Suasana duka masih menyelimuti masyarakat di Nusa Tenggara Timur yang diterjang badai banjir bandang beberapa hari yang lalu. Menurut BMKG, penyebab terjadinya bencana banjir tersebut adalah adanya badai seroja yang melintasi wilayah Indonesia.

Bencana atau apapun itu yang menimpa manusia adalah bagian dari takdir atau kehendak dari Allah. Karena tidak ada satupun yang menimpa manusia kecuali dengan kehendak-Nya. Selain itu bencana juga disebabkan oleh ulah tangan-tangan manusia yang melakukan kerusakan di muka bumi. Serta perilaku manusia yang telah jauh meninggalkan syariat-syariat Allah. Perzinahan menjadi tren, riba menjadi budaya, pergaulan bebas antara lawan jenis dianggap sesuatu yang biasa, korupsi menggurita dan masih banyak lagi kemaksiatan lainya yang menjadikan Allah murka.

Sejatinya, bencana yang terjadi menjadikan manusia introspeksi diri atas segala kemaksiatan yang telah dilakukan, menyadari betapa manusia telah begitu jauh meninggalkan Allah, tidak serta merta menyalahkan cuaca atau badai dan kembali mengingat-Nya dengan menerapkan syariat-Nya sehingga keberkahan akan menyelimuti bumi ini. Sebagaimana keberkahan menyelimuti dunia pada saat syariat Islam masih ditegakkan serta hukum Islam masih diterapakkan oleh negara pada masa Islam berjaya.

Sejarah mencatat selama beberapa abad Islam berkuasa hanya ada 200 kejahatan yang diadukan ke pengadilan, hal ini tidak terlepas adanya penerapan hukum Islam beserta sanksinya yang membuat manusia menjadi jera. Ditambah lagi dengan adanya dorongan ketakwaan dari masyarakat, serta ketegasan dari negara dalam melaksanakan sistem hukum Islam tersebut.

Namun, semua ini diperlukan eksistensi masyarakat Islam di bawah naungan Daulah Khilafah Islamiyah yang akan menjalankan hukum Islam secara total. Karena penerapan syariat Islam dalam catatan sejarah kaum muslim mampu mencegah terjadinya kejahatan seminimal mungkin.

Saatnya kita kembali pada sistem Islam yang menerapakan hukum Islam dalam setiap sendi kehidupan. Sehingga keberkahan akan kita dapatkan di dunia dan akhirat. Wallahu A’lam Bishawab.

Dewi Sartika
Konda, konawe Selatan

 

[LM/Hw]

Please follow and like us:

Tentang Penulis