak. Perkembangan fintech misalnya, makin pesat diawal tahun 2020 dimana menjanjikan kemudahan dalam mendapatkan pinjaman (utang), muncul teknologi anyar yang dimanfaatkan oleh aplikasi-aplikasi fintech seperti BNPL (Buy Now Pay Later).

 

Tren ini justru menjadikan generasi muda yang masuk dalam Gen Y dan Gen Z terjebak dengan kemudahan BNPL ini. Motif penggunaannya pun beragam ada yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan seperti pembayaran listrik dan pembelian yang sifatnya cenderung kepada keinginan membeli gadget, fashion ataupun apapun yang berkaitan dengan minat generasi muda hari ini.

 

Berdasarkan penelusuran dari situs berita online bbc.com, 29 Desember 2022, bahwa Tono (bukan nama sebenarnya) melakukan pembelian dengan BNPL yang menawarkan kemudahan menggiurkan di awal, ternyata , diakhir, dia harus terjebak dengan bunga yang terus meningkat dan tidak sesuai dengan penghasilannya. Akibatnya, dia harus menghemat biaya hidupnya demi bisa membayar tagihan setiap bulannya. Tawaran yang menggiurkan diawal seperti prosesnya yang cepat dengan hanya melampirkan kartu identitas dan verifikasi, ternyata menjadikannya tidak bisa membeli rumah sampai saat ini dikarenakan terkena BI-Checking.

 

Pay Later, Jebakan Indah Berujung Petaka

 

Tuntutan hidup yang kian pelik menjadikan generasi hari ini tidak sedikit gelap mata dalam menghadapi realita. Penghasilan yang tidak menjanjikan namun dengan kemudahan BNPL sukses membawa generasi kepada jebakan hutang gaya baru. Dalam sistem kapitalisme dimana salah satu tujuan dari kehidupan adalah meraih materi untuk memenuhi kebutuhan juga keinginan. Sehingga terjebak dalam pola hidup yang konsumtif.

 

Jebakan gaya hidup kekinian yang dialami oleh milenial adalah konsumerisme dan hedonisme yang melanda generasi muda, telah dimanfaatkan oleh rentenir gaya baru untuk menjerat mangsa. Kemudahan akses untuk pinjam uang, membuka peluang untuk memenuhi keinginan demi gaya hidup ala Barat.

 

Terlebih negara memberikan fasilitas untuk terjebak dalam jeratan haram dengan berbagai dalih, misal sudah memiliki payung hukum terdaftar di OJK, bunga rendah, tanpa syarat adanya penghasilan dan lainnya, sehingga dianggap sebagai hal biasa bahkan sangat memudahkan. Padahal nyatanya jeratan menggurita telah siap membahayakan masa depannya.

 

Pola hidup ala kapitalisme menjadikan generasi hari ini hidup berdasarkan keinginan tanpa berpikir realita. Sehingga tak jarang kehidupan milenial di perkotaan bekerja, adalah berorientasi pada pemenuhan materi, untuk mencapai derajat hidup yang mapan. Untuk sampai kepada tahap itu tidak sedikit kita jumpai milenial kerja lebih dari 12 jam hanya untuk biaya dan memenuhi gaya hidup.

 

Hadirnya BNPL menjadikan generasi hari ini terjebak dengan hidup hedon yang menjanjikan kesenangan. Cenderung materialis adalah jalan hidup mereka. Ibarat kerja, pergi pagi pulang petang adalah jalan yang harus ditempuh demi memenuhi pola hidup konsumerisme dan hedonisme. Sehinggah kita saksikan penyakit mental sering menghinggapi milenial. Generasi strawberry yang indah namun didalamnya rapuh. Bagaimana generasi muda hari ini memoles dirinya dengan “keindahan” namun rapuh akan tujuan dan pencapain hidupnya.

 

Generasi Terbaik dalam Islam

 

Generasi dengan tolak ukur pencapaian materi ini menjadikan generasi mudah terjebak dengan kemudahan yang menjanjikan kesenangan. Tidak peduli dengan halal haram. Sungguh kondisi semacam ini tidak kita dapati dalam khairu ummah atau sistem Islam.

 

Sistem Islam mensuasanakan generasi dengan suasana kehidupan yang Islami sehingga membentuk individu-individu yang takwa. Tolak ukur pencapaian dunianya bukan hanya untuk dirinya sendiri. Namun berbicara tentang umat dan agamanya.

 

Bagaimana kita saksikan generasi terdahulu seorang cendekiawan, ilmuwan, penemu teknologi mutakhir namun mereka juga hafal Al Quran dan menguasai hadits. Pencapaian mereka bukan untuk kesenangan pribadi namun juga dipersembahkan untuk ridho Allah. Dengan kata lain dunia adalah jalan untuk mencapai kehidupan hakiki di akhirat. Sehingga nama mereka terekam jelas dalam tinta sejarah seperti Ibnu Sina Bapak kedokteran, Al Jabar Penemu Matematika AL Jabar, Al Khawarizmi Penemu Angka 0 dan masih banyak lagi.

 

Terakhir, dengan sistem hidup yang sesuai dengan Islam, pemuda akan terhindarkan jebakan yang membahayakan ini seperti BNPL, pinjaman online, investasi online dan lainnya. Pemuda terjamin hidupnya dan pendidikannya, aman dari godaan gaya hidup Barat dan mendapatkan pendidikan yang berkualitas untuk menghantarkannya menjadi insan mulia. “Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (selama) kamu menyuruh (berbuat) yang makruf, mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah…” (QS Ali Imran: 110). Wallahu ‘alam bishowab. [LM/ry/ry].

Please follow and like us:

Tentang Penulis