Wahai Muslimah, Pelajari Agama dengan Mendalam!

Oleh: Rochma Ummu Arifah 

 

Lensa Media News – Jagat sosial media dihebohkan dengan satu postingan berjudul “Perbedaan itu Menyatukan, Bukan Memisahkan”. Judul ini merepresentasikan pernikahan dua insan beda agama di dalam gereja dengan menampilkan si mempelai wanita memakai khimar. Publik pun ramai-ramai memberikan tanggapannya, pro-kontra ikut hadir dalam keramaian ini.

 

Hakikat Pernikahan

Islam sebagai satu agama yang sempurna dan paripurna tentu saja memiliki seperangkat aturan mengenai kehidupan manusia, salah satunya dalam hal pernikahan. Terlebih, pernikahan ini menjadi satu hal yang mendapatkan perhatian cukup besar dalam Al-Qur’an, baik itu di sisi wanita maupun laki-laki. Al-Qur’an juga menyebutkan bahwa posisi wanita sebagai istri, paling banyak disinggung di dalam ayat-ayatnya. Selain posisi wanita sebagai ibu maupun dalam peran sosialnya.

Aturan pernikahan ini salah satunya adalah mencakup siapa saja yang boleh untuk dinikahi dan tidak. Beberapa aturan dijelaskan di dalam Surat An-Nisa’ mengenai siapa saja wanita yang tidak boleh untuk dinikahi bagi seorang laki-laki muslim. Sedangkan untuk wanita muslimah, pedoman mengenai siapa saja dari kalangan laki-laki yang boleh dinikahi disebutkan di dalam surat Al-Baqarah ayat 221 dan surat Al-Mumtahanah ayat 10. Dua ayat ini menyebutkan secara jelas bahwa wanita muslimah tidak boleh menikah dengan pria non-muslim atau yang tidak berakidah Islam.

Pernikahan adalah ibadah terlama di dalam kehidupan manusia yang menimbulkan konsekuensi hak dan kewajiban antara suami dan istri. Tugas terberat seorang suami dalam keluarganya adalah surat At-Tahrim ayat 6. Ayat ini menjelaskan kepada laki-laki beriman untuk menjaga dirinya dan keluarganya dari api neraka. Logikanya, bagaimana mungkin seorang yang tak berkeyakinan kepada Allah SWT sebagai Sang Pencipta dan Pengatur Kehidupan, bisa menjaga dirinya dan keluarganya dari api neraka? Jelas-jelas keingkarannya tersebut sudah menjerumuskannya pada apa yang dilarang.

 

Pelajari Agama dengan Mendalam

Postingan ini menyiratkan indahnya toleransi. Cinta sejati yang tetap bisa disatukan terlepas dari perbedaan mendasar yang dimiliki pasangan ini, serta perbedaan akidah bukan penghambat untuk tetap bersatu dalam biduk rumah tangga pernikahan. Tentu saja, semua ini menjadi satu kesalahan besar. Sebagai muslim, apa saja yang dijalankannya di dalam kehidupannya tentu saja harus berlandaskan pada aturan syariat Islam itu sendiri. Mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan dan harus ditinggalkan.

Terlebih saat ini, hembusan paham sekularisme, pluralisme, islamofobia, serta moderasi beragama banyak merasuki akal pikiran dan pemahaman sebagian dari umat Islam. Tak ayal, apa yang digambarkan di dalam postingan ini menjadi salah satu buah dari sejumlah paham ini.

Untuk itu, bagi seorang wanita muslimah, haruslah selalu bersemangat untuk mendalami agamanya dengan benar dan mendalam. Tidak mengambil aturan agama ini hanya secuil dan tak lengkap. Serta mudah tergoda rayuan paham yang sejatinya bertentangan dengan aturan Islam itu sendiri.

Jika muslimah memiliki pemahaman yang benar mengenai agamanya, tentu saja hal ini tak akan mudah terjadi. Muslimah tak akan mudah terpedaya oleh rayuan cinta sejati yang palsu, yang sejatinya malah menyengsarakan dunia dan terlebih akhirat. Muslimah akan memahami prioritas mana yang harus dikedepankan jika ada benturan seperti ini, yaitu cinta atau syariat.

Bagi muslim sejati, keimananlah yang memimpin kehidupannya. Apa yang diperbolehkan itulah yang dijalankan dan apa yang dilarang itulah yang ditinggalkan. Keimanan yang mantap menghadirkan keyakinan yang tinggi pada aturan Allah yang sejatinya adalah untuk manfaat manusia sendiri. Serta mampu memikirkan dan menilai segala sesuatu berdasarkan standar dan pertimbangan syara. Sebagaimana apa yang disampaikan di dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah Ayat 100, “Katakanlah (Muhammad), “Tidaklah sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya keburukan itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat, agar kamu beruntung.”

Wallahu a’lam bishshawab.

[ah/LM]

Please follow and like us:

Tentang Penulis