Bagaimana Mempersiapkan PTM yang Aman Untuk Ananda?

Oleh : Sri Purwanti, Amd.K.L.

(Analis Mutiara Umat) 

 

Parenting – Pandemi Covid-19 masih menyelimuti negeri ini. Meskipun kurva penyebarannya sudah mulai melandai, namun tidak berarti kondisi sudah normal dan aman. Kita tetap harus taat protokol kesehatan untuk meminimalisir penyebaran virus Corona.

Sebagaimana kita ketahui, pandemi yang terjadi membawa dampak pada semua sektor. Tak terkecuali sektor pendidikan. Anak-anak harus belajar secara online untuk mencegah penularan virus. Kita akui bahwa sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) memiliki banyak kendala. Mulai dari gadget yang di gunakan sebagai media pembelajaran, jaringan internet yang kadang tidak lancar, bahkan penangkapan anak didik terhadap bahan ajar yang tidak maksimal karena tidak bertatap muka secara langsung dengan gurunya. Tak ayal orang tua pun bertambah tugasnya, karena harus menjadi guru pendamping di rumah selama anak-anak menjalani PJJ.

Hampir dua pekan ini wacana Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTM) mulai hangat diperbincangkan. Hal ini di tunggu banyak pihak untuk menghindari learning loss. Presiden Joko Widodo menjelaskan bahwa pembukaan sekolah bisa dimulai setelah pelajar dan guru yang berada di seluruh Indonesia mendapatkan vaksin Covid-19. Namun, pada 23 Agustus 2021 Mendikbutristek Nadiem Makarim menyatakan bahwa sekolah sudah mulai bisa dibuka untuk wilayah yang PPKM nya berada di level 1-3 , sekaligus sudah boleh melaksanakan PTM terbatas meskipun belum semua divaksinasi.

Beberapa daerah sudah mulai melaksanakan PTM terbatas. Anak-anak mulai masuk sekolah meskipun jam belajar dikurangi menjadi dua jam setiap pertemuan, dan menerapkan sistem rolling. Namun, harus kita pahami bahwa pembukaan sekolah pada masa pandemi bukan tanpa risiko. Meskipun semua warga sekolah sudah divaksin tetap berpeluang terinfeksi Covid-19.

 

Tindakan Preventif sebelum Melepas Anak ke Sekolah

Sebagai orang tua tentunya kita akan selalu memastikan keamanan anak-anak ketika mereka beraktivitas. Termasuk ketika memutuskan untuk melepas anak mengikuti PTM. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan. Pertama, memastikan aturan yang diterapkan pihak sekolah, mulai dari penerapan protokol kesehatan, peraturan orang yang keluar masuk sekolah dan jumlah siswa dalam tiap kelas.

Kedua, memastikan kondisi kesehatan anak. Anak yang memiliki komorbid sangat rentan terpapar Covid-19, oleh karena itu jika orang tua mendapati kondisi anak sedang tidak fit sebaiknya menunda kegiatan PTM agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan. Ketiga, memastikan anak taat protokol kesehatan. Anak-anak sering tidak betah memakai masker karena alasan sesak, panas dan lain sebagainya. Maka orang tua perlu memahamkan anak supaya mereka tetap memakai masker selama PJJ. Menjaga jarak dengan kawan, serta membiasakan sering mencuci tangan. Mengajari anak etika batuk dan bersin, ketika batuk atau bersih usahakan menutup dengan tisu kemudian langsung membuang ke tempat sampah. Segera cuci tangan setelah batuk atau bersin. Hindari menyentuh area wajah (mata, hidung, mulut).

Keempat, menjaga pola hidup sehat sehingga daya tahan tubuh anak kuat. Memastikan asupan gizi seimbang, istirahat cukup, memastikan asupan vitamin. Membiasakan berjemur di bawah sinar matahari pagi maksimal 15 menit. Ikhtiar ini insyaAllah akan meningkatkan imunitas dalam tubuh anggota keluarga.

Sebagai seorang muslim, wabah merupakan ujian yang harus kita hadapi dengan sabar dan tawakal. Memaksimalkan ikhtiar supaya tidak terpapar, dan senantiasa memohon perlindungan kepada Allah. Virus Corona adalah salah satu makhluk Allah sebagaimana makhluk lainnya yang tidak akan bergerak atas izin Allah sang Pencipta. Kehadirannya di muka bumi bisa jadi adalah salah satu bentuk kerinduan Allah kepada hamba-Nya, supaya kita kembali kepada aturan-Nya yang telah lama kita lupakan. Karena jauh berabad silam juga pernah terjadi pandemi, namun dengan cepat segera teratasi, dan kondisi kembali normal. Jika saat ini pandemi tak kunjung usai, bukankah selayaknya kita bermuhasabah, mengapa ini bisa tejadi?

Wallahu a’lam bishsawab.

 

[ry/LM]

Please follow and like us:

Tentang Penulis