Muslim Rohingya Terus Terlunta Tanpa Penjaga
Oleh: Agu Dian Sofiyani
Lensamedianews.com-Tanpa penjaga, nasib muslim Rohingya hingga kini masih terlunta. Sejak genosida oleh militer Myanmar, sebagian muslim Rohingya menjadi pengungsi di negara tetangganya, yakni Bangladesh. Meskipun Bangladesh adalah negara mayoritas Muslim, namun karena sekat nasionalisme, ikatan persaudaraan sesama muslim sirna tak bersisa.
Bangladesh menempatkan Muslim Rohingya di Cox Bazar, tempat penampungan yang menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi, adalah salah satu bagian yang paling rawan bencana (liputan6.com, 29 Juli 2021). Bahkan sebagian pengungsi yang lain sudah dipindahkan ke pulau Bhasan Car, pulau yang rentan dengan badai dan banjir pada Januari 2021.
Penderitaan muslim Rohingya masih belum usai. Hujan deras selama berhari-hari telah mengguyur kamp pengungsi Rohingya di Bangladesh Selatan hingga menghancurkan tempat tinggal mereka. Mengutip laporan awal Komisaris Tinggi PBB, lebih dari 12.000 pengungsi Rohingya terkena dampak hujan deras. Sementara itu, sekitar 2.500 tempat penampungan telah rusak atau hancur. Lima orang meninggal akibat longsor dan satu anak meninggal karena hanyut terbawa banjir. Salah satu pengungsi mengatakan mereka tidak bisa makan karena rumah penuh dengan air (liputan6.com, 29 Juli 2021). Begitulah situasi terkini tentang Muslim Rohingya. Mereka masih diliputi kesedihan dan penderitaan. Mengapa kondisi ini belum bisa diakhiri?
Akar masalah yang menyebabkan semua ini, bermuara pada satu hal, yakni ketiadaan khalifah, Sang Perisai Umat. Sejak tahun 1924, sistem pemerintahan Islam (Khilafah) dihapuskan oleh Mustafa Kamal. Sejak saat itu, tak ada lagi khalifah yang menjaga umat Islam. Umat Islam menjadi terpecah belah menjadi serpihan 50 negara tak berdaya. Nasib umat Islam seperti anak ayam yang kehilangan induknya. Lemah dan tak ada yang melindungi.
Ketika militer Myanmar melakukan genosida pada muslim Rohingya, tak ada yang menolong dan membela, kecuali hanya kecaman lisan yang tak berpengaruh apa-apa. Nasionalisme menjadi penghalang sesama muslim menolong saudaranya. Umat Islam tak lagi bergeming dengan sabda Nabi Saw. yang menyatakan: “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, dia tidak menzaliminya dan tidak membiarkannya untuk disakiti. Siapa yang membantu kebutuhan saudaranya maka Allah akan membantu kebutuhannya.” (HR. Bukhari)
Sudah saatnya kita tidak lagi diam menyaksikan penderitaan muslim Rohingya. Yang harus kita lakukan saat ini adalah memperjuangkan keberadaan khilafah, yang pemimpinnya disebut khalifah. Khalifah adalah pemimpin yang akan menyatukan umat Islam di seluruh dunia. Dialah yang akan memobilisasi tentara Islam untuk menolong umat Islam yang dijajah oleh militer kafir penjajah termasuk militer Myanmar. Khalifah tak akan membiarkan muslim Rohingya kesulitan memiliki tempat tinggal dan kelaparan. Hanya dengan mewujudkan khilafahlah, penderitaan dan kesedihan muslim Rohingya akan berakhir. Tanpa khilafah, nasib muslim Rohingya akan terus terlunta. [LM/lnr]