Bunda Anakmu adalah Cermin Dirimu
Oleh: Sri Purwanti, A.Md.K.L.
(Analisis Mutiara Umat)
Parenting – “Setiap bayi terlahir dalam kondisi suci. Kedua orang tuanya lah yang menjadikannya Yahudi, nasrani atau Majusi” (HR Bukhari, Muslim).
Hadis tersebut menggambarkan kondisi seorang anak. Dia ibarat kertas putih yang belum terisi, orang tuanya lah yang akan memberikan warna di dalamnya.
Perilaku anak merupakan cerminan bagaimana dia diperlakukan dan dididik oleh orang tuanya. Karena pada awal pertumbuhan (golden age) apa yang dilakukan anak merupakan copy paste dari apa yang mereka lihat, mereka dengar sehari-hari. Sehingga pola asuh orang tua memiliki peran besar dalam pembentukan karakter dan tingkah laku anak.
Apa yang kita rasakan ketika bertemu dengan anak yang salehah, rajin beribadah, sopan, lemah lembut, pintar, suka berbagi? Sebaliknya apa yang kita rasakan manakala bertemu dengan anak yang susah diatur, semau gue, tidak sopan, bahkan cenderung urakan? Apakah semua itu bisa terjadi begitu saja? Tentu tidak, peran orang tua dan keluarga dekat sangat dominan.
Mendidik Anak dalam Kacamata Islam
Anak adalah amanah bagi setiap orang tua. Oleh karena itu, orang tua wajib memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Sebagai seorang Muslim tentunya kita berharap bisa memiliki anak yang saleh/salehah, taat kepada ajaran agamanya, dan bisa menjadi tabungan kelak di yaumil akhir melalui doa-doanya. Mendidik anak merupakan tugas mulia karena ketika orang tua mendidik anak-anaknya, sesungguhnya mereka sedang mempersiapkan pewaris tongkat estafet perjuangan.
Bagaimana caranya supaya anak-anak kita menjadi anak yang saleh dan salehah? Yang pertama, tentu saja ayah dan ibu harus menyamakan visi dan misi pendidikan anak. Kemudian memberikan contoh secara langsung, orang tua harus berhati-hati ketika berbicara dan berperilaku. Karena apa yang mereka lakukan akan ditiru oleh anak.
Bagaimana Caranya Menghasilkan Cermin yang Baik?
Agar orang tua bisa menghasilkan cermin yang baik maka ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Pertama, tanamkan akidah kepada anak sejak dini. Ajarkan anak mengenal Rabb-Nya, ajarkan anak mengenal aurat dan batasannya. Mengajarkan agama kepada anak sejak dini akan memudahkan orang tua mengarahkan anak ketika mereka dewasa, sehingga tidak mudah terjerumus dalam pergaulan yang salah. Agama adalah benteng utama untuk melindungi anak dari gempuran budaya yang rusak dan merusak.
Kedua, orang tua yang mendidik anak dengan penuh kasih sayang, namun tetap tegas akan memberikan pengaruh positif bagi perkembangan psikologi anak. Meningkatkan rasa percaya diri anak, mendekatkan anak dengan orang tua, meningkatkan kinerja otak anak. Anak-anak yang dididik dengan penuh kasih sayang akan tumbuh menjadi pribadi yang lemah lembut dan santun, dan penuh empati ketika mereka tumbuh dewasa.
Ketiga, mengajarkan anak adab dan akhlak mulia. Sebagaimana kita ketahui keluarga adalah madrasah pertama bagi anak. oleh karena itu, bunda sebagai pendidik pertama dan utama harus menanamkan adab yang baik, karena itu akan menjadi bekal anak untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Tentu kita tidak ingin anak-anak kita menjadi bahan cemooh karena minus adab bukan?
Keempat, tidak pilih kasih kepada anak. Bagi orang tua yang diberi amanah lebih dari satu anak hendaknya berusaha bersikap adil. Perilaku pilih kasih, cenderung condong kepada salah satu anak bukan merupakan contoh yang baik. Karena akan menyebabkan satu anak merasa tersisihkan dan tidak disayangi. Hal itu tentu akan mempengaruhi psikologinya hingga mereka dewasa. Maka tidak heran jika kadang kita menemukan ada saudara yang tidak akur satu sama lain.
Kelima, hindari bentakan dan teriakan. Demikian juga dengan orang tua yang mendidik dengan bentakan, celaan, kekerasan (mencubit, memukul dll) maka akan melahirkan karakter anak susah diatur, emosional dan kurang empati.
Tidak bisa dipungkiri, sebagai orang tua yang harus menjalani banyak peran kadang memang melelahkan, menguras emosi, dan energy. Namun, alangkah baiknya jika tetap berusaha menjadi pendidik yang baik bagi anak-anak sehingga kertas putih itu hanya akan terisi dengan catatan kebaikan. Senantiasa berdoa memohon kekuatan kepada Allah semoga kita dimampukan menjadi orang tua yang senantiasa berusaha dan belajar menjadi lebih baik.
Wallahu a’lam bishawab.
[ra/LM]