Program Kompor Listrik untuk Kepentingan Siapa?

Pemerintah saat ini tengah mematangkan rencananya untuk menyiapkan anggaran insentif guna mendorong masyarakat beralih dari kompor gas ke kompor listrik atau induksi.

Hal ini dilakukan untuk menekan angka impor LPG di dalam negeri yang dinilai cukup tinggi, serta demi kemaslahatan rakyatnya. Namun, benarkah kebijakan tersebut demi kemaslahatan rakyat?

Kebijakan pemerintah tersebut patut dipertimbangkan. Jangan hanya sekadar membebek pada negara barat atau program global tentang energi bersih tanpa mempertimbangkan keadaan rakyat sendiri. Pun, jangan sampai kebijakan tersebut justru membebani rakyat dengan harus membeli peralatan baru.

Sebab, walaupun negara menyiapkan insentif untuk mendorong kebijakan tersebut, benarkah nantinya insentif tersebut bisa menjangkau seluruh rakyat Indonesia dan diberikan secara gratis.

Hal tersebut seakan mimpi di siang bolong. Sebab, kita ketahui bersama jika sistem hari ini adalah sistem kapitalis yang berasas pada materi. Sehingga, pemenuhan kebutuhan rakyatnya secara gratis seakan hal mustahil. Para penguasa selalu berhitung untung rugi kepada rakyatnya dalam segala aspek.

Berbeda dengan Islam yang mewajibkan penguasa untuk meriayah rakyatnya dengan baik, serta menyediakan seluruh kebutuhan rakyatnya. Sehingga, dalam penetapan sebuah kebijakan baru penguasa lebih dulu memperhatikan keadaan rakyatnya. Pun, mereka menyediakan segala fasilitas guna menunjang kebijakan tersebut. Fasilitas tersebut juga diberikan secara gratis dan menyeluruh.

Khadziyah Naflah
Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara

 

[LM/Ra]

Please follow and like us:

Tentang Penulis