Komunitas Kaum Pelangi, Kian Mengancam Generasi 

Oleh : Yuke Octavianty

(Forum Literasi Muslimah Bogor) 

Lensa Media News – Kampanye kaum LGBTQ+ kian massif. Pasalnya, Amerika mengirim langsung utusannya untuk mempromosikan komunitas LGBTQI+ (CNNIndonesia.com, 2/12/2022). Kunjungan utusan tersebut direncanakan pada tanggal 7-9 Desember 2022. Kementrian Luar Negeri Amerika Serikat, melalui situs resminya mengungkapkan, selain kunjungan ke Indonesia Jessica pun direncanakan akan melawat ke Vietnam dan Filipina (tempo.co, 2/12/2022).

Tentu saja, rencana ini membuat berbagai ormas Islam geram. Majelis Ulama Indonesia dan berbagai ormas Islam menolak tegas kunjungan tersebut (aceh.tribbunnews.com, 4/12/2022). Inti dari kunjungan utusan LGBTQI+ adalah memperjuangkan HAM (Hak Asasi Manusia). Dialog ini direncanakan akan didiskusikan bersama para pemuka agama, pejabata pemerintah dan berbagai kalangan masyarakat tentang topik penting penghormatan terhadap segala hak LGBTQI+.

Segala tolakan yang dilontarkan MUI dan berbagai ormas Islam pun, membuahkan hasil. Kunjungan Jessica Stern akhirnya dibatalkan (liputan6.com, 2/12/2022). Wakil Ketua Umum MUI, Anwar Abbas, menolak tegas kunjungan tersebut. Secara adab ketimuran, sangat menghormati kedatangan tamu. Namun, jika tamu membawa ide yang merusak agama dan budaya bangsa, lebih baik tidak perlu diterima. Demikian ungkapnya. Bangsa ini memiliki agama dan adab yang jelas. Tak ada satu pun agama yang dapat mentolerir prinsip LGBTQI+.

Kedatangan utusan LGBTQ+ USA, Jessica Stern ke Indonesia menjadi pertanda bahwa kaum pelangi kian mengancam generasi. Demokrasi yang menjunjung tinggi hak asasi manusia, keragaman dan toleransi menjadi alasan, mengapa komunitas terlarang ini ingin dilegalkan. Segala konsep kehidupan yang merusak, pasti akan menciptakan hidup yang tak layak.

Sistem sekulerisme liberal menjadi sumber segala masalah yang kini terjadi. Aturan agama yang dijauhkan, bahkan dihilangkan dari kehidupan, melahirkan berbagai kekacauan. Dalam sistem ini pun segala bentuk kebebasan harus diperjuangkan. Hingga akhirnya berujung pada kebebasan yang sebebas-bebasnya. Karena menganggap kebebasan adalah hak asasi setiap manusia. Wajar saja, saat segala kebebasan ini menjadi tujuan utama, segala aturan diterjang. Termasuk aturan agama yang benar-benar dirusak oleh sistem ini.

Jika aturan LGBTQI+ terus diberi ruang, tak ayal, jumlah manusia pun akhirnya menipis dan punah. Paham bebas yang kebablasan, merusak tujuan kehidupan. Murka Sang Pencipta pun tak akan dapat terhindarkan.

Syariat Islam melarang segala perbuatan liwath (homoseksual) dan sejenisnya.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

Apakah tidak sampai kepada mereka berita (tentang) orang-orang yang sebelum mereka, (yaitu) kaum Nuh, ‘Ad, Samud, kaum lbrahim, penduduk Madyan, dan (penduduk) negeri-negeri yang telah musnah? Telah datang kepada mereka rasul-rasul dengan membawa bukti-bukti yang nyata; Allah tidak menzalimi mereka, tetapi merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri.”

(QS. At-Taubah :70)

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda,

Terlaknatlah orang yang menyetubuhi binatang, terlaknatlah orang yang melakukan perbuatan kaum Luth as.” Beliau mengucapkan berulang kali, tiga kali tentang liwath (homoseksual, perbuatan kaum Luth as. (HR. Ahmad no. 1875).

Sangat gamblang, bahwa syariat Islam melarang keras perbuatan hina, liwath, homoseksual (penyuka sesama jenis). Karena perbuatan tersebut merupakan dosa besar yang dapat menjadi sebab datangnya azab Allah SWT.

Pemahaman barat menghipnotis segala pemahaman manusia. Termasuk kaum muslimin. Menganggap bahwa pergaulan bebas dan/atau hubungan penyuka sesama jenis adalah suatu bentuk modernitas. Padahal ini adalah pemahaman rusak yang menghancurkan peradaban manusia. Segala pemahaman barat yang liberal merupakan pemahaman rusak. Tak layak dijadikan pedoman dan panutan.

Segala kekacauan ini hanya dapat dihentikan dengan penerapan syariat Islam yang menyeluruh di segala bidang. Negara wajib memberikan edukasi terpadu tentang tujuan kehidupan dan tujuan eksistensi manusia dalam menjalankan kehidupan dunia. Dan memberikan kesadaran kepada seluruh umat, bahwa tujuan kehidupan manusia hanya untuk beribadah kepada Allah SWT.

Penerapan syariat Islam yang sempurna hanya dapat terlaksana dalam sistem Islam. Satu-satunya sistem yang memanusiakan manusia sebagai makhluk mulia yang terjaga.

Wallahu a’lam bisshowwab.

 

[LM/nr]

Please follow and like us:

Tentang Penulis