Manipulatif Ala Karakter Anime, So Cool?
Oleh : Silah WD
Lensa Media News – Baru-baru ini viral di TikTok maupun YouTube Short tentang kemampuan para karakter anime series karya Naoki Kurosawa berjudul The Nameless Monster dengan karakter utama bernama Johan Liebert dan karakter utama Kiyotaka Ayanokoji di series anime Classroom Of The Elite karya Shogo Kinugasa.
Dan series anime itu sukses membuat para wibu (pecinta anime) menginginkan kemampuan seperti karakter tersebut. Menjadi manipulatif!
Kenapa sih mereka bisa memiliki pemikiran seperti itu? Ini dikarenakan animasi tersebut memiliki kemampuan dan kecerdasan di atas rata-rata serta mendapatkan setiap yang mereka inginkan dengan cara memanipulasi orang lain.
Seperti karakter anime di series Classroom Of The Elite, Kiyotaka Ayanokoji. Dibalik karakter sebagai remaja laki-laki pendiam dan lemah, dia menyembuyikan jati diri seorang manipulatif ulung.
Sedangkan karakter anime Johan Liebert di series The Nameless Monster juga gak kalah keren dalam melakukan manipulasi. Dia dapat membuat orang lain melakukan apa yang diinginkan dengan mencuci otak mereka.
Kesan karakter ini mampu mengintimidasi dan dapat membunuh orang lain. Anime tersebut menceritakan skala manipulasi secara personal hingga global yang dilakukan Johan Liebert yang bertujuan agar dunia berada dibawah kendalinya.
Dalam channel Youtube Ardhianzy yang membreakdown setiap animasi hasil request subscribers setianya. Dan akun Youtube ini pun telah memiliki 134K subscribers yang memaparkan tahap-tahap karakter anime dalam memanipulasi orang lain.
Di pemaparan yang berjudul Cara Memanipulasi Ala Kiyotaka Ayanokoji telah mendapatkan komentar dari akun Youtube Ajikk D Vlogger yang menulis “Sudah saya coba sedekat mungkin berfikir seperti dia ( Kiyotaka Ayanokoji). Dan semua berjalan sesuai rencana bahkan jangka waktunya juga”.
Ada juga yang berkomentar “Gue sempet ngehalu biar kaya Johan itu gimana, tapi setelah mikir terlalu dalam kok bisa ya si Johan ini ‘tahu’ betul inti masalah hidup di dalam diri seseorang yang ingin dia manipulasi. Sehingga dia bisa putus asa, bunuh orang. Bener-bener mind blowing sih kalau mengetahui lebih dalam ni anime” tulis akun Youtube zjfroz xxxxr di pemaparan Cara Memanipulasi Seperti Johan Liebert (Dan Hitler).
Nah, dari sinilah mindset keliru itu muncul. Mindset menjadi manipulatif itu keren dan mencontoh dari anime yang kita tahu itu adalah karakter dari buah pikiran manusia bahkan orang kafir. Di sini perlunya kesadaran pada generasi bahwa zaman sekarang gak lagi ada penjajahan fisik melainkan penjajahan pikiran yang dilakukan kaum barat terhadap generasi muslim.
Agenda global berupa perusakan generasi melalui 4F (Food, Fun, Fashion dan Film) telah merasuk dan diadopsi negeri-negeri muslim. Series anime ini contoh konkret suksesnya agenda global 4F yaitu film. Dari film, generasi terlenakan oleh tontonan dunia hayalan yang unfaedah.
Mirisnya menjadi panutan generasi masa kini. Makna dari kehidupan bagi mereka telah bergeser. Segala macam aktivitas generasi hanya berorientasi pada duniawi saja. Halal haram gak jadi masalah.
Paham sekularisme kapitalis, memisahkan agama dari kehidupan pun diterapkan di seluruh negeri muslim. Hal ini semakin memperparah kerusakan generasi. Agama hanya dipandang sekadar ibadah ritual, ketaatan terhadap Sang Pencipta hanya saat di waktu salat, zakat, puasa saja sedangkan diluar itu bebas bablas.
Para penguasa Kapitalis pun hanya memikirkan anggota kelompok mereka saja, keuntungan sebesar-besarnya menjadi satu-satunya tujuan mereka. Gak peduli generasi yang akan meneruskan kehidupan ini rusak.
Maka kunci dari masalah ini adalah dunia ini terbebas dari sistem kapitalisme hanya dengan meninggalkannya.
Secara global kita harus kembali menerapkan sistem Islam yang pernah sukses dalam 1400 tahun kegemilangannya. Ini terbukti dalam tinta sejarah dunia. Islam mewajibkan menuntut ilmu bagi setiap muslim.
Tentu saja pendidikan dijamin oleh negara. Negara menerapkan pendidikan berdasarkan akidah Islam yang bersumber dari Alquran dan As-sunah sehingga pola pikir serta pola sikap generasi terbentuk sesuai syariat Islam. Kekokohan akidah menjadi tameng dan karakter generasi cemerlang terwujud.
Generasi paham segala aktivitas kehidupan di dunia ini beribadah kepada Allah saja. Maka standar generasi menjadi hanya berpahala atau dosa. Di lingkup keluarga pun diatur. Seorang ibu dan ayah berperan aktif saling menjaga anak-anak mereka. Bahkan lebih dari itu tanggungjawab monitoring dilakukan oleh masyarakat, karena kesadaran setiap muslim wajib saling menasehati. Maka dakwah di masyarakat berjalan dan mampu meminimalisir pelanggaran.
Negara pun secara maksimal menutup segala akses yang dapat merusak akidah generasinya baik itu dalam bentuk bacaan, film dan lain sebagainya. Dari sini akan tercetak generasi cemerlang dengan karakter sesuai Islam, generasi mampu menjadi tonggak peradaban. Kuy, bekali diri mengkaji Islam. Biar kita gak ikutan tenggelam pada kehidupan kelam.
[LM, Ak]