Saatnya Melepas Ananda ke Pondok

Oleh : Sri Purwanti, Amd.k.L.

(Analis Mutiara Umat)

 

Parenting – Pilihan memasukan anak ke pondok pesantren memang masih menjadi pro kontra di tengah masyarakat. Sebagian orang tua beranggapan ketika memasukkan anak ke pondok sama saja itu membuang anak, menjauhkan anak dari orang tua, memaksa mereka bersikap dewasa sejak dini. Namun, ada orang tua yang memilih alternatif memasukan anaknya ke pondok dengan tujuan untuk menjaga pergaulan anak-anak, menghindari fitnah dunia yang semakin mengerikan, serta memberikan bekal ilmu agama yang mencukupi yang tidak bisa dipenuhi oleh orang tua.

Ketika memilih untuk memasukan anak ke pondok pesantren, maka orang tua perlu bicara dari hati ke hati dengan anak. Sehingga anak paham mengapa mereka harus memilih melanjutkan pendidikan ke pondok. Ajak anak-anak meluruskan niat, sehingga mereka paham bahwa menuntut ilmu itu bukan sekadar prestise, namun untuk memenuhi kewajiban sebagai seorang Muslim.

Ajak anak berdiskusi untuk memilih pesantren yang tepat untuk mereka. Berikan gambaran kepada anak tentang kehidupan di pondok, termasuk referensi beberapa pondok yang akan dipilih. Ketika anak memilih sendiri pondok yang mereka inginkan, biasanya mereka akan memiliki feel tersendiri, sehingga akan lebih mudah beradaptasi dengan kehidupan pondok.

Meskipun sudah memantapkan pilihan tetapi sebagai orang tua terutama pasti akan merasakan ada yang hilang ketika pertama kali melepaskan anak ke pondok pesantren. Hal itu terjadi karena ibu yang membersamai sejak anak dalam kandungan, lahir, menyusui, bahkan menemani dalam setiap jenjang pendidikan sebelumnya. Namun, satu hal yang harus dipahami bahwa diperlukan keikhlasan dan sikap tegar ketika pertama kali mengantarkan ananda untuk menuntut ilmu jauh dari orang tua.

Hal ini sebagaimana yang dilakukan oleh ibunda Imam Syafi’i, beliau melepas putranya untuk berjuang menuntut ilmu dengan motivasi dan harapan. Bahkan beliau meyakinkan putranya bahwa Allah akan senantiasa memberinya kemudahan. Maka sudah selayaknya kita melepas dengan ikhlas putra-putri kita mereguk nikmatnya ilmu pengetahuan. Mencari bekal untuk kehidupan dunia akhirat.

Rasulullah saw. bersabda: “ Barang siapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu maka Allah memudahkan jalannya menuju surga. Ssungguhnya para malaikat membentangkan sayapnya untuk orang yang menuntut ilmu karena rida atas apa yang mereka lakukan. Dan sesungguhnya orang-orang dimintakan ampun oleh penghuni langit dan bumi, bahkan ikan-ikan yang berada di dalam air.” (HR. Abu Daud no. 3641).

Maka sudah selayaknya kita berbesar hati untuk melepas mereka, mengiringi langkahnya dengan curahan doa supaya mereka dimudahkan dalam menimba ilmu. Mendukung mereka untuk menjadi pelita di tengah kegelapan sehingga bisa menajdi penerang umat akhir zaman.

Memantapkan hati meskipun air mata berlinang, menguatkan azzam bahwa pilihan yang telah kita ambil adalah pilihan yang terbaik. Berikan kepercayaan kepada anak-anak bahwa mereka akan mudah beradapatasi dengan lingkungan barunya. Suasana di pondok akan melahirkan perasaan senasib, seperjuangan sehingga mereka akan lebih muda menyatu dengan kawan-kawannya yang datang dari berbagai penjuru.

Belajar ikhlas melepas mereka untuk mengejar mimpinya, menghilangkan semua rasa melow yang datang menyapa. Sehingga anak-anak akan mudah berkonsentrasi ketika belajar. Karena disadari atau tidak apa yang dirasakan oleh orang tua terutama ibu gelombangnya akan sampai kepada anak.

Semoga Allah memudahkan langkah putra-putri kita menjadi generasi Muslim yang berilmu dan bersyaksyiah islamiyyah. Menjadi generasi emas yang bisa mewujudkan peradaban gemilang.

Wallahu a’lam bishshawab.

 

[LM/RY]

Please follow and like us:

Tentang Penulis