Membersamai Ananda Berpuasa

Oleh: Atik Setyawati

 

Parenting – Ibadah shaum atau puasa adalah salah satu rukun Islam. Siapa saja yang mengaku beragama Islam maka harus memenuhi rukunnya. Muslim, dewasa, berakal, dan tidak ada uzur maka harus berpuasa. Dengan demikian puasa tidak diwajibkan bagi anak-anak yang belum baligh. Meskipun belum diwajibkan, melatih berpuasa pada anak-anak usia dini sangat diperlukan. Mengapa? Agar ketika anak mencapai usia baligh, ia telah terbiasa melaksanakan ibadah puasa. Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan orang tua dalam membersamai ananda melaksanakan ibadah puasa.

 

Langkah Pertama

Mengenalkan rukun Islam pada anak. Syahadat, salat, membayar zakat, puasa di bulan Ramadan, dan naik haji bila mampu. Puasa, ada puasa sunnah dan puasa wajib. Anak-anak sejak dini dilatih berpuasa. Mulai memperkenalkan istilah makan sahur dan berbuka. Selain itu juga menyampaikan makna puasa secara sederhana bagi usia 3-5 tahun, yaitu menahan lapar dan haus, tidak marah, juga tidak menangis. Awali bangun tidur ananda dengan memberikan makan. Pada hari biasa kita menyebutnya sarapan, saat Ramadan diganti dengan istilah sahur. Ananda tidak makan, tidak jajan, tidak minum, tidak menangis sampai pukul 10. Saat pukul 10 boleh makan, minum maupun mengemil. Kita menyebutkannya ananda sedang berbuka. Dilanjutkan berpuasa kembali. Temani saat ananda tidur siang, qoilulloh. Bisa mengawalinya dengan membacakan buku cerita untuknya hingga tertidur.

 

Langkah Kedua

Membersamai ananda yang sudah memahami makna berpuasa. Sampaikan padanya hal-hal yang dapat membatalkan puasa, fadhilah atau keutamaan berpuasa, manfaat puasa bagi kesehatan. Juga, betapa besarnya pahala yang akan didapatkan bagi muslim yang berpuasa.

 

Langkah Ketiga

Memberikan asupan gizi seimbang dengan makanan yang halal dan thoyib untuk makan sahur dan berbuka. Membiasakan berbuka dengan buah yang segar ataupun kurma. Menghindari makanan yang dapat menjadikan ananda jatuh sakit. Memberikan pemahaman pada ananda bahwa makanan dan minuman yang halal dan thoyyib pasti enak lagi menyehatkan. Sehingga diharapkan ananda menjadi terbiasa mengonsumsi makanan halal dan thoyyib. Sudah sehat, berpahala juga. Hal yang harus diperhatikan sebagai orang tua bahwa orang tua tetap harus bijaksana menyikapi kemampuan Ananda berpuasa. Artinya, ketika Ananda terlihat sangat lemas dan tidak kuat melanjutkan puasanya, segera diberi minum dan makan. Jangan sampai ananda sakit karena berlatih berpuasa.

 

Langkah Keempat

Mengajak ananda melaksanakan ibadah dan amal salih pada saat berpuasa. Misalnya, salat berjamaah, salat sunah baik salat rawatib, duha maupun qiyamul lail, membaca al-Quran, mendalami akidah Islam, membaca siroh Rasul dan sahabat, menghapal ayat Qur’an dan murojaah bersama. Bisa juga memberikan sedekah untuk berbuka puasa ke tetangga meskipun hanya dengan semangkuk kolak. Menggalakkan fastabiqul khairat antara kakak dan adik sehingga suasana semangat beribadah senantiasa menghiasi aktivitas di rumah. Jangan lupa untuk memberikan reward setiap kemajuan ibadah puasa ananda. Artinya, bila Ananda sanggup berpuasa hingga Maghrib maka berikan hadiah untuknya. Berikan makanan kesukaannya. Mengajaknya jalan-jalan (ngabuburit) dan suasana yang menyenangkan bagi Ananda.

 

Langkah Kelima

Memberikan keteladanan kepada ananda. Orang tua menampakkan rasa mudah, bahagia dan ringan dalam melaksanakan ibadah puasa. Sehingga, ananda merasakan bahwa orang tuanya juga melaksanakan apa yang mereka perintahkan kepadanya. Bersama-sama melaksanakan amal salih di rumah. Jika keluar rumah tetap menjalankan protokol kesehatan.

 

Terakhir

Senantiasa mendoakan ananda menjadi anak yang selalu taat menjalankan kewajiban sebagai muslim. Mendoakan agar kesalihan yang terwujud tetap terjaga baik ketika mereka berada di dekat orang tuanya maupun dalam keadaan jauh dari kedua orang tua.
Semoga akan terlahir anak-anak yang salih dan salihah. Aamiin.

Wallahua’lambishshawwab.

 

[lnr/LM]

Please follow and like us:

Tentang Penulis