Fenomena “Citayam Fashion Week” Kebebasan yang Kebablasan
Akhir-akhir ini warganet dihebohkan dengan “Citayam Fashion Week”, yang melanda beberapa kota salah satunya ialah kota Medan yang menjadi kota ketiga terkena demam “Citayam Fashion Week”. Fenomena ini menjadi hits di kalangan anak muda yang di catwalk adu outfit di tengah zebra cross jalan kesawan merdeka walk layaknya seorang model. Fenomena yang terjadi ini adalah bentuk ekspresi remaja terhadap aktualisasi diri mereka. Namun, harus disadari bahwa ada rambu-rambu yang harus diperhatikan dalam mengekspresikan diri jangan hanya sekadar ikut-ikutan yang lagi viral sehingga menghilangkan jati diri seorang pemuda.
Kembali menanggapi fenomena “Citayam Fashion Week” yang mana mulai dari selebgram, artis dan tokoh politik pun ikut meramaikannya. Salah satunya ialah Sandiaga Uno yang mengatakan ini adalah bagian dari demokratisasi gaya hidup milenial dan generasi Z, ia juga mengatakan ini adalah bagian dari urban tourism. Generasi muda hari ini khususnya pemuda muslim mungkin tidak menyadari kalau mereka adalah target dari kaum LGBT yang mana kebebasan berekspresi melalui fashion telah menjadi pintu masuk penyakit ini.
Tanpa kita sadari atau tidak dengan adanya fenomena ini menyadarkan kita beberapa hal. Pertama, bahwa generasi ini telah kehilangan jati diri mereka, yang seharusnya di usia mereka sibuk dalam menempuh pendidikan namun ada yang putus sekolah karena ekonomi ataupun karena permasalahan keluarga (broken home), sehingga mereka sibuk mencari kebebasan di luar. Dalam hal ini seharusnya pemerintah bertanggung jawab atas pemenuhan pendidikan yang layak bagi rakyatnya.
Kemudian kaum muda yang seharusnya berperan sebagai problem solver malah tenggelam dalam kenikmatan dunia semata akibat pragmatisnya cara berpikir mereka yang menganggap mudahnya meraup cuan hanya dengan konten-konten yang mereka buat. Inilah buah sekuler kapitalistik yang menjauhkan kaum muda dari Islam dan lebih mementingkan materi demi kesenangan duniawi. Sehingga kita semakin tidak paham akan tujuan kita hidup di dunia, yakni meraih rida Allah Swt. Sudah seharusnya kita kembali kepada sistem yang mampu membuat hidup para pemuda lebih terarah pada tujuan kehidupan dengan menerapkan aturan Islam secara kaffah.
Kiki Fatmala, S.IP
[Hw, Lm]