Insentif Rumah Sakit dan Nakes Susah, Kemana Pemerintah?
Ditengah gentingnya situasi merebaknya kasus Covid-19 di tengah-tengah masyarakat, terdapat masalah soal anggaran insentif bagi RS dan Nakes. Beberapa diantaranya mengeluhkan bahwa dalam beberapa bulan terakhir insentif belum dibayarkan secara penuh. Seperti halnya di Kuningan, insentif untuk nakes menunggak hingga delapan bulan.
Sangat disayangkan, pemerintah abai dalam hal ini. Walau sudah menjanjikan, namun nakes tidak langsung bisa mendapatkan insentif. Mereka harus menyertakan data dukung untuk bisa mendapatkan insentif. Bila data dukungnya tidak lengkap maka akan sulit mendapatkan insentif.
Dengan pengorbanan yang besar, tentu sudah seharusnya mereka diberikan fasilitas kemudahan pencairan anggaran. Dengan begitu RS dan Nakes mampu memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Disinilah peran pemerintah dibutuhkan, penyelamatan jiwa masyarakat haruslah menjadi hal yang utama. Hal itu juga dibuktikan dengan memberikan kesejahteraan bagi mereka yang berada di garis depan.
Sistem kapitalisme menjadikan segala sesuatu akan diukur dari bagaimana bisa mendatangkan manfaat, kebijakan diatur sesuai kepentingan sesaat, hingga memunculkan birokasi yang kaku. Didalam sebuah hadis disampaikan bahwa :
“ Imam (Khalifah) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya. ” (HR al-Bukhari).
Terbukti dari bagaimana pemerintah mengambil kebijakan. Penanganan Covid yang terkesan lambat, munculnya Tenaga Kerja Asing yang masuk ke dalam negeri tanpa pengawalan ketat, keadilan penegakkan hukum yang pilih kasih, pengenaan pajak yang menyulitkan rakyat, hingga pengutamaan pemulihan ekonomi dibandingkan dengan kesejahteraan para Nakes. Lalu apa yang sebenarnya menjadi prioritas pemerintah dalam kondisi saat ini? Sampai kapan kita bisa terbebas dari wabah Covid-19?
Maka, mari kita berkaca pada Islam. Bagaimana solusi untuk mengatasi wabah. Bagaimana pemimpin mampu memberikan ri’ayah pada umat agar bisa mencapai solusi tuntas dan mendapat rida Allah Swt. Yakni dengan mengkaji Islam lebih dalam, bertanya dan berdiskusi dengan para ahli. Namun, kita masih harus terus berjuang untuk menyadarkan pemimpin kita serta umat agar mau menoleh pada solusi Islam dan diatur dengan syariat Islam.
Hanif Eka Meiana, SE
[faz/LM]