Pemuda dan Jebakan Sekularisme

Oleh : Iffah F.

(Pemerhati Generasi)

 

Lensa Media News –Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.” (QS. Al-Kahfi [18]: 13)

Berangkat dari ayat ini, Imam Ibnu Kastir dalam tafsirnya menegaskan bahwa pemuda selalu menjadi garda depan dalam memperjuangkan kebenaran dan melawan kebatilan. Jika kita ingin mengetahui bagaimana suatu negara dimasa yang akan datang, maka lihatlah pemudanya di masa sekarang.

Untuk itu amat diperlukan pendidikan moral, agama, hingga pengembangan wawasan agar suatu negara kelak dapat menghasilkan pemuda-pemuda yang hebat serta taat pada perintah agama.

Saat ini munculnya fenomena pergaulan bebas, ditambah dengan mudahnya terjerumus pada hal-hal negatif semisal narkoba, tawuran, aborsi hingga kaum pelangi. Sementara ada sebagian pemuda yang memakai sarung peci berangkat ke masjid, menuju majlis ta’lim dikatakan sok alim, radikal dan lain sebagainya. Miris!

Sebagai pemuda Muslim kita juga perlu memiliki karakter seorang Muslim diantaranya harus memiliki akidah yang lurus, memiliki akhlak yang kokoh, wawasan yang luas, jasmani yang kuat, disiplin waktu dan bermanfaat untuk umat. Itulah profil pemuda muslim yang seharusnya.

Pemuda pada sistem sekuler cenderung akan menyembunyikan permasalahan dan menampakkan bahwa dirinya sedang baik – baik saja, mereka lebih fokus bagaimana harus terlihat luar biasa di mata orang lain dan bagaimana penilaian orang lain pada dirinya.

Hal itu membuat mereka terus mengejar tuntutan masyarakat yang materialistis dengan cara apapun, tidak peduli halal maupun haram, apa – apa dinilai materi. Maka tidak heran, kita melihat bagaimana sebagian orang demi pemenuhan obsesi tampil sempurna mereka rela melakukan apa saja.

Sistem kapitalis ini menjadikan manusia hidup bukan dengan aturan penciptanya. Melainkan dengan aturan yang dibuat oleh manusia sendiri yang serba lemah dan terbatas serta cenderung dipengaruhi oleh hawa nafsu. Selain itu, sistem kapitalis sekuler juga sangat menjunjung tinggi nilai materi bahkan pemenuhan materi sebanyak – banyaknya dianggap sebagai puncak kebahagiaannya. Alhasil banyak yang berlomba – lomba dengan menggunakan segala cara untuk terlihat sempurna di mata manusia.

Hal ini tidak bisa disepelekan apalagi di usia muda yang masih labil. Cara pandang dengan obsesi materi semacam ini tidak akan kita jumpai dalam sistem Islam. Islam dengan asasnya yakni akidah Islam menjadikan manusia hidup bukan untuk menghambakan diri pada materi, tapi semata – mata untuk meraih rida dan cinta dari Allah SWT.

Pemuda muslim seharusnya memiliki karakter terdepan dalam kebaikan, kreatif, mampu menyelesaikan masalah, memiliki visi dan misi yang jelas serta mampu membawa kebaikan. Peran pemuda dalam perubahan adalah menjadi penegak dalam peradaban Islam, selalu peduli terhadap setiap kerusakan yang terjadi hari ini, bukan diam saja. Lisannya akan tajam mengingatkan, pemikiran nya akan sangat dinamis dan ia akan mengungkapkannya dengan semua potensi yang dia miliki.

Sebagai generasi penerus sudah sepantasnya kita meneladani para pemuda di zaman Rasulullah saw. Seperti Zaid bin Tsabit yang menjadi tangan kanan rasulullah dalam menuliskan wahyu, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Sa’ad bin Abi Waqqas, Usammah bin Zaid. Mereka menjadi pelindung Rasulullah dalam berbagai peperangan sehingga mendapatkan gelar dari Rasulullah. 

Islam sebagai mabda memiliki aturan yang sempurna dan paripurna. Termasuk di bidang pendidikan yang dibangun atas dasar akidah Islam , kurikulum pendidikannya wajib berlandaskan akidah Islam. Mata pelajaran serta metodologi penyampaian seluruhnya disusun tanpa adanya penyimpangan sedikitpun dalam pendidikan dari asas tersebut. Tujuan pendidikannya adalah untuk membentuk kepribadian Islam serta membekalinya dengan berbagai ilmu dan pengetahuan yang berhubungan dengan kehidupan. Sehingga output dalam pendidikan Islam menjadikan seorang muslim yang bertakwa dan berdedikasi tinggi untuk Islam dan kemaslahatan umat. Masyarakat dalam sistem Islam juga dibentuk menjadi masyarakat yang peduli dan bersahaja, tidak tergila – gila dengan materi seperti masyarakat kapitalis sekuler.

Sistem Islam ini hanya bisa diterapkan dalam institusi negara yang menerapkan Islam secara menyeluruh. Islam menjaga akidah, jiwa, harta, dan juga akal masyarakatnya termasuk generasi mudanya dari pemikiran – pemikiran rusak dan menyesatkan yang menyebar melalui media apapun, agar media hanya menyajikan tampilan yang edukatif bagi masyarakat.

 

[LM/nr]

Please follow and like us:

Tentang Penulis