Isu Radikalisme, Terorisme, Isu Basi Tumbangkan Islam Hakiki

Oleh : Yuke Octavianty

(Komunitas Pejuang Pena Dakwah)

 

Lensa Media News – Narasi kebencian terhadap Islam dan kaum muslimin masih terus membara. Brigjen Efendi, Direktur Keamanan Negara Badan Intelejen Mabes Polri, mengungkapkan bakal melakukan pemetaan terhadap masjid-masjid dengan tujuan mencegah penyebaran paham terorisme (harianaceh.com, 26/1/2022).

Dilansir dari tribunnews.com, 3/2/2022, BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) menyebutkan bahwa ada 198 pondok pesantren yang terafiliasi terorisme. Tentu hal tersebut menuai kritik publik. Salah satunya, Kementrian Agama. Staf Khusus Menteri Agama Bidang Media dan Komunikasi Publik, Wibowo Prasetyo, meminta BNPT untuk melibatkan Kementrian Agama dalam kegiatan yang “beraroma” pondok pesantren (tribunnews.com, 3/2/2022).

Majelis Ulama Indonesia pun memiliki pendapat tersendiri. MUI meminta untuk menghentikan narasi kebencian yang menyudutkan pondok pesantren (republika.id, 28/1/2022). Hal ini disampaikan oleh KH. Akhmad Alim, Sekretaris Jenderal Badan Kerjasama Pondok Pesantren Indonesia. Beliau juga menambahkan bahwa pondok pesantren adalah produk asli pendidikan Indonesia sebelum adanya pendidikan nasional.

Pertanyaan besarnya adalah mengapa isu terorisme dan radikalisme selalu dikaitkan dengan simbol-simbol ajaran agama Islam?

Islamophobia terus digaungkan, padahal negeri ini berpenduduk mayoritas muslim. Pengamat Politik Islam, Dr. Riyan, M.Ag, mengkritisi isu pemetaan masjid dan pondok pesantren yang berkaitan dengan radikalisme dan terorisme (kabar.muslimahnews.net, 2/2/2022). Dr. Riyan mengungkapkan adanya skenario jahat dan Islamophobia akut, yakni adanya ketakutan terhadap Islam yang tak beralasan.

Tampaklah dalam fakta-fakta yang terpampang, bahwa negara sedang menggembosi Islam dan segala sesuatu yang berkaitan dengan simbol serta ajarannya. Termasuk mengkriminalisasi ide Khilafah, jihad dan syariah Islam kaffah. Inilah agenda besar kaum Barat yang ingin memecah belah kaum muslim di negeri ini. Tentu hal ini sangat membahayakan persatuan kaum muslimin.

Selain itu, isu radikalisme dan terorisme yang dibesar-besarkan di tengah umat, adalah upaya rezim untuk menutupi kegagalan dalam menjalankan pemerintahan selama ini. Menjadikan radikalisme dan terorisme sebagai biang kekacauan dalam negeri. Padahal faktanya, tak demikian. Justru segala kekacauan ini dilahirkan dari sistem yang cacat. Yaitu sistem sekulerisme. Sistem yang menihilkan aturan agama dalam setiap segi kehidupan. Wajar saja, jika segala kerusakan ini tercipta. Karena setiap segi kehidupan diatur oleh aturan manusia, yang rusak sejak awal. Cacat sejak lahir. Aturan manusia yang mengedepankan keserakahan segelintir golongan dan mengabaikan kesejahteraan umat. Dzolim. Segala aturan cacat ini pasti berujung pada kesengsaraan umat. Seperti yang kini terjadi.

Inilah permainan rezim yang seharusnya disadari oleh umat. Jangan sampai, kaum muslimin terjerumus dalam isu busuk yang sengaja dihembuskan. Isu radikalisme dan terorisme justru menciptakan kegaduhan dan perpecahan dalam kehidupan umat.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman; yang artinya,

Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya, seperti sebuah lubang yang tidak tembus yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung kaca, (dan) tabung kaca itu bagaikan bintang yang berkilauan, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat, yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah memberi petunjuk kepada cahaya-Nya bagi orang yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. An-Nur : 35)

Tak akan pernah bisa dipadamkan saat cahaya agama Allah SWT. bersinar terang benderang menerangi kehidupan dunia. Meskipun sebagian kaum berusaha memadamkannya. Allah SWT. pasti memberi petunjuk kepada yang Dia kehendaki. Yaitu kepada golongan-golongan kaum muslim yang senantiasa kokoh dan istiqomah dalam memegang syariat Islam. Tanpa ragu. Tanpa takut. InnaLLaha ma ‘ana. Allah pasti membersamai golongan yang beriman dan amanah dalam iman dan takwa. Untuk tujuan hidup mulia, yaitu tercapainya rida Allah SWT. dalam syariat Islam yang menyeluruh.

Wallahu a’lam bisshowwab.

 

[LM]

Please follow and like us:

Tentang Penulis